Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Inovasi pendidikan Islam


BAB I
P E N D A H U L U A N
Inovasi pendidikan Islam

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menciptakan suatu masyarakat madani. Peradaban suatu bangsa akan tambah dan lahir dari sistem pendidikan yang digunakan oleh bangsa tersebut. Masyarakat yang berperadaban adalah masyarakat yang berpendidikan.[1]Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi yang semakin pesat, secara otomatis menuntut adanya penyesuaian-penyesuaian atau pembaharuan (inovasi) dalam bidang pendidikan. Pendidikan tidak cukup lagi diselenggarakan secara tradisional, berjalan apa adanya tanpa adanya target yang jelas dan tidak adanya prosedur pencapaian target yang terbukti efektif dan efesien. Apabila kita tetap mempertahankan cara-cara tradisional tanpa mengadakan perubahan sama sekali, maka jelaslah umat Islam dan pendidikan Islam akan semakin jauh teringgal dalam segala aspek. Untuk itulah perlu adanya inovasi dalam pendidikan Islam agar terlahir pendidikan Islam yang berkualitas.
Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja  agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Dalam kegiatan pembelajaran perlu  dipilih strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Pada setiap kegiatan  pembelajaran terlebih dahulu harus dirumuskan tujuan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran harus bersifat behavioral atau berbentuk tingkah laku yang dapat diamati, dan measurable atau dapat diukur. Dapat diukur artinya dapat dengan tepat dinilai apakah tujuan  pembelajaran yang telah ditetapkan pada awal  kegiatan pembelajaran  dapat dicapai atau belum. Di sinilah letak pentingnya strategi pembelajaran ,yaitu menentukan semua langkah dan kegiatan yang perlu dilakukan, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Jadi strategi pembelajaran  adalah keputusan instruktur dalam menetapkan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan, sarana  dan prasarana yang digunakan, materi yang diberikan, dan metodologi yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran .[2]
Pendidikan atau pembelajaran merupakan salah satu  wahana yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan  potensi peserta didik menuju jalan kehidupan yang yang disediakan oleh Sang PenciptaNya,dan peserta didik sendiri yang akan memilih,memutuskan dan mengembangkan jalan hidup dan kehidupan yang telah dipelajari dan dipilihnya. Pendidikan sering dikatakan sebagai seni pembentukan masa depan ini tidak hanya terkait dengan manusia seperti apa yang diharapkan dimasa depan, tetapi juga dengan proses seperti apa yang akan diberlakukan dimasa datang. Baik dalam konteks peserta didik maupun proses, pendidikan perlu memperhatikan realitas sekarang  untuk menyusun format langkah-langkah yang akan diberlakukan.[3]
Inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery(baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan.[4]
Pendidikan Islam dewasa ini menghadapi banyak tantangan yang berusaha mengancam keberadaannya. Tantangan tersebut merupakan bagian dari sekian banyak tantangan global yang memerangi kebudayaan Islam dan kadang-kadang tampak dalam kedok politik,pendidikan militer dan perang kebudayaan. Semuanya seperti terjalin dalam satu kekuatan yang berupaya memperdaya Islam dan pemeluknya.
Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus-menerus sehingga menuntut pendidikan yang lebih lama sesuai dengan konsep pendidikan seumur hidup. Selain itu, bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapat pendidikan, secara kumulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai[5].
 Dari sisi internal pun sistem pendidikan masih dirasa lemah. Terbukti dengan adanya tujuan yang masih kabur dan kurikulum yang belum serasi serta kurang adanya relevansi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun. Disamping itu, pengelolaan pendidikan juga belum mekar dan mantap serta belum peka terhadap perubahan dan tuntutan keadaan, baik kini maupun masa akan datang[6].
Keseluruhan tantangan atau persoalan tersebut memerlukan pemikiran kembali yang mendalam dan pendekatan baru yang progresif. Pendekatan ini harus selalu didahului dengan penjelajahan yang mendahului percobaan, dan tidak boleh semata-mata atas dasar coba-coba. Gagasan baru sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan hanya dengan cara yang tradisional atau komersial. Karena itulah inovasi pendidikan hadir sebagai perspektif baru dalam dunia kependidikan.
Berdasarkan pengamatan penulis pada Dayah Darussa�adah di Desa Cot Bada, banyak kemajuan yang dialami di Dayah tersebut. Kemajuan ini merupakan perkembangan yang sangat baik dalam pendidikan Dayah. Berdasakan latar belakang masalah yang penulis bahas diatas, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian skripsi dengan judul �Inovasi pendidikan Islam (Study Kasus Pada Dayah Darussa�adah Cot Bada Kec. Peusangan)�
B. Rumusan Masalah
Adapun  yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi  ini adalah sebagai berikut : 
  1. Bagaimana inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada?
  2. Apa saja langkah � langkah inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada?
  3. Apa saja kendala � kendala inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada?
  4. Bagaimana tingkat keberhasilan santri dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi  ini adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada.
  2. Untuk mengetahui langkah-langkah inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada.
  3. Untuk mengetahui kendala-kendala inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada.
  4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan santri dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada.
D. Kegunaan Penelitian
              Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah:
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai inovasi pendidikan Islam. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan inovasi pendidikan Islam ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
E. Penjelasan Istilah
Agar terhindar darikesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam pemakaian istilah merupakan salah satu hal yang sering terjadi, sehingga mengakibatkan penafsiran yang berbeda. Maka untuk menghindari hal tersebut di atas, penulis merasa perlu mengadakan pembatasan dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini.
            Adapun istilah yang penulis anggap perlu dijelaskan adalah: Inovasi dan Pendidikan Islam.
1.     Inovasi
Dessy Anwar dalam Kamus Lengkap bahasa Indonesia menjelaskan bahwa inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; pembaharuan; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode atau alat )[7]
Hoetomo dalam Kamus Lengkap bahasa Indonesia menjelaskan bahwa Inovasi ialah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; pembaharuan; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode atau alat), menampilkan sesuatu yang baru.[8]
Adapun menurut penulis, inovasi adalah hal yang baru yang belum ada sebelumnya. Inovasi pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pembaharuan untuk memecahkan masalah di dalam pendidikan Islam.
2.     Pendidikan Islam
Pendidikan dari segi bahasa bermakna perbuatan (hal, cara dan sebagainya) mendidik dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin dan sebagainya.[9]
Sementara itu Islam berasal dari bahasa Arab yang artinya menyerahkan diri, yaitu menyerahkan diri kepada Tuhan dengan tunduk dan patuh kepada segala peraturan.[10]Sedangkan Muhammad Abduh Memberikan definisi Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan terpelihara dan difahamkan dengan rapi dan teliti sekali oleh para sahabat beliau dengan orang-orang yang hidup pada zaman sahabat itu.[11]
Pendidikan menurut Soegarda Poerbakawatja ialah �semua perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda. Sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani�.[12]Menurut H. M Arifin, pendidikan adalah �usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal�.[13] Adapun menurut Ahmad D. Marimba adalah �bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama�.[14] Menurut Achmadi mendefinisikan pendidikan Islam adalah �segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insan yang berada pada subjek didik menuju terbentuknya manusia seutuhnya (Insan Kamil) sesuai dengan norma Islam atau dengan istilah lain yaitu terbentuknya kepribadian muslim�.[15]
Dalam bahasa Arab pendidikan diistilahkan dengan tarbiyah, istilah ini berarti mengasuh, memelihara, membuat, menjadikan bertambah dalam pertumbuhan, membesarkan, memproduksi hasil-hasil  yang sudah matang. Pemahaman yang lebih rinci  mengenai  tarbiyah ini  harus mengacu kepada substansial yaitu pemberian pengetahuan, pengalaman dan kepribadian. Karena itu pendidikan  Islam harus dibangun dari perpaduan istilah  'ilm  atau 'allama (ilmu, pengajaran). 'adl  (keadilan), 'amal (tindakan), haqq(kebeenaran atau ketetapan  hubungan  dengan  yang benar  dan nyata, nuthq(nalar), nafs (jiwa), qalb (hati), 'aql (pikiran atau intelek), meratib dan darajat (tatanan hirarkhis), ayat(tanda-tanda  atau symbol), tafsir dan ta'wil (penjelasan dan penerangan), yang secara keseluruhan terkandung dalam  istilah adab.[16]
Secara keseluruhan definisi yang bertemakan  pendidikan Islam itu mengacu kepada suatu pengertian bahwa  yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik  yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian  yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Tujuan ini secara herarkhis bersifat ideal bahkan universal. Tujuan tersebut  dapat dijabarkan  pada tingkat yang lebih rendah lagi,  menjadi tujuan  yang bercorak nasional, institusional, terminal, klasikan, perbidang studi, berpokok ajaran, sampai dengan setiap kali melaksanakan kegiatan belajar mengajar.[17]
Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan secara terperinci dapat disimpulkan bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk dapat membantu, melatih, dan mengarahkan anak melalui transmisi pengetahuan, pengalaman, intelektual, dan keberagamaan orang tua (pendidik) dalam kandungan sesuai dengan fitrah manusia supaya dapat berkembang sampai pada tujuan yang dicita-citakan yaitu kehidupan yang sempurna dengan terbentuknya kepribadian yang utama.
Menurut Syah Muhammad An-Naquib Al-Attas dalam bukunya �Konsep Pendidikan Dalam Islam� menjelaskan bahwa pendidikan Islam adalah �penataan individu dan sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk, taat pada Islam dan menerapkan secara sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat�.[18] Pendidikan Islam  adalah upaya  sadar  dan  terencana  dalam  menyiapkan  peserta  didik  untuk  mengenal,  memahami,  menghayati  hingga  mengimani,  bertaqwa,  dan  berakhlak  mulia  dalam  mengamalkan  ajaran  agama  Islam  dari  sumber  utamanya  yaitu  al-quran  dan  Hadis,  melalui  kegiatan,  bimbingan,  pengajaran, latihan,  serta  penggunaan  pengalaman  diberangi  dengan tuntutan  untuk  menghormati  penganut  agama  dalam  masyarakat  hingga  terwujudnya  kesatuan  dan  persatuan  bangsa.[19]
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan Islam yaitu usaha yang dilakukan dengan sengaja dari masyarakat atau orang tua untuk mempersiapkan dan membina fisik dan mental secara keseluruhan sesuai dengan syari�at Islam untuk membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Pendidikan yang dimaksudkan yaitu pendidikan yang diarahkan kepada setiap pribadi muslim agar terhindar dari sifat su�udzan yang dapat merusak kebahagiaan hidup seseorang.



F. Metodelogi Penelitian
1.   Rancangan Penelitian

Dalam pembahasan ini penulis menggunakan metode deskriptif,  yaitu Penelitian yang bertujuan menggambarkan dan menelaah masalah yang ada di masa sekarang.[20]
Untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan dan mendapatkan hasil penelitian yang cukup dengan data-data yang objektif, maka harus ditentukan pula cara yang harus ditempuh yaitu dengan memusatkan perhatian pada pemecahan masalah yang terjadi dengan menggunakan dua jenis penelitian sebagai berikut :
a.      Penelitian Kepustakaan (Library Research). Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang ada berkaitan dengan teori-teori pendidikan, khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan/prestasi belajar murid/anak didik. Di samping literatur tentang metodologi penelitian dan referensi lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian dengan cara membaca, menelaah dan menganalisa.
b.     Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian dilakukan dengan cara penulis terjun langsung  ke lokasi (objek) penelitian yaitu Dayah Darussa�adah Cot Bada untuk mendapatkan data yang penulis perlukan yaitu data Inovasi Pendidikan Islam di Dayah Darussa�adah Cot Bada .
2.   Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif serta menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena sosial dari perpektif partisipan, serta menggunakan strategi multi metode, dengan metode utama interviu, observasi, dan studi dokumenter, dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu dengan situasi yang di teliti.[21]  Penelitan kualitatif berlangsung secara natural, data yang di kumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah laku alamiah, hasil penelitian kulitatif berupa deskripsi analisis. Pendekatan deskritif ialah suatu metode dalam penelitian suatu kondisi atau suatu peristiwa pada masa sekarang ini yang bertujuan untuk membuat dekripsi, gambar atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.[22] Penelitian deskriptif ini bermaksud menggambarkan atau melukiskan suatu peristiwa, yaitu bagaimana inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada.  Hal ini sejalan dengan pendapat Sanapiah Faisal, bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.[23]
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif serta menggunakan pendekatan deskretif  yaitu untuk mengetahui inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada, karena penelitian ini sejalan dengan skripsi penulis yang merupakan penelitian lapangan (field research) sebagai pembuktian hipotesis dalam inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada.
3.   Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah guru pada Dayah Darussa�adah Cot Bada .
            Untuk mengambil sampel penelitian guna mewakili populasi, penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu: �Apabila populasi kurang dari 100 maka populasi dapat diambil seluruhnya untuk dijadikan sebagai sampel. Akan tetapi jika populasi lebih dari 100 maka dapat diambil sebagai sampel sebesar 10 � 15% atau hingga 20 � 25%.�[24]Dengan demikian penulis menetapkan sebesar 20% yaitu 36 orang santri yang dapat mewakili seluruh populasi.
4.   Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:  inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada, langkah � langkah inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada, kendala � kendala inovasi pendidikan Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada, tingkat keberhasilan santri dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada Dayah Darussa�adah Cot Bada?
5.   Tehnik Pengumpulan data

Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis pakai adalah sebagai berikut :
a.  Angket, digunakan untuk mendapatkan data tentang efektivitas manajemen sekolah terhadap prestasi belajar santri pada Dayah darussa�adah Cot Bada yaitu berupa pertanyaan tertulis yang disertai alternatif  jawabannya untuk dijawab oleh murid/anak didik dan kepala sekolah yang dijadikan responden.
b.     Wawancara yaitu untuk mendapatkan data penunjang tentang variabel penelitian yang belum terwakili lewat instrumen pengumpulan data lainnya.
c.      Dokumentasi, untuk mengumpulkan data-data tentang prestasi belajar santri, yang diambil dari Buku Daftar Kumpulan Nilai.
d.     Observasi, untuk mendapatkan data tentang gambaran umum situasi dan kondisi Dayah Darussa�adah Cot Bada, yang meliputi sarana dan prasarana sekolah, PBM dan lainnya yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa.
6.   Tehnik Analisa Data

Untuk menganalisis data dan menginterpretasikan data tersebut menurut Nasution dapat dilakukan 3 tahapan yaitu:
1.     Tahap Reduksi
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah menelaah seluruh data yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulka data atau informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek yang diteliti.


2.     Tahap Display
Tahap ini dilakukan adalah untuk merangkul data temuan data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk mengetahui tentang hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui displaydata dapat memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data yang terkumpul.
3.     Tahap Verifikasi
Nasution mengemukakan : �tahap ini dilakukan untuk mengadakan pengkajian terhadap kesimpulan yang telah diambil dengan data perbandingan dari teori yang relevan. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisa, sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya�[25].
Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan: �Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif�[26]. Penelitian kualitatif  memberikan interpretasi deskriptif , verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi juga bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian tentang apa yang didapatkan di lokasi penelitian.
Adapun tehnik penulisan dalam skripsi ini penulis berpedoman pada Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Bireuen Aceh tahun 2009. Mengenai terjemahan ayat al-Qur�an, penulis mengambil Buku Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur�an Kementrian agama RI, al-Qur�an dan Terjemahannya Perkata, penerbit CV. Kalim, Jakarta Tahun 2010.
G. Sistematika Penulisan
            Adapun sistematika dalam penulisan skripsi  ini adalah sebagai berikut : Bab satu, pendahuluan meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah, metodelogi dan sistematika penulisan.
Bab dua, landasan teoritis meliputi : pengertian inovasi, tujuan inovasi, langkah -langkah inovasi dan inovasi dalam pendidikan islam       
Bab Tiga, hasil penelitian dan pembahasan meliputi : gambaran  umum lokasi penenelitian dan temuan khusus penelitian
Bab  Empat, penutup meliputi : kesimpulan dan saran � saran
            Sedangkan dalam penulisan skripsi ini untuk adanya keseragaman dan kesamaan dalam penulisan pengetikan penulis berpedoman pada buku � Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Kabupaten Bireuen tahun 2009.



[1]Muhaimin, et.al,Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Cet3, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 39
[2]Muhammad Tholchah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosial Budaya, (Jakarta: Galasa Nusantara, 1987), hal. 39.

[3]Syeh Muhammad al-Nuquib al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam: Suatu Rangka Pikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, Terj. Haidar Bagir, (Bandung: Mizan, 1994), hal. 30.
[4]Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan. ( Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 19

[5] Udin Saefudin Sa�ud, Inovasi Pendidikan, cet.I, (Bandung: Alfabeta, 2008),  hal. 5.
[6] Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam), (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), hal.192-193.
[7]Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia cet.I (Surabaya: Karya Abditama, 2001) hal. 187.
[8] Hoetomo, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, ( Surabaya: Mitra Pelajar, 2005 ), hal. 202

[9]W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hal 250.

[10]Aboebakar Atjeh, Filsafat Akhlak dalam Islam, Cet. I, (Semarang: Ramadhani, 1971), hal. 21.

[11]Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, Terj. Firdaus AN, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hal. 193.
[12]Soegarda Poerbakawatja, et. al. Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung,
1981) hal. 257

[13] HM. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, (Jakarta : Bulan Bintang,
1976) hal. 12

[14]Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan (Bandung : Al Ma�arif, 1989) hal.
19.

[15]Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya media,
1992), hal. 14.
[16]Khursyid  Ahmad,  Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, terj. A.S Robith (Surabaya: Pustaka Progresif, 1992), hal. 14.

[17]Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,  2000), hal. 292.
[18]Syah Muhammad An-Naquib Al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam (Jakarta: Mizan, 1984), hal. 10.

[19] Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama Dan Pembangunan Watak Bangsa, Edisi I, (Jakarta  2005  Pt  Raja Grafindo Persada), hal.37-38.
[20]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta: 1993), hal. 63.
[21] Lexy J.,Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 6.

[22] Yatim Arianto, Metode Penelitian,(Surabaya, SIC, 1996), hal. 73.

[23]Sanapiah Faisal. Format-Format Penelitian Sosial. (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2001), hal. 20
[24] Ibit, hal 188
[25]Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III,(Bandung: Jemmars, 2000), hal. 190

[26]Sukmadita, Metode...., hal. 8