Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Implementasi Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2013


BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah

Guru merupakan unsur utama pada keseluruhan proses pendidikan, terutama di tingkat institusional dan instruksional. Posisi guru dalam pelaksanaan pendidikan berada pada garis terdepan. Keberadaan guru dan kesiapannya menjalankan tugas sebagai pendidik sangat menentukan bagi terselenggaranya suatu proses pendidikan., �guru adalah orang yang bersamudrakan ilmu pengetahuan. Ia adalah cahaya yang menerangi kehidupan manusia, ia adalah musuh kebodohan, dan penghapus kejahiliyahan. Ia juga mencerdaskan akal dan mencrahkan akhlak. Oleh karena itu menjadi suatu kewajiban bagi kita untuk memuliakan seorang guru dan menghargainya�.[1]  �Guru dianggap memiliki peran strategis dalam memperoleh hasil belajar anak didik. Melalui guru transporasi nilai ilmu pengetahuan dan lain-lainnya berlangsung, sehingga kemampuan dan keterampilan guru diduga akan mempengaruhi hasil belajar siswa�[2]. �Seorang guru sangatlah dibutuhkan manusia untuk menuntun jalan kehidupannya, karena memang seorang guru adalah suri tauladan yang pantas ditiru. Darinya pula anak murid mempelajari akhlak, adab dan keilmuan lainnya�[3].
�Guru merupakan pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi peserta didik dalam lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri, dan disiplin�.[4] Imam Wahyudin dalam bukunya Pengembangan Pendidikan, Strategi Inovatif dan Kretaif dalam Mengelola Pendidikan Secara Konprehensif menjelaskan bahwa:
Guru merupakan pemeran utama kegiatan pembelajaran yang berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam kegiatan proses belajar mengajar. Keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam dalam mengemban misinya sangatt ditentukan oleh mutu keinterelasian unsur-unsur sistemik yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas proses transformasi dan mutu hasil kerja institusi pendidikan, seperti tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, anak didik, masyarakat dan lingkungan pendukungnya.[5]

Proses dan tujuan  pendidikan dimanapun dilaksanakan tidak akan pernah mencapai hasil secara optimal tanpa adanya pendidik yang profesional. Pendidik yang baik, dalam hal ini adalah guru dengan kepemilikan profesionalisme yang memadai, merupakan persyaratan mutlak bagi terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Dunia pendidikan merupakan sarana yang diharapkan mampu membangun generasi muda yang diidamkan. Guru profesional akan dapat mengarahkan sasaran pendidikan membangun generasi muda menjadi suatu generasi penuh harapan. Karena kepemilikan profesionalisme guru harus senantiasa dibina dan dikembangkan dengan harapan kualitas atau mutu pendidikan bisa meningkat.
Kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran afektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Berkaitan dengan hal tersebut E. Mulyasa dalam bukunya Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 menjelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1)Merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna. Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagigis, psikologi, dan didaktis secara bersamaan. 2) Mengorganisasikan pembelajaran. 3) Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorgsnisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan. 4) Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif (participative  teaching and learning), belajar tuntas (mastery learning), dan pembelajaran konstruktivisme (constructivism teaching and learning).                  5) Melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan karakter. Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang direncanakan. Untuk kepentingan tersebut maka kompetensi inti, kompetensi dasar, materi standart, indikator hasil belajar, dan waktu yang harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehinga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optimal. Dalam hal ini, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Pada umumnya kegiatan pembelajaran mencangkup kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau penutup[6].

Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum.
Salah satu aspek yang dijadikan ajang perubahan dan penataan dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum 2013 adalah penataan standar penilaian. Penataan tersebut terutama di sesuaikan dengan penataan yang dilakukan pada standar isi, standar kompetensi lulusan dan standar proses. Meskipun demikian, pada akhirnya penataan penilian tersebut tetap bermuara dan berfokus pada pembelajaran, karena pemebelajaran merupakan inti dari implementasi kurikulum.[7]
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Implementasi Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Negeri 3  Pandrah�.       
B.    Rumusan Masalah          

Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.   Bagaimana gambaran umum SD Negeri 3  Pandrah?
2.   Bagaimana evaluasi pembelajaran kurikulum 2013  di SD Negeri 3  Pandrah?
3.   Bagaimana implementasi evaluasi pembelajaran  kurikulum 2013 di SD Negeri 3  Pandrah?

C.    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.   Untuk mengetahui gambaran umum SD Negeri 3  Pandrah.
2.   Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran kurikulum 2013  di SD Negeri 3  Pandrah.
3.   Untuk mengetahui implementasi evaluasi pembelajaran  kurikulum 2013 di SD Negeri 3  Pandrah.
D.    Kegunaan Penelitian      

Kegunaan penelitian penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai implementasi evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 di SD Negeri 3  Pandrah. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
Hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan implementasi evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 di SD Negeri 3  Pandrah ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.                         
E.    Penelitian Terdahulu      

Nama: Nurdiana A. Rahman Nim: A. 262948/1898 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2012 dengan judul skripsi Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Agama Islam metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah penelitian kepustakaan (library research). Proses pengumpulan data, peneliti menggunakan survey literatur. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis isi (contens analisis). dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.   Prinsip universal dalam evaluasi pendidikan adalah keseimbangan dan kesederhanaan, kejelasan, realisme dan realisasi, serta dinamisme. Adapun prinsip-prinsip yang mendasari prinsip kurikulum pendidikan Islam itu adalah prinsip ruh Islamiyah, universal, kesesuaian dengan perkembangan psikologi anak dan prinsip memperhatikan lingkungan sosial.
2.   Prinsip demokrasi dalam evaluasi pendidikan adalah pengakuan atas kebebasan hak individual (human right) terhadap upaya untuk menikmati hidup, sekaligus dalam mekanisme menjalankan kewajiban sebagai warga negara. Sehingga, pada gilirannya dapat membentuk kondisi community development pada nilai-nilai keberagaman, baik berpikir, bertindak, berpendapat, maupun berkreasi.
3.   Prinsip keadilan dalam evaluasi pendidikan adalah evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektif berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi.
4.   Prinsip profesional dalam evaluasi pendidikan adalah evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tekhnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komperhensif dari seluruh asfek-asfek kehidupan mental psikologi dan spiritual religius.
F.     Landasan Teori   

Pelaksanaan Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum sebelumya. Kurikulum 2013 merupakan tindaklanjut dari kurikulum berbasis kompetensi yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khusunya pada jalur sekolah[8].
Sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya. Karena didalam kurikulum 2013 menggunakan 14 prinsip yang perlu guru terapkan kepada peserta didiknya,
1.     Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu
2.     Dari guru sebagai satu � satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
3.     Dari pendekatan tekstual menuju proses penggunaan pendekatan ilmiah
4.     Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi
5.     Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
6.     Dari pembeljaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi
7.     Dari pembelajaran verbalisme menuju ketrampilan aplikatif
8.     Peningkatan dan keseimbangan antara hardskills dan softskills
9.     Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat
10.  Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran
11.  Pembelajaran berlangsung di rumah, sekolah dan masyarakat
12.  Semua adalah guru, siapa saja adalah siswa dan dimana saja adalah kelas
13.  Pemanfaatan TIK untuk efisiensi dan efektifitas pembelajaran
14.  Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa.
Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian pendidikan melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. oleh karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan.   
Kurikulum 2013 telah hampir satu tahun berjalan. Namum dalam implementasinya masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan ada juga yang perlu disosialisasikan lebih mendalam kepada seluruh elemen dalam pendidikan tersebut. Salah satunya adalah sistem penilaian kurikulum 2013. Sistem penilaian kurikulum 2013 memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan KTSP sebelumnya.
Penilaian dapat disebut sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar Peserta Didik (Permendikbud No. 66 Tahun 2013). Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk).
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa standar penilaian pada kurikulum 2013 lebih menekankan pada pada prinsif-prisif kejujuran, yang mengedepankan aspek-aspek berupa knowledge, skill dan attitude. Salah satu  bentuk dari penilaian itu adalah penilaia otentik. Penilaian otentik disebutkan dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang dilakukan saat proses  pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga komponen di atas. Diantara teknik dan isntrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut:
a)     Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian iri, penilaian �teman sejawat�(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian Diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan  pendidik.
b)     Penilaian Kompetensi Pengetahuan, menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan  penugasan.
c)     Penilaian Kompetensi Keterampilan, Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu  penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan  penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Standar Penilaian Pendidikan (SPP) sebagaimana tertuang pada Permendiknas No. 20 Tahun 2007 merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pokok-pokok isi yang termuat pada SPP menjadi acuan bagi guru, sekolah, dan  pemerintah dalam melaksanakan penilaian hasil belajar. Mencermati lebih lanjut, dalam kurikulum KTSP, terdapat ada empat standar mengalami perubahan, meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian. Terhadap  perubahan itulah maka rumusan standar kelulusan (SKL) pun berubah.
G.   Metodologi Penelitian    
                                                     
1.     Jenis dan Pendekatan Penelitian   

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), �penelitian lapangan (field research), adalah bentuk penelitian yang bertujuan mengungkapkan makna yang diberikan oleh anggota masyarakat pada perilakunya dan kenyataan sekitar. Metode field research digunakan ketika metode survai ataupun eksperimen dirasakan tidak praktis, atau ketika lapangan penelitian masih terbentang dengan demikian luasnya. field research dapat pula diposisikan sebagai pembuka jalan kepada metode survai dan eksperimen. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, �yakni suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok[9].
2.     Sumber Data
Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer yakni data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya melalui teknik puposive sampling. Artinya pemilihan subyek didasarkan pada subjek yang mengetahui, memahami, dan mengalami langsung dalam penerapan kurikulum 2013, yakni:
a.      Kepala Sekolah, sebagai informan utama untuk mengetahui perjalanan SD Negeri 3 Pandrah dari masa ke masa dan juga memiliki wewenang serta kebijakan implementasi evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 di SD Negeri 3  Pandrah.
b.     Waka kurikulum, sebagai responden dalam penelitian ini untuk mengetahui dan menggali informasi yang berkaitan dengan proses implementasi evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 di SD Negeri 3  Pandrah.     
c.      Guru, guru yang dimaksudkan disini yaitu guru SD Negeri 3 Pandrah yang telah menerapkan evaluasi pembelajaran kurikulum 2013. Sebagai responden untuk mengetahui respon serta jalannya atau proses implementasi evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 di SD Negeri 3  Pandrah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.                     
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari informasi yang telah diolah oleh pihak lain yakni dengan data dan dokumen-dokumen yang ada disekolah, yang berkaitan dengan implementasi evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 di SD Negeri 3  Pandrah. Sumber data adalah subyek dimana data dapat diperoleh  dilapangan. Sumber data dikumpulkan dari lapangan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini.
Penulis mengelompokkan penentuan sumber data menjadi dua buah data yaitu :
1.     Data primer, data primer digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan sejauh mana respon guru yang ada di SD Negeri 3  Pandrah.
2.     Data sekunder, yaitu data yang mendukung terhadap data primer. Data sekunder ini akan diperoleh dari Dokumen, kepala sekolah, karyawan mengenai sejarah singkat, letak geografis, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana, kurikulum dan sistem pendidikan serta pengembangan program dalam implementasi evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 di SD Negeri 3  Pandrah.    
3.     Objek Penelitian     

Objek penelitian ini adalah Kepala Sekolah (Zainuddin Adami, S.Pd), wakil Kepala Sekolah (Aisyah, S.Pd) dan guru Fakhriyana, Elly Nursaputri, Heryati dan CNS. Mariza guru SD Negeri 3  Pandrah. Jumlah guru keseluruhan yang mengajar pada SD Negeri 3  Pandrah sebanyak 20 Orang. Sedangkan jumlah siswa sebanyak 101 Orang.
4.     Teknik Pengumpulan Data 

Metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur atau kepustakaan (library research) maupun data yang dihasilkan dari lapangan (field research). Adapun metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :

a.      Observasi
Observasi (pengamatan) merupakan �sebuah teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, Kepala Sekolah yang sedang memberikan pengarahan�.[10] Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun non partisipatif. Dalam Observasi partisipatif pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau pelatihan. Dalam Observasi non partisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.[11]Metode ini digunakan untuk melihat langsung bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan guru PAI dalam penerapan evaluasi kurikulum 2013.
b.     Wawancara
Wawancara atau interviu merupakan �salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual�[12]. Metode ini digunakan untuk menggali data yang berkaitan dengan respon guru terhadap implementasi evaluasi pembelajaran kurikulum 2013. Wawancara ini digunakan untuk menggali data bagaimana respon guru terhadap implementasi evaluasi pembelajaran kurikulum 2013. Sedangkan obyek yang diwawancarai adalah kepala sekolah beserta guru.
c.      Dokumentasi
Metode dokumentasi, merupakan �suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik�[13]. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai implementasi evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 di SD Negeri 3  Pandrah.     
5.     Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk menyajikan deskripsi (gambaran) secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki. Dengan demikian analisis ini dilakukan saat peneliti berada di lapangan dengan cara mendeskripsikan segala data yang telah didapat, lalu dianalisis sedemikian rupa secara sistematis, cermat dan akurat. Dalam hal ini data yang digunakan berasal dari wawancara dan dokumen-dokumen yang ada serta hasil observasi yang dilakukan. Kemudian agar data yang diperoleh nanti sesuai dengan kerangka kerja maupun fokus masalah, akan ditempuh dua langkah utama dalam penelitian ini, yaitu:        
1.     Tahap Reduksi
Sugiyono menjelaskan bahwa mereduksi data berarti �merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidakperlu�[14]. Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesisifk dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Untuk itulah diperlukan reduksi data sehingga data tidak betumpuk dan mempersulit analisis selanjutnya.
Tahap ini hal yang dilakukan adalah menelaah seluruh data yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek yang diteliti.
2.     Tahap Display
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data�.[15] Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel, grafik, pictogram, dan sebagainya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan sejenisnya. Menurut Sumadi Suryabrata, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.[16] Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya oleh Miles dan Huberman disarankan agar dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jaringan kerja), dan chart.
Tahap ini dilakukan adalah untuk merangkul data temuan data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk mengetahui tentang hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui displaydata dapat memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data yang terkumpul.
3.     Tahap Verifikasi
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.�[17].
�Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif�[18]. Penelitian kualitatif  memberikan interpretasi deskriptif, verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi juga bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian tentang apa yang didapatkan di lokasi penelitian.
H.    Sistematika Penulisan    

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yaitu:
Bab   ke satu, Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, landasan teori, metodologi penelitian berisikan jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan sistematika penulisan.                                
Bab ke dua, Gambaran Umum SD Negeri 3  Pandrah yang meliputi: Sejarah Berdiri dan Letak Geografis  SD Negeri 3 Pandrah, Visi dan Misi SD Negeri 3 Pandrah, Struktur Organisasi SD Negeri 3 Pandrah, Kurikulum SD Negeri 3 Pandrah, Sumber Daya Manusia pada SD Negeri 3 Pandrah, Sarana dan Prasarana pada SD Negeri 3 Pandrah.                   
Bab ke tiga, Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2013 yang meliputi: Evaluasi Bersifat Demokratis   , Evaluasi Bersifat Berkeadilan, Evaluasi Bersifat Tidak diskriminatif.
Bab ke empat, Implementasi Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Negeri 3 Pandrah yang meliputi: Pengukuran Hasil Belajar Siswa, Penilaian Hasil Belajar Siswa, Melakukan Tes Hasil Belajar Siswa, Kendala Implementasi Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Negeri 3 Pandrah, Solusi Implementasi Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Negeri 3 Pandrah.
Bab ke lima, merupakan bab penutup yang berisikan tetang kesimpulan dan saran-saran.



               [1] Mahmud Khalifah Usamah Quthub, Menjadi Guru Yang Dirindui, (Surakarta: Ziyad Visimedia, 2009), hal. 9.

               [2] Iskandar Agung, Menghasilkan Guru Kompeten &Profesional,(Jakarta: Bee Media Indonesia, 2012), hal. 1.

               [3] Fuad Bin Abdul Aziz Al-Syalhub, Panduan Praktis Bagi Para Pendidik, Quantum Teaching, 38 Langkah Belajar-Mengajar EQ Cara Nabi SAW, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2005), hal. 8.

               [4]E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Cet. VIII, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 37.

               [5] Imam Wahyudin, Pengembangan Pendidikan, Strategi Inovatif dan Kretaif dalam Mengelola Pendidikan Secara Konprehensif, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), hal. 26.
               [6] E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 99.

               [7] Ibid., hal. 135-136.
               [8] E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hal. 66.
               [9] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 60.

               [10] Ibid, hal. 220.

               [11] Ibid, hal. 220.

               [12] Ibid, hal. 216.

               [13] Ibid, hal. 216.

               [14] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 338.

               [15] Ibid., hal. 341.

               [16]Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,1998), hal. 49.
               [17]Ibid., hal. 345.

[18]Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 8.