Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pengaruh Media Terhadap Moral dan Aqidah anak bangsa


BAB I
P E N D A H U L U A N


A. Latar Belakang Masalah.
Dewasa ini teknologi sudah semakin maju. Dimana orang dalam memerlukan berita atau informasi sudah sangat mudah memperolehnya. Dari sekian banyak kemajuan teknologi salah satu diantaranya adalah pesawat televisi. Berbicara mengenai televisi, tentu ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya, yakni yang menyajikan, yang disajikan dan yang menikmati.
Televisi yang selama ini berperan sebagai media massa elektronik, walaupun dalam bentuk yang paling sederhana, ternyata mampu menggelitik, mempengaruhi dan menggiring seluruh umat manusia untuk membeli dan memilikinya di berbagai belahan bumi ini sehingga boleh jadi, sampai hari ini, sudah sekian milyar pesawat televisi diproduksi banyak pabrik di seluruh dunia. Sementara merk, harga, mutu dan modelnya pun sudah sangat beragam dan banyak pilihan. 
Di antara berbagai media massa, televisi memainkan peran yang terbesar dalam menyajikan informasi yang tidak layak dan terlalu dini bagi anak-anak. Menurut para pakar masalah media dan psikologi, di balik keunggulan yang dimilikinya, televisi berpotensi besar dalam meninggalkan dampak negatif di tengah berbagai lapisan masyarakat, khususnya anak-anak.[1]Memang terdapat usaha untuk menggerakkan para orangtua agar mengarahkan anak-anak mereka supaya menonton program atau acara yang dikhususkan untuk mereka saja, namun pada prakteknya, sedikit sekali orangtua yang memperhatikan ini.
Kecemasan orangtua terhadap dampak menonton televisi bagi anak-anak memang sangat beralasan, mengingat bahwa banyak penelitian menunjukkan televisi memang memiliki banyak pengaruh baik negatif maupun positif. Yang dikhawatirkan dari kalangan orang tua adalah anak-anak yang belum mampu membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang pantas dan tidak pantas, karena media televisi mempunyai daya tiru yang sangat kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Namun demikian harus diakui bahwa kebutuhan untuk mendapatkan hiburan, pengetahuan dan informasi secara mudah melalui televisi juga tidak dapat dihindarkan. Televisi, selain selalu tersedia dan amat mudah diakses, juga menyuguhkan banyak sekali pilihan, ada sederet acara dari tiap stasiun televisi, tinggal bagaimana pemirsa memilih acara yang dibutuhkan, disukai dan sesuai dengan selera.
Banyak hal yang belum diketahui oleh seorang anak, oleh karena itu kalau tidak ada yang memberi tahu ia akan mencari sendiri dengan mencoba-coba dan meniru dari orang dewasa. Apakah hasil percobaan maupun peniruannya benar atau salah, anak mungkin tidak tahu. Di sinilah tugas orangtua untuk selalu memberi pengertian kepada anak, secara konsisten. Kebingungan anak karena standar ganda yang diterapkan orangtua juga bisa teratasi kalau orangtua memberi penjelasan kepada anak.
Kalaupun tidak sempat mendampingi anak, orangtua sebaiknya menyeleksi program televisi mana yang benar-benar cocok untuk anak. Sebelum anak diijinkan untuk menonton program televisi tertentu, orangtua sudah mengetahui program tersebut cocok atau tidak untuk anak, jadi orangtua sudah pernah terlebih dulu menonton program tersebut dan melakukan evaluasi. Peran orang tua yaitu :
Pertama; memberi kesepakatan dengan jadwal kepada anak tentang mana acara yang boleh ditonton atau tidak, kapan boleh menonton, waktu sembahyang, waktu belajar, waktu tidur, bahkan waktu membantu orang tua di rumah dan berikan sanksi bila melanggar.
Kedua; dampingi anak-anak pada saat menyaksikan acara televisi dan upayakan dialog atau diskusi mengenai tayangan yang ditonton termasuk juga iklan-iklannya.
Ketiga; pantau terus kegiatan anak di luar rumah, bergaul dengan siapa, dikhawatirkan kalau menonton film-film porno yang ada di rumah temannya yang tidak terpantau oleh orang tuanya.
Keempat; yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan yang mengandung nilai-nilai agama yang harus selalu diterapkan dan ditumbuhkan di rumah yaitu dengan cara mengikutsertakan pendidikan keagamaan di luar jam sekolah, agar anak-anak kita mendapatkan bekal nilai-nilai agama sehingga mampu berpikir jernih, punya rencana dan masa depan yang baik.[2]
 Apabila ditumbuh-kembangkan pendidikan agama kepada anak-anaknya niscaya apapun arus informasi yang bersifat negative yang datang dari luar ataupun dari kecanggihan teknologi tidak akan berpengaruh bagi anak-anak karena sudah memiliki bekal dan filter untuk menyerap atau menyaring informasi-informasi yang sifatnya negatif.
Keempat peran orang tua tersebut, setidaknya dapat meminimalkan efek negatif yang dapat ditimbulkan oleh televise terhadap anak-anak. Tidak ada artinya jika kita terus menerus menyalahkan media televisi sebagai biang kerok dan kerusakan moral dan kepribadian anak-anak, karena media televisi sebagai media informasi dan hiburan akan terus hadir dan mengemuka di tengah-tengah kita yang akan terus mempengaruhi mental, emosi, fisik dan perkembangan jiwa
anak, tapi di sini orang tua harus peka dan kritis terhadap tayangan-tayangan yang disajikan untuk anak-anaknya.
Sebagian orangtua bahkan tak peduli acara apa yang ditonton anaknya. Sepanjang si anak tidak bertanya atau bercerita, umumnya orangtua merasa apa pun yang disuguhkan televisi sebagai "teman" anaknya selama mereka tidak berada di rumah tak perlu dipermasalahkan.
Oleh sebab itu para orang tua senantiasa diingatkan untuk menerapkan kontrol yang ketat terhadap kebiasaan menonton tivi bagi anak-anaknya. Karena kalau tidak dimulai dari sekarang, dampaknya sangat membahayakan buat perkembangan jiwa mereka. Kekerasan di TV membuat anak menganggap kekerasan adalah jalan untuk menyelesaikan masalah.
Dampak menonton televisi bagi anak-anak. Antara lain bisa menimbulkan ketagihan dan ketergantungan serta pola hidup konsumtif di kalangan anak-anak. Anak-anak akan merasa pantas untuk menuntut apa saja yang ia inginkan. Terlepas dari baik buruknya tayangan televisi yang ditonton seorang anak, pola menonton tivi yang tidak terkontrol akan menimbulkan dampak psikologis bagi anak-anak.
Yang pertama, ketrampilan anak jadi kurang berkembang. Usia anak adalah usia dimana si anak sedang mengembangkan segala kemampuannya seperti kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain dan kemampuan mengemukakan pendapat.
Yang kedua, disadari atau tidak, perilaku-perilaku yang dilihat di TV akan menjadi satu memori dalam diri si anak dan akibatnya si anak menjadi meniru yang bisa berkembang menjadi karakter pribadinya di kemudian hari, kalau tidak segera diantisipasi Jadi jangan heran, kalau orangtua melihat tingkah anaknya yang kasar atau suka mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan, meski orang tua setengah mati meyakinkan bahwa mereka tidak pernah mendidik anaknya seperti itu.
Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat mempengaruhi kualitas mental dan spiritual anak, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial budaya yang berhubungan dengan nilai-nilai serta norma-norma
yang berlaku di masyarakat, termasuk di dalamnya pengaruh televisi, buku dan media massa.
Ketiga lingkungan tersebut saling menopang dalam mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter anak. Sebenarnya, lingkungan kedua dan ketiga dapat dikontrol pengaruhnya jika lingkungan pertama yakni orang tua-dalam hal ini keluarga-mampu memaksimalkan perhatiannya terhadap pengasuhan dan pendidikan anak-anak.
Kita sangat paham bahwa anak adalah makhluk aktif yang tengah dalam penjelajahan mencari dunianya. Ia membutuhkan pemandu agar ia tidak salah dalam memilih jalan hidupnya. Pemandu itu tidak lain adalah orang tua dan para pendidik (guru). Karena itu, orang tua ataupun guru, sebagai pendidik normal, perlu memahami bagaimana cara menumbuh kembangkan anak, serta memahami pula.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul proposal skripsi: � Pengaruh Media Terhadap Moral dan Aqidah anak bangsa� sehingga penulis nantinya dapat mengkaji tentang dampak media terhadap anak.
B. Rumusan Masalah
            Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.      Sejauhmana pengaruh media terhadap aqidah dan moral anak bangsa?
2.      Mengapa media berpengaruh terhadap aqidah dan moral anak bangsa?
C. Tujuan Pembahasan
            Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dalam penulisan proposal skripsi ini  adalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh media terhadap aqidah dan moral anak bangsa.
2.     Untuk mengetahui mengapa media berpengaruh terhadap aqidah dan moral anak bangsa.
D. Kegunaan Pembahasan
               Adapun yang menjadi kegunaan pembahasan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah :
Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai Pengaruh Media Terhadap Moral dan Aqidah anak bangsa,Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang studi pendidikan Islam.
Sedangkan secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan Pengaruh Media Terhadap Moral dan Aqidah anak bangsa ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam
E. Penjelasan Istilah
Adanya kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam pemakaian istilah merupakan salah satu hal yang sering terjadi, sehingga mengakibatkan penafsiran yang berbeda. Maka untuk menghindari hal tersebut di atas, penulis merasa perlu mengadakan pembatasan dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul proposal skripsi ini.

Adapun istilah yang penulis anggap perlu dijelaskan adalah: pengaruh, media, moral dan aqidah.
1.     Pengaruh
Dalam Al-Marbawi, Kamus Al-Marbawi di sebutkan pengaruh adalah dampak  (baik positif maupun negatif).[3]
W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menjelaskan Pengaruh adalah �Daya yang ditimbulkan dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan gaib, misalnya orang tua kepada anaknya�.[4]
Adapun menurut penulis, pengaruh adalah dampak yang di sebabkan oleh media terhadap aqidah dan moral anak bangsa.
2.     Media.
Kata �media� berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari kata �Medius� yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan kata lain media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.[5]
Sedangkan menurut penulis, media adalah tontonan � tontanan anak sehingga dapat menyebabkan dekandasi moral baginya.
3.     Moral.
Dessy Anwar dalam kamus lengkap bahasa Indonesia menjelaskan bahwa,moral adalah ajaran baik buruk, perbuatan dan kelakuan , akhlak, kewajiban dan sebagainya.[6]
4.     Aqidah.
Dessy Anwar dalam kamus lengkap bahasa Indonesia menjelaskan bahwa,aqidah adalah kepercayaan atau keyakinan.[7]
Sedangkan menurut penulis, aqidah adalah keyakinan yang dapat mengakibatkan ingkar kepada Allah swt.
F. Metode Pembahasan
Dalam penulisan ini penulis secara umum menggunakan �Metode Deskriptif Eksploratif� yaitu dengan memberi gambaran tentang pengaruh media terhadap moral dan aqidah anak bangsa berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari hasil telaah  dengan menambah khazanah intelektual yang terdapat di dalam Al-qur�an dan buku-buku yang penulis kaji yang berhubungan dengan objek pembahasan penulis.
G. Sistematika Penulisan
           Adapun sisitematika penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut :
           Pada bab satu terdapat pendahuluan pembahasannya meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, kegunaan pembahasan, penjelasan istilah, metode pembahasan dan sistematika penulisan.


DAFTAR KEPUSTAKAAN


Al �Qur�an  dan Terjemahnya Departemen Agama RI.


Mansur, awadl, Dr. Manfaat Dan Mudarat Televisi, Jakarta. Fikahati Anska, 1993

Chen, Milton. Mendampingi Anak Menonton Telivisi, Jakarta,  PT. Gramedia Pustaka Utama,. 2005

__________ Undang�Undang Penyiaran No. 24 Tahun 1997, Jakarta, Sinar Gratika, 1997

Amin, Ahmad, Ilmu Akhlak, Jakarta, Bulan Bintang,1968.

Bakar Atjeh, Abu , Mutiara Akhlak 1,, Jakarta. Bulan Bintang,1963.

Umary, Barmawie, Drs. Materia akhlak, Yogyakarta, Cv. Ramadani,1966.

Thaha, Khairiyah, Husain, Konsep Ibu Teladan: Kajian Pendidikan Islam, Surabaya: Risalah Gusti, 2002.

Yasin, Fatihuddin, Kiat Memilih Jodoh Secara Islami. Surabaya: CV. Terbit Terang, 2007.

Yaqin, Abi, Mendidik Secara Islami. Jombang: Lintas Media,2005.






[1] Mansur, awadl, Manfaat Dan Mudarat Televisi, , ( Jakarta: Fikahati Anska, 1993), hal. 27
[2] Chen, Milton. Mendampingi Anak Menonton Telivisi, ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005 ).hal. 39
[3] Al-Marbawi, Kamus Al-Marbawi, , Juz I, Cet.I, (Jakarta: Syari�ah N�r Assaqatah Al-Isl�miyah, t.t.),  hal. 225.
[4] W.J.S. Poerwadarminta, �Kamus Umum Bahasa Indonesai�, (Jakarta : Balai Pustaka, 2001), hal. 1126
[5] Jailani AR, Penggunaan Media dan Sumber Belajar,  (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 145
[6] Ibid, 283
[7] Ibid, 23