Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Fungsi Perpustakaan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Anak


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah

Perpustakaan adalah sumber informasi yang menyediakan segala keperluan bagi masyarakat pemakainya. Fungsi perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai sumber kegiatan belajar mengajar, tapi juga pusat penelitian sederhana, dan rekreasi. Perpustakaan mempunyai peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa[1]. Karena perpustakaan adalah gudang ilmu, didalam lingkungan sekolah perpustakaan merupakan jantung sekolah, dimana setiap detakan dan kehidupan sekolah ditentukan dengan adanya perpustakaan. Tanpa perpustakaan kualitas sekolah juga tidak dapat digolongkan sekolah yang benar-benar membentuk SDM yang prima. Perpustakaan merupakan sarana utama dalam menunjang kelengkapan sarana pendidikan yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Hanya dengan membaca seseorang menerima informasi, memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kecerdasannya �. Dalam proses belajar mengajar di sekolah peran buku sebagai alat pembelajaran sangat penting, namun dengan semakin cepatnya ilmu di segala bidang membuat guru maupun siswa sadar bahwa tidak cukup hanya menggunakan satu buku mata pelajaran dalam proses pembelajaran. Dalam Al-Qur�an Allah Swt memerintahkan hambanya untuk membaca, hal ini sesuat dengan firmanNya dalam surat Al-'Alaq sebagai berikut:
??????? ??????? ??????? ??????? ??????, ?????? ??????????? ???? ??????, ??????? ????????? ???????????, ??????? ??????? ???????????) ?????: ?- ?(
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (Qs. Al-'Alaq: 1-4).

Eksistensi sebuah perpustakaan di sekolah merupakan suatu hal yang wajib ada dalam sebuah lembaga atau lingkungan pendidikan. Perpustakaan merupakan gudangnya ilmu dan informasi bacaan, baik yang berkaitan dengan dunia pendidikan maupun pengetahuan umum sehingga keberadaan perpustakaan di lingkungan sekolah diharapkan dapat memudahkan siswa dalam mencari referensi atau rujukan sumber ilmu yang sedang dipelajarinya, dengan demikian siswa dapat mengembangkan wacana serta wawasannya lebih luas lagi[2]. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa perpustakaan mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Pendidikan merupakan sarana utama didalam membentuk dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas baik malalui pendidikan informal di rumah maupun malalui pendidikan formal di sekolah. Tanpa adanya pendidikan formal dan informal akan sulit untuk mncetak kualitas sumber daya manusia yang baik yang dapat menentukan masa depan bangsa sendiri. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas atau mutu suatu sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.
Dengan demikian setelah kualitas pendidikan itu diperbaiki disesuaikan dengan perkembangan zaman maka semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik selaku generasi penerus bangsa akan maju dan berkembang sesuai dengan potensi masing-masing melalui aktivitas belajar di sekolah, sehingga apa yang menjadi tujuan belajar tersebut dapat tercapai yang terwujud dalam suatu prestasi belajar yang baik.
Menurut Undang-undang Perpustakaan (UU nomor 43 tahun 2007) disebutkan bahwa �Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.�[3]Perpustakaan merupakan suatu tempat yang berisikan kumpulan bahan-bahan perpustakaan baik berupa buku, maupun yang bukan buku. Perpustakaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari lembaga pendidikan baik itu secara formal maupun nonformal.
Perpustakaan bukan merupakan hal yang baru di kalangan masyarakat, karena dimana-mana telah diselenggarakan perpustakaan seperti disekolah-sekolah umum maupun sekolah agama, namun masih banyak juga  orang yang tidak memanfaatkannyadengan baik. Padahal perpustakaan adalah unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan seperti buku-buku maupun jenis lainnya diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap orang yang menggunakannya.[4]
Dengan adanya perpustakaan maka diharapkan kepada penggunanya untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas serta diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan. Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki harus dapat berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan , maka dalam pengolahan bahan pustaka hendaknya harus memperhatikan  kurikulum pendidikan serta kebutuhan pembaca.
Perpustakaan akan nampak bermanfaat apabila benar-benar dapat digunakan untuk memperlancar pencapaian proses pembelajaran dalam rangkameningkatkan mutu pendidikan. Manfaat yang diperoleh  tersebut bukan hanya berupa tingginya prestasi, tetapi lebih jauh lagi adalah penggunaan perpustakaan mampu mencari, menemukan, memyaring dan terbiasa belajar mandiri sehingga terlatih kearah  tanggung jawab dan selalu memgikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekmologi.
Pada kenyataannya masa sekarang ini dapat kita lihat bahwa perpustakaan selalu dikesampingkan dalam dunia pendidikan, padahal dalam sebuah pendidikan yang selalu memiliki standar yang baik, mutlak dibutuhkan karya-karya ilmiah dari para ahli dan sarjana-sarjana yang terdahulu, melalui artikel-artikel mereka pada lazimnya disimpan dan dipercleh dengan baik di perpustakaan sebagai patokan peneliti  dari bahan perbandingan guna pencetusan ide-ide baru yang aktual dan relevan dalam rangka menuju peningkatan dari standar pendidikan kita.
Apabila tditinjau secara umum maka perpustakaan adalah sebagai pusat belajar yang paling utama, karena ketika saat kunjungan ke perpustakaan, tujuammya adalah belajar.
Adapun yang menjadi permasalahan diatas penulis  tergugah untuk melakukan penelitian tentang �Fungsi Perpustakaan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Anak�.
B.    Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.     Bagaimana fungsi pustaka dalam meningkatkan mutu pendidikan anak?
2.     Bagaimana memotivasi anak untuk rajin membaca di perpustakaan?
3.     Bagaimana memberi dorongan terhadap anak untuk meningkatkan minatmembaca?
C.    Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1.     Untuk mngetahui manfaat perpustakaan dalam meningkatkan mutu pendidikan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.
2.     Untuk mengetahui fungsi perpustakaan dalam menunjang proses belajar mengajar.
3.     Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh perpustakaan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

D.    Penjelasan Istilah
Adapun istilah-istilah tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1.     Fungsi
Dalam buku � Kamus Bahasa Indonesia� menjelaskan fungsi adalah: �peranan.�[5] Fungsi yang dimaksud di sini adalah peranan perpustakaan dalam meningkatkan kualitas berhasil tidaknya suatu pendidikan. Dengan adanya perpustakaan diharapkan dapat menentukan terhadap perkembangan baik buruknya untuk pendidikan seseorang.
2.     Perpustakaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian perpustakaan adalah tempat, gedung yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan sebagainya dapat juga diartikan sebagai koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan[6].
Dalam Bahasa Indonesia dikenal istilah �perpustakaan� yang berasal dari bahasa sangsekerta �pustaka� yang berarti kitab atau buku. Sedangkan dalam Bahasa Latin terbentuk istilah librarus yang artinya tentang buku, Sedangkan menurut Bahasa Yunani ada istilah biblia yang artinya tentang buku, atau kitab. Dari istilah-istilah diatas diperoleh batasan perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskripsi dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan studi atau bacaan, kenyamana atau kesenangan[7]
Perpustakaan adalah � suatu tempat di suatu sekolah yang didalamnya terdapat bahan perpustakaan yang dikelola menurut tata aturan tertentusehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi pengetahuan oleh siswa,guru, kepala sekolah,tenaga kependidikan lain dan masyarakat�.[8]
Dalam buku � Membina Perpustakaan Sekolah� disebutkan pengertian perpustakaan adalah � Suatu unit  yang berupa tempat menyimpan,  lokasi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara berseimbangan oleh pemakainya sebagai sumber informasi�.[9]
            Ibrahim Bafadal memberikan pengertian perpustakaan  adalah : �suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka baik berupa buku-buku  maupun berupa buku yang diatur secara sistematis  menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber iformasi oleh masyarakat.[10]
Dapat dikatakan juga, bahwa diperpustakaan terkumpul sejumlah kitab yang ditulis, hal ini dijelaskan dalam  firman Allah SWT:
?????? ?????????? ??? ?????? ????? ????? ???????????????) ??????: ?(
Artinya:  Kitab (AlQur�an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS.Al-Baqarah: 2).
3.     Meningkatkan Mutu
Istilah meningkatkan mutu terdiri dari dua kata yaitu meningkatkan mutu. kata meningkatkan berasal dari kata tingkat yang berarti: �Lapis dari suatu yang tersusun, kemudian mendapatkan awalan me dan akhiran kan artinya:� menaikkan (derajad, taraf dan sebagainya), mempertinggi, mempertebal (produksi).[11]
Dan kata mutu artinya: � baik buruk (sesuatu benda), keadaan sesuatu benda.
4.     Pendidikan Anak
Hobby dalam Kamus Populernya menjelaskan Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya �Memelihara, memberi latihan, dan pimpinan, kemudian kata didik itu mendapat awalan pe- akhiran- an sehingga menjadi pendidikan yang artinya perbuatan mendidik.�[12] Oemar Muhammad Al-Syaibani dalam buku �Filsafat Pendidikan� mengemukakan bahwa �Pendidikan adalah usaha-usaha untuk membina pribadi muslim yang terdapat pada pengembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial.�[13]  Menurut H. M Arifin, pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal.[14] Zahara Idris memberikan pengertian pendidikan adalah �Usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.[15]
Dalam hidup ini manusia tidak bisa terlepas dari pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan Agama, karena pendidikan itu sangat dibutuhkan dan menjadi perhatian orang dimana saja. Dalam pengertian yang luas pendidikan dapat diartikan �sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan�.[16]
Pendidikan dapat membawa pembaharuan kondisi hidup manusia lebih baik dari pada sebelumnya. Dengan demikian kita bisa mengangkat nama baik keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini sudah menjadi tugas dan kewajiban masyarakat, bangsa dan Negara untuk �melihat kelangsungan pendidikan itu sendiri demi terwujudnya bangsa yang terhormat�.[17]
            Meskipun pendidikan merupakan fenomena dan usaha manusiawi yang pasti terselenggara dimana pun manusia berada, namun fenomena dan usaha pendidikan memegang peranan sentral dalam perkembangan individu dan umat manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, pendidikan perlu didasarkan atas pemikiran yang matang, baik pikiran yang bersifat teoritis maupun yang mengarah kepada pertimbangan praktis dalam rangka mencapai hasil perkembangan dan pembudayaan manusia secara maksimal.
Pada dasarnya istilah pendidikan tersebut memiliki pengertian yang sangat luas, sehingga sampai saat ini belum ada keseragaman pengertian atau definisi pendidikan yang diberikan para ahli. Masing-masing ahli pendidikan masih sangat dipengaruhi oleh pola pikirnya masing-masing dalam memberikan pengertian pendidikan. Menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, menyebutkan bahwa �pendidikan Islam adalah ilmu yang berdasarkan Islam yang berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia, dan ajaran tersebut didasarkan pada Al-Qur'an dan hadits�.[18]
Pendidikan merupakan kehidupan manusia itu sendiri dan menjadi tuntunan hidupnya, apabila hasil yang diperoleh dalam kehidupannya adalah produk pendidikan. Secara filosofis bahwa di dalam pendidikan itu mengandung nilai-nilai yang sangat berharga dalam kehidupannya. Bahkan dikatakan pendidikan itu mewariskan nilai-nilai kepada generasi. Di sinilah pentingnya kelestarian, nilai dalam pendidikan sangat diutamakan. Pewarisan nilai-nilai kepada generasi penerus tidak akan sampai kepada suatu tujuan pendidikan bila tidak didasarkan kepada falsafah hidup dan sumber pedoman  kehidupan.
            Berkenaan dengan masalah tersebut di atas Wens Tainlain mengemukakan bahwa "Istilah paedagogigiek(ilmu pendidikan) berasal dari kata yunani �pedagogues� dan dalam bahasa latin pedagogues yang berarti pemuda yang bertugas mengantar anak kesekolah serta menjaga anak itu agar ia bertingkah laku susila dan disiplin�.[19]
            Berdasarkan kutipan di atas dapatlah diketahui bahwa unsur membuat anak menjadi susila dan beriman serta bertindak disiplin merupakan unsur yang dominant dalam membatasi pengertian pendidikan. Sebab jika tidak menuju pada perbaikan susila dan peningkatan kedisiplinan, bukan pendidikan namanya. Selain itu, John Dewey dalam Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati lebih lanjut mengemukakan pengertian tentang pendidikan sebagai berikut: �Pendidikan (pedagogik) adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional.�[20]
Istilah �pendidikan� dalam pendidikan Islam kadang-kadang disebut al�ta�lim. Al-ta�lim biasanya diterjemahkan dengan �pengajaran�. la kadang-�kadang disebut dengan ta�dib. At-ta�dib secara etimologi diterjemahkan dengan penjamuan makan malam atau pendidikan sopan santun.[21] Sedangkan Imam al-Ghazali menyebut �pendidikan� dengan sebutan al-riyadhah. Al-�riyadhah dalam arti bahasa diterjemahkan dengan olahraga atau pelatihan. Term ini dikhususkan untuk pendidikan masa kanak-kanak, sehingga al-�Ghazali menyebutnya dengan riyadhah al-shibyan.[22]
Dalam bahasa Arab pendidikan diistilahkan dengan tarbiyah, istilah ini berarti mengasuh, memelihara, membuat, menjadikan bertambah dalam pertumbuhan, membesarkan, memproduksi hasil-hasil yang sudah matang. Pernahaman yang lebih rinci mengenai tarbiyah ini harus mengacu kepada substansial yaitu pemberian pengetahuan, pengalaman dan kepribadian. Karena itu pendidikan Islam harus dibangun dari perpaduan istilah �ilm atau �allama (ilmu, pengajaran). 'adl (keadilan), 'amal (tindakan), haqq (kebenaran atau ketetapan hubungan dengan yang benar dan nyata, nuthq (nalar), nafs (jiwa), qalb (hati), 'aql (pikiran atau intelek), meratib dan darajat (tatanan hirarkhis), ayat (tanda-tanda atau symbol), tafsir dan ta'wil (penjelasan dan penerangan), yang secara keseluruhan terkandung dalam istilah adab.[23]
M. Yusuf Qardhawi mengatakan: � Pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dan usaha untuk membentuk manusia seutuhnya akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilan lainnya, yaitu dari generasi tua kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar dapat memelihara fungsi hidupnya di dalam hidup bermasyarakat�.[24]
Secara keseluruhan definisi yang bertemakan pendidikan agama itu mengacu kepada suatu pengertian bahwa pendidikan agama adalah upaya membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Tujuan ini secara herarkhis bersifat ideal bahkan universal. Tujuan tersebut dapat dijabarkan pada tingkat yang lebih rendah lagi, menjadi tujuan yang bercorak nasional, institusional, terminal, klasikan, perbidang studi, berpokok ajaran, sampai dengan setiap kali melaksanakan kegiatan belajar mengajar.[25]
Menurut penulis, pendidikan secara umum adalah suatu proses untuk menentukan kedewasaan manusia atau kedewasaan manusia sampai sejauh mana tujuan-tujuannya yang telah tercapai, baik secara jasmani ( fisik ) dan rohani               ( psikis ).
Daryanto,SS, dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan, anak adalah Keturunan yang kedua manusia, kelompok terkecil dari manusia, seseorang yang dilahirkan di suatu daerah, bagian dari suatu kelompok keluarga.[26]  Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata anak diartikan dengan: �Keturunan kedua, manusia yang masih kecil.�[27]Batasan umur anak kanak-kanak   (0-6 tahun), anak umur sekolah (6-12 tahun), umur remaja (13-16 tahun).[28]
Napitupulu mengartikan anak sebagai berikut �anak belum dewasa perkembangannya menunjuk taraf kedewasaan nyakni, taraf berdiri sendiri, berfikir dan berubah pada sesama manusia dan kepada tuhan yang maha kuasa.�[29]

E.    Kegunaan Pembahasan
Adapun kegunaan dari pembahasan skripsi ini adalah:
a.    Secara teoritis
Untuk memberikan gambaran tentang perpustakaan dan fungsinya dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk menjadi bahan acuan bagi penulis sendiri dan mahasiswa lain dalam memahami pentingnya perpustakaan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
b. Secara praktis
Bagi penulis menambah wawasan keilmuan dalam memahami fungsi perpustakaan dalm meningkatkan mutu pendidikan.
F.     Kajian Terdahulu
Adapun dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat diketahui bahwa perpustakaan pada hakikatnya merupakan tempat dimana kita akan memperluas pandangan kita di segala bidang, dan sekaligus menghayati pengalaman orang lain untuk diterapkan dengan keperluan masa kini melalui buku-buku yang bermutu. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mengangkat sebuah judul penelitian tentang �Fungsi Perpustakaan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Anak�
-                    Skripsi Sri Yunaning (2009)� Peran Perpustakaan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Anak di MIN Blang Rheum Kecamatan Kota Juang  Kabupaten Bireuen�. Kesimpulan dari penelitian tersebut:
1.       Untuk mengetahui bagaimana peran perpustakaan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
2.       Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung pendidikan anak. Terutama dalam pemanfaatan perpustakaan.
3.       Untuk mengetahui peran perpustakaan dalam menunjang proses belajar mengajar.
-      Skripsi  Darmawati (2011) � Minat Membaca siswa pada Perpustakaan SMP Negeri 3 Nisam Aceh Utara�.kesimpulan dari penelitian tersebut adalah:
1.       Untuk mengetahui minat baca siswa di SMP Negeri 3 Nisam.
2.       Untuk mengetahui jenis buku apa saja yang dibaca.
3.       Untuk mengetahui prestasi siswa SMP Negeri 3 Nisam dalam membiasakan membaca di perpustakaan.
-      Skripsi Muttaqien (2008) � Pemamfaatan Perpustakaan Sekolah Dapat Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa�. Kesimpulan  dari penelitian tersebut yaitu:
1.       Untuk mengetahui sejauh mana peranan perpustakaan sekolah  dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2.       Untuk mengetahui dukungan dan kendala-kendala yang dihadapi oleh perpustakaan sekolah dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa .
Yang membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada penelitian ini lebih terfokus kepada fungsi perpustakaan dalam meningkatkan mutu pendidikan anak dan sumber datanya diambil dari berbagai buku-buku karya ilmiah, makalah, artikel dan berbagai media masa. Sedangkan pada penelitian terdahulu lebih terfokus kepada peran perpustakaan dalam meningkatkan mutu pendidikan anak pada siswa SMP Negeri 3 Nisam.



[1]Kusminarto Priyatmojo Achmadi, Perputakaan dalam Proses Pembelajaran,  (Yogyakarta: Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gajah Mada, 2005), hal. 29.
[2] Nurhadi, dkk., Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Pusdiklat Perpustakaan IKIP, 1980), hal. 10.
[3] Ibid., hal. 11.
[4] Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Cet 2, (Jakarta: Bumi Aksara 2003), hal. 3.
[5] Saifullah, Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Bandung: Cita Pustaka  Media Perintis, 2008), hal. 9.
[6] Dani K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Putra Harsa, 2002), hal.419.

[7] Soetjipto, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 29.

[8] LP3AP, Pengembangan Program perpustakaan (http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php) diakses tanggal 18 Juni 2010.

[9] Staf Pengajar SMP Stella Duce Tarakamita, Membina Perpustakaan Sekolah, Cet. 1, (Yogyakarta: Kanisius,1987), hal.7.

[10] Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Cet 2, (Jakarta: Bumi Aksara  2003), hal. 5.

[11] Dani K. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Putra Hasan, 2002), hal. 487.
[12] Hobby, Kamus Populer, Cet.XV, (Jakarta: Central,  1997), hal 28.

[13] Oemar Muhammad At-Tomy Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam ,terj. Hasan Langgulung, Cet. I, (Jakarta: Bulan Bintang,  1979), hal.44.

[14] HM. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), hal. 12

[15] Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Bandung: Angkasa, t.t), hal. 70

[16]Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,Cet. VIII, (Jakarta: Rosda, 2003), 10.

[17] Ibid., hal. 12.
[18]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif  Islam, cet.VI, (Bandung: Rosda Karya, 2004), hal. 13.

[19]Wens Tainlain, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta:  Obor 1992), hal. 5.

[20]Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan,  (Jakarta: Rineka Cipta 1991), hal. 69.

[21] Ramayulis, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), hal. 2.

[22] Ibid.,
[23] Khursyid Ahmad, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, terj. A.S Robith (Surabaya: Pustaka Progresif, 1992), hal. 14.

[24] Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Milinium Baru, Cet 4, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002), hal. 5.

   [25] Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 92.

[26] Daryanto, SS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998),hal. 35.

[27]Ibid, hal. 30-31.

[28]Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hal. 133-134.

[29]Napitupulu, Dimensi-dimensi Pendidikan, (Jakarta: Tep, 1999), hal. 7.