Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pengaruh Penggunaan RPP Terhadap Kemajuan pembelajaran Siswa


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Guru adalah teladan dan panutan langsung para peserta didik di kelas. Oleh karena itu, guru perlu siap dengan segala kewajiban, baik manajemen maupun persiapan isi materi pengajaran. Guru juga harus mengorganisasikan kelasnya dengan baik. Jadwal pelajaran, pembagian tugas peserta didik, kebersihan, keindahan dan ketertiban kelas, pengaturan tempat duduk peserta didik, penempatan alat-alat dan lain-lain harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Suasana kelas yang menyenangkan dan penuh disiplin sangat diperlukan untuk mendorong semangat belajar peserta didik.
Perangkat pembelajaran merupakan bagian yang penting dari sebuah proses pembelajaran. Tetapi tak bisa dipungkiri bahwa masih banyak guru yang tidak memiliki perangkat pembelajaran saat mengajar. Bahkan yang lebih memprihatinkan bahwa perangkat pembelajaran digunakan hanya sebatas administrasi dan formalitas. dalam artian bahwa sang guru mengaplikasikan sesuatu yang berbeda dari perangkat mengajarnya.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan menajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus[1]. RPP ini dapat digunakan oleh setiap guru sebagai pedoman khusus untuk melaksanakan pembelajaran kepada peserta didiknya, karena di dalamnya berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan.
Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)  ini guru akan dapat mengajar dengan sistematis, tanpa khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya. RPP akan membantu si pengajar dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Baik pengajar maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang hendak dicapai dan cara mencapainya. Dengan demikian pengajar dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatian dalam pembelajaran yang telah diprogramkannya. Sebaliknya, tanpa RPP atau tanpa persiapan tertulis maupun tidak tertulis, seorang pengajar akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Seorang guru yang belum berpengalaman pada umumnya memerlukan perencanaan yang lebih rinci dibandingkan seorang pengajar yang sudah berpengalaman.
Untuk memperoleh hasil yang optimal,  guru dituntut memiliki kompetensi professional dalam melaksanakan proses pembelajaran sekaligus mampu menanamkan sikap dan norma yang baik kepada siswanya, atas dasar itulah maka guru memegang peranan besar dalam proses pembelajaran. Dengan demikian tugas guru tidaklah ringan, karena dengan kehadiran guru memungkinkan proses pembelajaran dapat terlaksana, sehingga pada akhirnya memungkinkan pencapaian tujuan pendidikan nasional baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi kompetensi guru dalam upaya menunjang proses pembelajaran di sekolah, faktor tersebut diantaranya �Faktor sarana dan prasarana pendidikan, geografis sekolah, serta kondisi masyarakat dan orang tua siswa. Di samping itu, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai sehingga mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan optimal�.[2]
Pembelajaran yang optimal yang dimaksudkan adalah guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mampu mengelola kelas dengan baik, menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan metode mengajar bervariasi, mampu melaksanakan evaluasi yang baik bagi semua kegiatan positif ini hanya mampu dilaksanakan oleh guru yang efektif.
Prestasi adalah  suatu hasil usaha yang didapat siswa dan siswi selama mengikuti proses pembelajaran. Prestasi dapat ditingkatkan dengan cara memberikan motivasi kepada siswa agar mereka giat dalam belajar, sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai dengan baik.[3] Realita di lapangan menunjukkan, umumnya prestasi belajar siswa masih belum memuaskan dalam ini disebabkan oleh adanya guru yang belum memaksimalkan penggunaan RPP.
Mulyasa dalam bukunya impelementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan kemandirian guru dan kepala sekolah menjelaskan bahwa:
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpangkal pada suatu kurikulum, dan dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum. Pada satu sisi, guru adalah penembang kurikulum. Pada sisi lain guru adalah pembelajar siswa yang secara kreatif membelajarkan siswa sesuai dengan kurikulum sekolah dan untuk menunjung hal itu seorang guru sebelum melakukan tugasnya, terlebih dahulu seorang guru harus mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan berpedoman pada silabus yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.[4]

Adapun tujuan dan manfaat pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)  yaitu;
untuk memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator, memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek, karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa, karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect[5].

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)  mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Pengaruh Penggunaan RPP Terhadap Kemajuan pembelajaran Siswa (Studi Kasus di MTsS Malikussaleh Tanjung Kemala Kec. Sawang Kab. Aceh Utara).�
B.    Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.       Bagaimana pengaruh penggunaan RPP terhadap kemajuan pembelajaran siswa di MTsS Malikussaleh Tanjung Kemala?
2.       Bagaimana langkah-langkah guru dalam menyusun RPP di MTsS Malikussaleh Tanjung Kemala?
3.       Apakah kendala-kendala Penggunaan RPP terhadap Kemajuan Pembelajaran Agama Islamdi di MTsS Malikussaleh Tanjung Kemala?
C.    Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitiandalam penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Untuk mengetahui pengaruh penggunaan RPP terhadap kemajuan pembelajaran siswa di MTsS Malikussaleh Tanjung Kemala RPP terhadap kemajuan pembelajaran siswa di MTsS Malikussaleh Tanjung Kemala.
2.       Untuk mengetahui langkah-langkah guru dalam menyusun RPP di MTsS Malikussaleh Tanjung Kemala.
3.       Untuk mengetahui kendala-kendala kendala-kendala Penggunaan RPP terhadap Kemajuan Pembelajaran Agama Islam di di MTsS Malikussaleh Tanjung Kemala.

D.    Penjelasan Istilah
Adapun istilah yang terdapat dalam judul skripsi iniyang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1.     Pengaruh
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengaruh artinya �daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang ikut membentuk kepercayaan, watak atau perbuatan seseorang�.[6] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia �Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.�[7]Sementara itu, menyatakan bahwa  pengaruh adalah �yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya�[8].
Adapun menurut penulis, pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam  sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.
2.     Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah �perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. dengan demikian RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran�[9].
Menurut E. Mulyasa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah �rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. RPP paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang meliputi 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih�[10].
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah:
Rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen penting dari kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus dilakukan secara professional[11].

Adapun menurut penulis, RPP atau yang kita kenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebuah perangkat pembelajaran yang mendukung seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
3.     Kemajuan
Kemajuan berasal dari kata maju yang artinya berjalan (bergerak) ke muka; tampil ke muka: ia melangkah menuju ruang duduk;[12]Kemajuan adalah �proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of development)�.[13]
Adpun menurut penulis, kemajuan adalah perkembangan kearah yang lebiah baik.
4.     Pembelajaran
Pembelajaran bersal dari kata �ajar� yang mendapat imbuhan �be�yang mengadung makna usaha� selanjutnya kata tersebut mendapat imbuhan �pe-an� yang mengandung makna �proses�, kata belajar diartikan dengan berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan kata pembelajaran bearti proses, cara, perbuatan menjadi orang atau makluk hidup yang belajar.[14] Menurut Ramly Maha kata pembelajaran bersal dari kata �belajar� yang bearti proses atau cara yang menjadikan orang atau maklauk hidup belajar.[15]Pembelajaran merupakan sebuah proses untuk menjadikan orang kepada orang yang berguna atau makhluk hidup yang berguna dengan cara belajar.[16]
Adapun yang penulis maksudkan dengan pembelajaran dalam penelitian ini adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan, dan Prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan.
5.     Siswa
Siswa adalah seorang pengikut atau seorang yang mau belajar.[17] �Siswa berarti seorang yang bisa menjadi teman untuk berbagi pengalaman atau bantuan berupa nasehat, finansial ataupun dukungan.[18] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti siswa adalah �orang (anak) yang sedang berguru (belajar, bersekolah)�.[19] Maka arti murid dalam pembahasan ini adalah anak didik dalam proses belajar mengajar yang memerlukan guru agar bisa memahami bahasa Arab tersebut dalam suatu lembaga pendidikan formal.
E.    Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan penelitiandalam penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh penggunaan RPP terhadap kemajuan pembelajaran siswa (Studi Kasus di MTsS Malikussaleh Tanjung Kemala Kec. Sawang Kab. Aceh Utara). Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
              Secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan pengaruh penggunaan RPP terhadap kemajuan pembelajaran siswa (Studi Kasus di MTsS Malikussaleh Tanjung Kemala Kec. Sawang Kab. Aceh Utara) ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F.     Kajian Terdahulu
Diantara para peneliti sebelumnya, antara lain :
Nama: Syahrial Nim: A. 284268/3218 (Sekolah Tinggi Agama Islam) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2011dengan judul dengan judul skripsi Implementasi Kurikulum KTSP Dalam Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak di SD Negeri 3 Bireuen metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode fiel reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Latar belakang penggunaan KTSP di SD Negeri 3 Bireuen adalah: tuntutan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan petunjuk dari dinas pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olah raga Kabupaten Bireuen karena kurikulum sebelumnya (KBK) tidak diberlakukan lagi.
2.     Sebagian guru sejak awal sudah terlibat dalam proses penyusunan kurikulum ini, akan tetapi ada juga yang masih memiliki pemahaman yang minim tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Hal ini terjadi karena  bagi guru yang bertugas mengajar pada kelas II tahun ini baru pertama kali berhadapan dengan kurikulum tersebut, karena Kurikulum ini sendiri baru disahkan tahun 2006.
3.     Efektivitas implementasi KTSP dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di SD Negeri 3 Bireuen masih kurang efektif, karena guru masih belum paham secara benar tentang KTSP karenan KTSP merupakan kurikulum baru yang masih dalam tahap penerapannya, sehingga dalam mengimplementasinya dalam pelajaran PAI masih dalam tahapan permulaan.
4.     Kendala yang dihadapai guru Aqidah Akhlak dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, antara lain: faktor guru, faktor siswa, faktor sarana, faktor media pembelajaran dan faktor orang tua.
5.     Solusi dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, antara lain: memberikan pelatihan terhadap guru, memberikan sosialisasi KTSP bagi siswa, menyediakan sarana, menyediakan media pembelajaran dan interaksi sekolah dan orang tua.



               [1]Depdikbud, Pengelolaan Kelas, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen,1983), hal. 34.
[2]Djago Tarigan, Guru dalam Proses Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hal. 35.

[3]Widayatun, Mencari Siswa yang Berprestasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hal. 110-111.
               [4] E. Mulyasa, Impelementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 156.

               [5]Joko Sutrisno, Seri Bahan Bimbingan Teknis (BIMTEK), (Jakarta: Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008), hal. 4.
[6] Ibid, hal. 64.
               [7]Alwi . H, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 226.

               [8] Poerwadarminta WJS, Kamus Besar Bahasa  Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 198.

               [9]Khairuddin, dkk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Konsep dan Implementasinya di Madrasah, (Semarang: Development Center (MDC) Pilar MEdia Jateng, 2007), hal. 145.

               [10] E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 46.

               [11] Ibid., hal. 47.

               [12]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 473.
               [13] Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2001), hal. 26.

    [14]Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Indonesia Ed. I, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hal. 17.

    [15]Ramly Maha, Perencanaan Pembelajaran Sistem PAI, (Banda Aceh: IAIN AR-Raniry, 2002), hal. 2.

[16] Ibid, hal 37.

[17]Gunter Krallman, Belajar Untuk Menjadi Seorang Murid, www.bethanybangkok. Com, Diakses 5 Februari 2010.

[18]Said Raihan, Arti Guru dan Murid Ala Minet, http://minetcute. Multiply.com. Diakses 5 Februari 2010.

[19] Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 765.