Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Peranan Dayah dalam Mengembangkan Pendidikan Agama Islam di Aceh


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Kegiatan pendidikan Islam di Aceh lahir, tumbuh dan berkembang bersamaan dengan berkembangnya Islam di Aceh. Konversi massal masyarakat kepada Islam pada masa perdagangan disebabkan oleh Islam merupakan agama yang siap pakai, asosiasi Islam dengan kejayaan, kejayaan militer Islam, mengajarkan tulisan dan hapalan, kepandaian dalam penyembuhan dan pengajaran tentang moral.[1]
Konversi massal masyarakat kepada Islam pada masa kerajaan Islam di Aceh tidak lepas dari pengaruh penguasa kerajaan serta peran ulama dan pujangga. Aceh menjadi pusat pengkajian Islam sejak zaman Sultan Malik Az-Zahir berkuasa, dengan adanya sistem pendidikan informal berupa halaqoh. Yang pada kelanjutannya menjadi sistem pendidikan formal. Dalam konteks inilah, pemakalah akan membahas tentang pusat pengkajian Islam pada masa Kerajaan Islam dengan membatasi wilayah bahasan di daerah Aceh, dengan batasan masalah, pengertian pendidikan Islam, masuk dan berkembangnya Islam di Aceh, dan pusat pengkajian Islam pada masa tiga kerajaan besar Islam di Aceh.[2]
Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496-1903), Kesultanan Aceh mengalami masa keemasan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Pada masa kepemimpinannya, Aceh telah berhasil memukul mundur kekuatan Portugis dari selat Malaka. Kesultanan Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara lain.[3]
Pada tahun 1641 Kesultanan Aceh mengalami kemunduran yang bermula sejak kemangkatan Sultan Iskandar Tsani. Kemundurannya disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya ialah makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka, ditandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Deli dan Bengkulu kedalam pangkuan penjajahan Belanda. Faktor penting lainnya ialah adanya perebutan kekuasaan diantara pewaris tahta kesultanan.[4]
Menurut catatan Syekh Ishak Makarani dalam kitab ihyaul haq, agama Islam masuk ke Nusantara pertama kali ke Perlak, dibawa oleh satu tim dakwah dibawah pimpinan nakhoda I halifah. Mereka terdiri dari orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Sampai di Perlak mereka melakukan dakwah bil hal. Mereka mengajarkan rakyat cara bertani yang baik, cara berdagang yang berhasil, cara bertukang yang menguntungkan, cara berumah tangga yang bahagia dan sebagainya. Kepada para penguasa diberikan tuntunan bagaimana cara memerintah yang dapat membahagiakan rakyat.[5]
Pada awal abad ke-13 datang seorang ulama dari Mekah menuju ke Samudra Pasai. Menurut Abdul Fattah, dalam perjalanannya ia mampir di Malabar dan bertemu dengan Fakir Muhammad, seorang sufi, dan ,akhirnya bersama-sama mereka menuju ke Samudra Pasai. Mereka singgah di Fansur, Lamuri, dan Ham, terus ke Perlak, dan akhirnya ke Pasai. la bertemu dengan kepala negeri Pasai bernama Meurah Silu. Meurah Silu diislamkan dan berganti nama menjadi Sultan Malik al-Salih. la merupakan raja Islam pertama di Kerajaan Pasai. Semenjak itu Pasai menjadi pusat pengembangan Islam di Asia Tengara. Patani dan Malaka masuk Islam atas usaha Pasai.[6]
Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Peranan Dayah dalam Mengembangkan  Pendidikan Agama Islam di Aceh.�
B.    Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Bagaimana urgensi lembaga pendidikan Dayah dalam mengembangkan  pendidikan agama islam di Aceh?
2.     Bagaimana signifikansi lembaga pendidikan Dayah dalam mengembangkan  pendidikan agama Islam di Aceh?
3.     Bagaimana peranan Dayah dalam mengembangkan  pendidikan agama islam di Aceh?
C.    Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Untuk mengetahui urgensitas lembaga pendidikan Dayah dalam mengembangkan  pendidikan agama islam di Aceh.
2.     Untuk mengetahui signifikansi lembaga pendidikan Dayah dalam mengembangkan  pendidikan agama islam di Aceh.
3.     Untuk mengetahui peranan Dayah dalam mengembangkan  pendidikan agama islam di Aceh.
D.    Penjelasan Istilah
Adapun istilah yang terdapat dalam judul skripsi iniyang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1.     Peranan
Istilah peranan berasal dari kata "peran" yang ditambah akhiran "an" yang berarti sesuatu yang menjadi bagian dari sebuah pekerjaan atau memegang yang terutama terjadi sesuatu hal/peristiwa dengan adanya sebuah tempat berpijak.[7] Peranan merupakan sesuatu yang biasanya sering disebut dengan fungsi yaitu kedudukan sesuatu yang sangat penting, fungsi ini penyebutannya ditempatkan menurut tempat dan kegunaannya.
2.      Dayah
Dayah diambil dari bahasa arab zawiyah, yang artinya pojok atau sudut,[8] diyakini masyarakat Aceh pertama kali digunakan untuk sudut Masjid Madinah ketika Nabi Muhammad mengajar para sahabat pada awal Islam.[9]Dayah yang penulis maksud adalah tempat tinggal tetap yang digunakan untuk mempelajari, membahas dalil-dalil naqliyah dan aqliyah yang berkaitan dengan agama Islam.
3.     Mengembangkan 
Pengembangan adalah �suatu proses,cara pembuatan�[10]. Dalam kamus bahasa Aceh kata �pengembangan� secara etimologi yaitu berarti proses/cara, perbuatan mengembangkan.[11]Secara istilah, �kata pengembagan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara tersebut terus dilakukan�.[12]
Adapun menurut penulis, mengembangkan adalah usaha untuk menuju kepada yang lebih baik.

4.     Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk membawa si anak ke tingkat kedewasaan dalam arti sadar dalam memikul tanggung jawab segala perbuatan secara moral. Dalam psikologi pendidikan disebutkan bahwa pendidikan adalah �Proses pertumbuhan yang berlangsung dilakukannya perbuatan belajar�.[13]  Jadi pendidikan adalah perubahan anak didik baik dari segi fisik maupun mental ke arah kedewasaan setelah melakukan proses belajar mengajar.
Dalam bahasa Arab agama disebutkan dengan �al-Din� artinya tunduk dan patuh kepada-Nya.[14] Namun Abdurrahman An-Nahlawi mendefinisikan �Al-Din� adalah kemenangan, kekuasaan, hukum dan urusan.[15] Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa agama merupakan panutan manusia dalam kehidupan di dunia   dan akhirat di dalamnya terdapat aturan atau ketetapan Allah Swt untuk mengarahkan atau membimbingnya ke jalan yang benar sesuai dengan perintah dan larangan-Nya.
Pendidikan agama merupakan �Segala usaha orang dewasa dalam pergaulan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah kedewasaan�.[16]Sedangkan menurut D. Marimba mengemukakan Pendidikan Islam itu adalah �Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam�.[17]
Pendidikan Agama Islam adalah usaha membimbing jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam.[18] Sedangkan pendidikan agama menurut Mahmud Yunus adalah �memberikan hati, mensucikan jiwa serta mendidik hati nurani dan mencetak anak dengan kelakuan yang baik dan mendorong mereka untuk berbuat pekerjaan yang mulia�.[19] Kemudian Ramli Maha mengungkapkan pendidikan agama adalah �segala usaha dan daya upaya untuk membimbing manusia ke taraf yang mulia di sisi Tuhan�.[20]
Adapun menurut penulis, Pendidikan agama Islam adalah sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan dan pengajian atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama orang lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat.
E.    Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai peranan Dayah dalam mengembangkan  pendidikan agama Islam di Aceh. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
              Secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan peranan Dayah dalam mengembangkan pendidikan agama Islam di Aceh ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F.     Metodelogi Penelitian

1.     Jenis penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang ada berkaitan dengan teori-teori pendidikan, khususnya peranan Dayah dalam mengembangkan  Pendidikan Agama Islam di Aceh. Di samping literatur tentang metodologi penelitian dan referensi lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian dengan cara membaca, menelaah dan menganalisa.
2.     Metode Penelitian
Adapun metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode pemecahan masalah yang ada masa sekarang meliputi pencatatan, penguraian, penafsiran dan analisa terhadap data yang ada, sehingga menjadi suatu karya tulis yang rapi dan utuh. Penelitian ini akan menjelaskan peranan Dayah dalam mengembangkan Pendidikan Agama Islam di Aceh.
3.     Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
NO
Ruang Lingkup Penelitian
Hasil Yang diharapkan
1
Urgensitas lembaga pendidikan Dayah dalam mengembangkan  pendidikan agama islam di Aceh
1.     Pendidikan
2.     Pengajaran  
2

Signifikansi lembaga pendidikan Dayah dalam mengembangkan  pendidikan agama islam di Aceh

1.     Sebagai pusat belajar agama. (the central of religious learning)
2.     Sebagai benteng terhadap kekuatan melawan penetrasi penjajah.
3.     Sebagai Agen Pembangunan.
4.     Sebagai Sekolah Bagi Masyarakat
3

Peranan Dayah dalam mengembangkan  pendidikan agama Islam di Aceh

1.     Dayah
2.     Meunasah
3.     Rangkang

4.     Sumber Data

1)     Data primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[21]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah Sunanto Musrifah, Sejarah Peradaban Islam Aceh, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, Ahmad Zakaria, Sekitar Kerajan Aceh, Medan: Monora, 1972, Ramli Maha, Pendidikan Agama dan Pembangunan Nasional, Sinar Darussalam, No. 62 : 1975, Hasbi Amiruddin, Menatap Masa Depan Dayah di Aceh, Banda Aceh: PENA, 2008, Hasjmy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh,Cet. III, Medan: Al-Ma�arif, 1993, Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Aceh, Jakarta: Hidakarya Agung, 1993, Munawiyah, dkk, Sejarah Peradaban Islam, Banda Aceh: Bandar Publising, 2009.
2)     Data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku �Islam Kebangsaan karya Siradj, Said Adiel, yang diterbitkan Pustaka Ciganjur, 1999, Tim Pustaka Merah Putih, Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional Guru dan Dosen, yang diterbitkan Agromedia Pustaka, 2007, Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Aceh karya, Abuddin Nata,  yang diterbitkan Raja Grafindo Persada, 2005, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, karya, Abdul Rachman Shaleh, yang diterbitkan Raja Grafindo Persada, 2006.
5.     Tehnik Pengumpulan Data
Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik Library Research yaitu menelaah buku-buku, teks dan literature-literature yang berkaitan dengan permasalahan di atas.[22]Suatu metode pengumpulan data atau bahan melalui perpustakaan yaitu dengan membaca dan menganalisa buku-buku, majalah-majalah yang ada kaitannya dengan masalah yang penulis teliti. Selain itu juga akan memanfaatkan fasilitas internet untuk memperoleh literatur-literatur yang berhubungan dengan skripsi ini.
6.     Tehnik Analisa Data
Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Menurut Lexy J. Moleong, analisis data adalah yakni suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasi karakter khusus secara obyektif dan sistematik yang menghasilkan deskripsi yang obyektif, sistematik mengenai isi yang terungkap dalam komunikasi.[23]
G.   Kajian Terdahulu
Diantara para peneliti sebelumnya, antara lain :
Nama: Marlina Nim: A. 284244/3194 (Sekolah Tinggi Agama Islam) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2011dengan judul dengan judul skripsi Sistem Pendidikan Pada Zaman Kesultanan di Aceh metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode Deskritif Kualitatifdengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Sistem pendidikan zaman Kesultanan Aceh adalah Sistem pendidikan informal berupa halaqah. Yang pada kelanjutannya menjadi sistem pendidikan formal.
2.     Peranan ulama dalam pendidikan zaman Kesultanan Aceh adalah Pada masa Sultan Iskandar Muda memerintah di Kerajaan Aceh, ulama mempunyai kedudukan dan peran yang sangat penting di dalam menyertai perjalanan panjang seorang sultan di dalam menjalankan pemerintahannnya.
3.     Peranan pendidikan dalam Pembangunan Aceh pada zaman Kesultanan adalah Dalam perkembangan agama Islam di daerah Aceh, peranan mubaligh sangat besar, karena mubaligh tersebut tidak hanya berasal dari Arab, tetapi juga Persia, India, juga dari Negeri sendiri.




[1]Sunanto Musrifah, Sejarah Peradaban Islam Aceh, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 20.

[2] Ibid, hal. 21.
[3]Ahmad Zakaria, Sekitar Kerajan Aceh, (Medan: Monora, 1972), hal. 29.

[4] Ibid.,  hal. 33.
[5] Ibid, hal. 35.

[6]Musrifah, Sejarah ..., hal. 33.
[7]WJS. Poerwadarminta, Pusat Pembuatan dan Pengembangan Bahasa Departemen P dan K, (Jakata: Balai Pustaka, 1986), hal. 735.
   [8]Elias A. Elias & Edward E. Elias, Kamus Saku Arab Inggris Aceh, (Jakarta: al-Ma�arif, 1983), hal. 439.

               [9]Tgk. Mohd. Basyah Haspy, Appresiasi Terhadap Tradisi Dayah: Suatu Tinjauan Terhadap Tata Krama dan Kehidupan Dayah, (Banda Aceh: Panitia Seminar Apresiasi Pesantren di Aceh Persatuan Dayah Inshafuddin, 1987), hal. 7. 

[10] Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar AcehEd. I, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hal. 117.

               [11]Tim Penyusun Kamus PusatBahasa, Kamus BesarBahasa Aceh, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal. 538.
              
               [12]Hendayat Sutopo, Westy Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hal. 45.
               [13]Withelingson. HC., Psikologi Pendidikan, Alih Bahasa M. Bukhari, (Jakarta: Aksara Baru, 1984), hal. 12.

[14]Harun Nasution, Islam Ditinja dari Berbagai Aspek, Jil. I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hal. 9.

[15]Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung: Diponegoro, 1996), hal. 33.

[16]Rayamulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), hal. 1.

[17]Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma�rifat 1974), hal. 128.

[18]W.J.S Peordarminta, Kamus Bahasa Indonasia, Cet. V, (Jakarta: Balai Pustaka, 1975), hal. 36.

[19]Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Cet. IV, (Jakarta: Hidayah, 1968), hal. 19.

[20]Ramli Maha, Pendidikan Agama dan Pembangunan Nasional, (Sinar Darussalam, No. 62: 1975), hal. 47.
[21]Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,             (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.
[22]Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, (Bandung: Alumni, 1980), hal. 28.
[23]Lexy J., Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 44.