Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kajian Teoritis Tentang Doa Dan Ketenangan Jiwa


BAB  II

KAJIAN TEORITIS TENTANG DO'A DAN KETENANGAN JIWA


Kajian Teoritis Tentang Doa Dan Ketenangan Jiwa

A.    Kedudukan Do�a dalam Islam

Do�a dalam Islam merupakan inti dari ibadah, karena do�a itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan ibadah. Sedangkan ibadah yang dimaksud di sini bisa dilihat sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasbi Ash-Saddiqiy yang mengutip pendapat para ulama dengan arti sebagai berikut.
Parafuqaha mengartikan ibadah dengan:
?? ?? ?? ?????? ???? ???? ? ???? ???? ?? ?? ??????
Artinya: Apa yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahala diakhirat.[1]
Dengan memahami definisi tersebut jelaslah bahwa ibadah tidak hanya terbatas pada satu definisi saja seperti pengertian sembahyang, puasa, zakat, haji melainkan mencakup semua yang diridhai oleh Allah SWT.
Do�a suatu pertanda dalam rangka memperhambakan diri kepada Allah. Doa yang dipersembahkan kepada Allah adalah suatu pertanda pengakuan bahwa kepada Allahlah yang berhak dipersembahkan hajat dan keperluan kita. Ibadah manusia tidak terlepas dari permohonan kepada sang Khaliq(Allah), dan ibadah yang paling pokok  adalah shalat,sebagai mana Rasulullah saw bersabda:
??? ??? ????? ??????? ??? ???: ???? ???? ???? ??? ???? ???? ???? ?????: ?????? ???? ???? ??? ??? ?? ????? ??? ?? ??? ??? ???? ?? ???? ?? ???? ???? ????: ?????? ?? ???? ??? ??: ?? ?? ??? ?????? ????? ???? ???? ??? ??????? (???? ????)
Artinya: Abu Hurairah ra berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW berkata: bagaimanakah pendapat kamu kalau sebuah sungai dimuka pintu salah satu kamu, dan ia mandi daripanya limakali, apakah masih ada tertinggal kotorannya ? Jawab Sahabat: tidak, maka demikianlah sembahyang limawaktu Allah menghapus dengannya dosa-dosa. (HR. Muslim)[2]
Demikian keutamaan sembahyang lima waktu yang di dalamnya terkandung do'a-do'a, yang barang siapa mengerjkannya akan terhapuslah dosa-dosanya. Begitu juga ibadah-ibadah lainnya seperti ibadah haji, zakat, dan perbuatan lainnya, selalu disertai dengan do'a kepada Allah agar ibadahnya diterima oleh Allah dan mendapat maghfirah dari-Nya.
Begitu juga dengan do'a-do'a yang merupakan ibadah kepada Allah yang harus dikerjakan oleh manusia dalam rangka memperhambakan diri kepada Allah.
Sabda Rasulullah Saw:
?? ??? ??? ???? ?? ????? ??? ???? ???? ???? ??? ?????? ?? ??????? (???? ???? ???)
Artinya: Dari Anas bin Malik Nabi Saw berkata do�a adalah otak dari ibadah. (HR. Turmudzi)[3]
Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa betapa pentingnya do�a itu bagi manusia. Sehubungan dengan ini Rasulullah mengatakan do�a itu merupakan ibadah yang sangat disukai Allah.Sebagaimana sabdanya:
?? ??? ????? ?? ???????? ???? ???? ???? ??? ??? ??? ???? ??? ???? ???? ?? ??? ??? (???? ???? ???)
Artinya: Dari Abu Hurairah  berkata Nabi SAW bersabda: tiada suatu apapun yang lebih mulia di sisi Allah selain dari pada do�a. (HR. Turmizi)[4]
Fungsi do�a adalah sebagai otak ibadah, maka manusia harus memohon segala sesuatu kepada Allah SWT, tidak boleh memohon atau berdo�a kepada selain dari pada Allah SWT, seperti kepada manusia, kepada benda benda yang di anggap keramat, karena penyembahan selain Allah SWT, termasuk perbuatan syirik dan orang yang melakukannya adalah golongan musyrik.
           Allah SWT menganjurkan hambanya untuk selalu berdo�a kepada Nya, karena do�a itu rahmat bagi hamba-Nya, sebagaimana firman Allah SWT:
?? ?? ??????? ???? ?????? ??????? ??? ??? ????? ?? ????? ??? ???...(???? ??: 103)
Artinya: Ambillah shadaqah itu  dari sebagian harta mereka, dengan shadaqah itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdo�alah untuk mereka, karena sesungguhnya do�a kamu itu ketenangan jiwa bagi mereka.) Q.S. At-Taubah: 103)
Rahmat yang dimaksud oleh ayat ini adalah dengan berdo�a seseorang kepada Allah akan terwujudlah kebahagiaan dalam hidupnya, dan akan memberi ketenteraman kepada batinnya sebagai mana Rasulullah bersabda:
??? ??? ???? ??? ???? ????? ???: ??? ???? ???? ??? ???? ???? ???? ?? ??? ??? ?????? ??? ???? ?? ?? ?? ??? ?????, ??? ?? ?? ????, ????? ?? ??? ?? ????? (???? ??? ????)
Artinya: Dari Ibnu Abbas ra berkata Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang tetap membaca istigfar (meminta ampun) Allah akan melepaskan dari segala kesukaran dan melapangkan segala kesempitan, dan memberinya rizki yang tak terhitung (tidak terduga-duga). HR. Ibnu Majjah)[5]
           Dari hadits di atas jelaslah bahwa Allah akan melapangkan dan memudahkan segala urusan hambanya asalakan hamba tersebut mau berdo'a kepada-Nya. Dan Allah akan mumudahkan rizki baginya. Dengan adanya keyakinan bahwa Allah lah yang mengatur segalanya maka manusia tidak akan cemas atau khawatir dengan kehibupannya yang mendatang karena segalanya sudah diatur oleh yang maha kuasa manusia tinggal berusaha mendapatkan apa yang diinginkannya.
Dalam Islam do�a itu adalah nasehat Allah SWT kepada hamba-Nya sebagaimana firman Allah SWT:
???? ???? ?????? ????? ??? ?? ????? ???????? ?? ?????? ??????? ???? ?????? (???? ??: 60)

Artinya: Dan Tuhan berfirman: berdo�alah kepada Ku niscaya akan kuperkenankan bagimu, sesungguhnya orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina. (Q.S. Al- Mukmin: 60).
            Do�a merupakan suatu anjuran karena setiap anjuran dari Allah pasti adap manfaat  dan syafaatnya. Maka dengan memohon kepada Allah SWT oleh setiap individu dengan sendirinya akan ada hikmah dalam kehidupan manusia dunia dan akhirat. Adapun hikmah berdo'a adalah lebih mendekatkan diri dengan Allah juga dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani, terhindar dari kekecewaan atau kegelisahan dalam hidup.

B.      Adab dalam Berdo�a
Apabila seseorang memohon sesuatu kepada yang lebih tinggi sudah barang tentu harus memperhatikan tata cara untuk mengemukakan maksudnya, begitu juga halnya orang berdo�a tentu orang itu harus memperhatikan adab-adab berdo�a agar dikabulkan Allah SWT.
Umpamanya saja apabila seseorang meminta sesuatu kepada orang lain, tentu ia mempergunakan tata cara yang baik dan tingkah laku yang sopan supaya permintaan itu dapat menggugah hati orang yang kita minta sekaligus dapat dikabulkan.
Karena do�a adalah permohonan yang ditujukan kepada Allah, tentu melalui tata cara yang baik dan sopan serta sungguh-sungguh dan yakin. Sebagaimana firman-Nya
????? ???? ????? ????? ??? ?? ??? ???????? (? ???????: 55)
Artinya: berdo'alah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang    lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.  (Q.S. Al-'Araf: 55)
 Yang menjadi pendorong bagi seseorang untuk  berdo�a kepada Allah yaitu :
a.     Mengenal Allah sebagai Tuhan pencipta seluruh yang ada, yang mengendalikan semuanya, bersifat dengan sifat sifat kesempurnaan. Sebelum mendapat pengertian begini tentang Allah tidaklah mungkin seseorang menghadapkan do�a kepada-Nya. Sesuatu permohonan tidak mungkin dihadapkan kepada yang tidak dikenal.
b.     Menyakini dengan sungguh kekuasaan Allah, yaitu yang telah menjadikan alam dan seluruh isinya baik manusia maupun tumbuh tumbuhan, dan Allah lah yang memberikan rizki dan mamfaat serta Allah pulalah yang memberikan kemudharatan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, hanya Allah lah yang dapat menolong manusia. Oleh karena itu manusia berdo�a kepada Allah yang maha kuasa yang dapat melepaskan manusia dari kemudharatan, Allah tidak mengabulkan do�a seseorang yang  berdo�a kepada benda benda yang keramat yang dianggap sebagai Tuhan.
c.     Perasaan dan kelemahan diri yang wajar. Perasaan berhajat dan membutuhkan        pertolongan Allah. Tampa perasaan yang demikian tidak mungkin seseorang berdo�a kepada Allah, perasaan itu menjadikan dirinya rendah dihadapan Allah.
Selanjutnya Imam Al-Ghazali mengatakan dalam kitabnya Ihya Ulumuddin tengtang kaifat berdo�a yang harus diperhatikan oleh setiap orang yang akan berdo�a adalah sebagai berikut :
a.     Hendaklah ia mencari waktu-waktu yang baik dan mulia, seperti di hari arafah, bulan ramadhan, hari jum�at pada waktu sepertiga malam dan pada waktu sahur.
b.     Hendaklah ia mempergunakan keadaan-keadaan yang baik dan mulia, seperti waktu sujud dalam shalat, pada waktu peperangan, pada waktu turun hujan, sesudah azan dan sesudah shalat, juga sangat baik disaat hati tenang.
c.     Pada waktu berdo�a menghadap kearah kiblat, mengangkat kedua belah tangan dan mengusap kedua telapak tangan itu pada waktu selesai.
d.     Merendahkan suara pada waktu mengucapkan do�a.
e.     Janganlah lafadh do�a itu dibuat-buat demikian rupa sehingga melampaui batas, yang lebih baik memilih lafadh do�a yang berasal dari Nabi dan sahabat-sahabatnya karena tidak setiap orang dapat menyusun sendiri do�a-do�a yang baik. Khawatir kalau dalam karangannya ia melampaui batas.
f.      Orang yang berdo�a hendaknya mempunyai sikap kusyu� dan takut, sebagaimana yang dianjurkan Allah.
g.     Menetapkan hati dengan do�a dan meyakini terkabulnya.
h.     Hendaklah do�a itu diulang ulang di tempat-tempat  yang penting sampai tiga kali dan mempunyai keyakinan bahwa do�a akan segera diperkenankan.
i.      Do�a hendaklah dimulai dengan menyebut nama Allah dan sesudah itu pujian kepada-Nya, lalu diiringi salawat kepada Rasul.
j.      Yang menjadi pokok sesuatu do�a diperkenankan Tuhan, yaitu pengakuan taubat dari semua dosa, meninggalkan semua perbuatan yang zalim dan menghadapkan diri kepada Allah.[6]
           
Adapun adab berdo�a menurut Sayyid Sabiq dalam kitabnya � Fiqh Sunnah �  adalah sebagai berikut :
a.     Menghadap kiblat jika mungkin.
b.     Memperhatikan waktu-waktu yang tepat dan keadaan yang mulia.
c.     Mengangkat tangan setengah bahu.
d.     Memulai dengan memuji Allah, dengan mengagungkan Allah serta bersalawat kepada Nabi.
e.     Hadirkan hati yang mengatakan kehinaan diri dan ketergantungan kepada Allah Azza Wajalla, serta merendahkan suara antara berbisik dan terang.
f.      Do�a itu bukan untuk dosa dan memutuskan silaturrahmi.
g.     Tidak menganggap akan lambat dikabulkan do�a oleh Allah.
h.     Berdo�a denga keinginan pasti akan dikabul.
i.      Memilih kalimat yang mencakup makna luas seperti :
???? ???? ?? ?????? ???? ??? ?????? ???? ???? ???? ????? (?????? 201)
j.      Menghindari dosa ( yang tidak baik ) bagi dirinya, keluarga dan harta.
k.     Mengulang do�a sampai tiga kali.
l.      Apabila berdo�a untuk orang lain hendaklah terlebih dahulu dimulai untuk dirinya sendiri.
m.   Mengusap muka dengan kedua belah tangan setelah berdo�a.[7]
Jadi sesuai dengan uraian di atas jelaslah bahwa berdo�a diwajibakan bagi orang Islam karena do'a merupakan sebagai jalan atau cara untuk bartaubat, sedangkan taubat itu sendiri merupakan sesuatu yang wajib bagi setiap muslim tampa terkecualinya, sebagaimana firman Allah SWT.
?????? ??? ???? ????? ???? ???????? ????? ?????? (?????: 31)
Artinya : Dan bertaubatlah kamu semuanya kepada Allah, hai orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S. An-Nur: 31)
Dikarenakan bertaubat hukumnya wajib sedangkan do'a merupakan salah satu syarat bagi pertaubatannya maka dengan sendirinya berdo'apun menjadi wajib hukumnya. Sebagai perbandingannya ialah kewajiban shalat, supaya shalat itu sah, maka harus memenuhi persyaratannya, salah satunya adalah bersuci (berwudu').
Dengan demikian bersuci itupun menjadi wajib hukumnya dilakukan agar kewajiban shalat bisa ditunaikan.[8]
Dalam berdo�a itu bukanlah sembarangan saja tetapi harus dilengkapi dengan adab serta syarat-syarat agar do�a tersebut mudah diterima oleh Allah. Selanjutnya orang berdo�a harus menjaga makanan, minuman, pakaian dan pekerjaannya jangan yang berasal dari yang haram, Karena hal yang demikian menyebabkan do�anya tidak dikabulkan Allah.
Sebagaimana diketahui bahwa ada kalanya do�a itu cepat terkabul atas segala yang dimohonkan itu dan ada pula do�a yang terlambat dikabul bahkan ada juga yang tidak terkabul sama sekali.
Maka apabila  do�a seseorang tidak terkabul atau tidak dikabulkan oleh Allah  kemungkinan orang yang berdo�a itu bersifat sombong dan angkuh sekali sehingga tertolaklah semua do�a yang  dia mohon kepada Allah SWT.
Tetapi kalau orang yang khusu� dalam berdo�a serta penuh keyakinan dan tunduk menyerahkan diri kepada Allah, maka do�a yang demikian dikabulkan oleh Allah SWT, sesuai  dengan sabda Rasulullah  SAW:
?? ??? ????? ??? ???? ???? ??? ???? ???? ????: ????? ???? ????? ?????? ???? ???? ?? ????? ?? ???? ????? ?? ????? ?????? ?? ??? ???? ?? (???? ??????)
Artinya: Dari Abu Hurairah berkata Nabi Saw : Berdo�alah kepada Allah sedang kamu yakin akan dikabulkan dan ketahuilah Allah tidak mengabulkan do�a yang keluar dari hati yang lalai lengah (tidak bersungguh-sungguh) dan yakin akan didengar dan dikabulkan Allah. (HR Turmuzi) [9]
            Adapun do�a yang sangat makbul disisi Allah adalah antara lain sebagai berikut :
a.      Do�a yang dilakukan dengan usaha, dan tidak tergesa-gesa sebagaiman sabada Rasulullah SAW:
??? ??? ????? ??? ???? ??? ?? ???? ???? ??? ???? ???? ???? ?????? ?????? ???? ???? ????: ?????? ??? ??? ????? ?? (???? ???? ????)
Artinya: Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW besabda: selalu diterima do'a salah satu kamu selama tidak tergesa-gesa hingga berkata: saya telah berdo'a tetapi tidak diterima. (HR. Imam Malik)[10]
 
b.      Do�a orang yang tersiksa, sebagaimana Hasbi Ash-Shiddiqy mengatakan bahwa air mata orang yang teraniaya akan dijaikan Allah selaku banjir yang dapat membahayakan dan meruntuhkan kebesaran dan keagungan orang yang menganiaya. Begitu pula do'a orang yang teraniaya disaat ia menghadapi penganiayaan diterima Allah dan akan diperlihatkan hasilnya cepat atau  lambat. [11]
c.      Do�a Nabi Aiyub yang menderita penyakit yang sangat berat, sebagaimana firman-Nya  :
????? ?? ???? ??? ??? ???? ???? ???? ???? ????????. ???????? ?? ?????? ?? ?? ?? ?? ??????? ???? ?????? ???? ???? ?? ????? ????? ???????? (??? ?????: 83-84)

Artinya : Dan ( ingatlah kisah ) aiyub ketika ia menyeru Tuhannya; ( ya Tuhanku ) sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan engkau adalah Tuhan yang Maha penyayang  diantara sekian penyayang. Maka kamipun memperkenankan seruannya itu,lalu kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai rahmat disisi kami dan untuk menjadi  pwringatan bagi semua orang yang menyembah Allah. (Qs. Al-Ambiya: 84-83)
d.      Do�a orang musafir dan do�a orang tua kepada anaknya.
?? ??? ????? ??? ???? ??? ???: ??? ???? ???? ??? ???? ???? ???? ???? ???? ? ????? ?? ?? ?? ???? ???? ? ??????? ????? ??????? ????? ???? ?? ??? ???? (???? ???)
Artinya : Dari Abu Hurairah ra. Berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda : Tiga macam do�a yang tidak diragukan lagi akan dikabulkan Allah, yaitu do�a orang yang teraniaya, do�a orang musafir dan do�a orang tua kepada anaknya.(HR. At-Tumuzi) [12]
e.      Do�a orang yang sedang berpuasa, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda.
?? ??? ????? ??? ???? ???? ??? ???? ???? ???? ???? ?? ?? ??? ?????? (???? ???????)

Artinya : Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: do�a orang berpuasa tidak ditolak Allah.(HR. At-Turmuzi) [13]
Puasa yang dilakukan pada bulan ramadhan, yang mana Allah pada malam itu banyak menurunkan  rahmat  dan manfaat. Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa apabila seseorang berdo�a kepada Allah alangkah baiknya mengenal Allah, memakai adab dan syarat-syaratnya di waktu mau berdo�a semoga Allah mengabulkannya. Begitu juga Allah mengabulkan do�a orang yang tersiksa, orang musafir dan do�a orang tua kepada anaknya.

C . Fungsi Do�a dan Lafadh- Lafadh Do'a Dalam Islam
Ajaran Islam yang diturunkan Allah melalui Nabi Muhammad Saw. Merupakan ajaran yang sempurna dan termulia, dan merupakan peraturan yang lengkap untuk disampaikan kepada manusia supaya dipedomani dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang Islam penganutnya, perlu mempelajari dengan sungguh-sungguh serta mendalami apa yang diajarkan Islam itu, baik yang berhubungan dengan khaliqnya, maupun yang berhubungan dengan manusia dan lingkungannya.
Juga jangan dilupakan masalah do�a merupakan salah satu cara beribadah kepada Allah bahkan sebagai kunci ibadah itu sendiri. Do�a dalam kehidupan manusia sangat perlu karena do�a itu � suatu aspek yang tidak diabaikan dalam rangka bertaqarrub kepada Allah SWT �.[14]
Oleh karena itu do�a tidak dapat dipisahkan dengan ibadah karena do�a itu inti ibadah. Semua orang merasakan bahwa dirinya adalah makhluk yang lemah untuk menjangkau harapan dan tujuannya. Sebab kekuatan yang ada pada  manusia tidak semata-mata dapat diandalkan untuk mencapai tujuannnya tanpa bergantung dan memohon kepada Allah SWT.
Manusia wajib menyadari akan kelemahannya, banyak diantara keinginannya tidak pernah terwujud, namun demikian mereka tidak mau diam menerima apa adanya, tetapi mereka berusaha mencari jalan untuk mengatasi kegagalan dalam hidupnya.
Sudah menjadi adat kebiasaan manusia, jika ia menghadapi sesuatu cobaan yang menimpa dirinya, ia berusaha dengan bermacam-macam cara agar dapat mengatasinya, dengan tenaga, fikiran dan harta benda atau dengan meminta pertolongan pada orang lain. Ini semua masih bersifat materil, akan tetapi apabila dengan materil ini tidak tercapai barulah mencari jalan lain yaitu berdo�a meminta pertolongan kepada Allah.
Karena Allah tempat berdo�a dan meminta pertolongan dan hanya Allah yang dapat menolong manusia keluar dari segala kemudharatan hidup. Prinsip ini jauh berbeda dengan agama lain (agama Ardhi) menurut kepercayaannya. Manusia yang tidak bertuhan menghadap do'anya pada benda-benda, tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang tidak berjiwa. Tetapi manusia yang bertuhan menghadap  do'anya kepada Allah  yang maha kuasa.
Umat Islam bukan demikian halnya, apabila sesuatu bala menimpa terhadap dirinya baik berupa ketidak tenangan jiwa ataupun tidak merasakan ketenteraman hidup haruslah permohonannya ditujukan kepada  Allah yang Maha kaya dan Maha bijaksana, yang menjanjikan akan mengabulkan setiap do�a hamba-Nya. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
???? ???? ????? ??? ???? ???? ???? ???? ????? ??? ????  (??????: 186)
Artinya: Dan apabila hambaku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku akan dekat, Aku akan mengabulkan permohonan orang-orang yang berdo�a kepadaKu. (Q.S. Al-Baqarah: 186)
Dalam ayat tersebut Allah menyuruh manusia berdo�a kepada Nya, dan Allah berjanji  akan mengabulkan do�a-do�a yang ditujukan kepada-Nya. Karena manusia selaku hamba Allah hendaklah selalu berdo�a sebagai  suatu tanda bahwa manusia adalah makhluk yang dhaif tidak dapat melepas diri dari pada-Nya, kata kebanyakan ulama adalah sangat dianjurkan kepada seseorang untuk berdo'a kepada Tuhan mengharapkan kebaikan di dalam melakukan suatu perbuatan. Bila ia  tetap beristiqarah kepada Tuhan akan tenganglah jiwanya menghadapi pekerjaan itu.[15]
Oleh karena kekuasaan yang tertinggi adalah kepunyaan Allah. Maka seterlah berdo'a kepada-Nya dengan sepenuh hati dan merendahkan diri, dapat memberi pengaruh terhadap jiwa serta perasaa, rasa takut dan gelisah akan berkurang bahkan lenyap. Sebab do'a yang telah dipanjatkan mengharap bantuan kepada Allah.
 Do�a juga merupakan senjata yang paling ampuh yang sanggup menolong manusia keluar dari kesempitan. Dalam sebuah hadist Nabi menjelaskan bahwa satu-satunya jalan yang dapat menghindari manusia dari taqdir yang telah ditentukan oleh Allah ialah do�a, sabda Nabi yang berbunyi:
?? ??? ????? ??? ???? ???? ??? ???? ???? ???? ?? ??? ?????? ??? ?????? ??? ?? ?? ????? ??? ???? (???? ???????)
Artinya: Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: Tiada yang dapat menolak taqdir selain do�a dan tiada yang menjangkau umur kecuali  perbuatan yang baik. (HR. At-Turmuzi)[16]
Selanjutnya Hasbi Ash-Shiddiqy mengutip pendapat Imam Al-Ghazali berkata: do'a itu salah satu sebab tertolaknya bencana, sebagai air mengeluarkan tumbuh-tumbuhan dari bumi. Maka sebagai perisai menangkis senjata, demikianlah do'a menangkis bencana yang telah ditakdirkan Tuhan.[17]
Berdasarkan pendapat Imam Al-Ghazali di atas jelas dapat dipahami bahwa do'a dapat merubah takdir yang sudah digariskan Allah dan dapat menghapus takdir yang telah ditulis di Lauhul Mahfudz kalau ia kehendaki atau ditetapkan saja sesuai dengan kehendak-Nya.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa do�a itu sangat penting bahkan dianjurkan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
????? ???? ????? ?????...(??? ????: 55)
Artinya: Berdo�alah kepada Tuhan mu dengan merendahkan diri, suara dan hati yang lembut. (Q.S. Al-A�raf: 55)
Dalam surah yang lain Allah SWT berfirman:
????? ??? ????? ??? ??? ?? ?? ?? ?? ???? ???? ???? ??? ???? ?????? (?? ?????: 38)
Artinya: Disinilah Zakaria berdo�a kepada Tuhannya seraya berkata:�Ya Tuhanku berilah aku dari sisi engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya engkau maha mendengar memperkenankan do�a. (Q.S. Ali Imram: 38)
Sesuai dengan firman Allah tersebut, kepada manusia dianjurkan berdo�a agar apa yang dikerjakan mudah dikabulkan oleh Allah SWT.
Ketika kita berdo'a kepada Allah hendaklah memakai lafadh-lapazh yang telah ditentukan di dalam al-Qur'an dan hadits. Suatu hal yang sangat mengecewakan hati, ialah kelakuan orang-orang yang berpaling dari do'a-do'a yang diajakan oleh Nabi untuk dijadikan wirid, yang terdapat dalam kitab-kitab yang mu'atabar, kepada do'a-do'a yang mereka ada-adakan sendiri lalu mereka wiridkan, dan sangat banyak pula macamnya.
            Do'a-do'a yang mereka susun itu ada yang berupa seruan, ada yang mengandung permohonan-permohonan yang dihadapkan kepada seseorang yang dianggap keramat. Oleh karena itu, berkembanglah di dalam masyarakat berbagai macam buku do'a dan tawassul. Kitab-kitab tersebut. Menurut tinjaun ulama-ulama tauhied, tidak boleh diamalkan, karena mengandung susunan kata-kata yang membawa ke pada ke kafiran, dan umat Islam wajib menjauhkan diri dari padanya.[18]
            Tegasnya umat Islam wajib mencukupkan dengan kadar yang diterima dari Rasulullah SAW dan dari al-Qur'an sebagaimana yang ditulis oleh Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qattoni dalam bukunya kumpulan do'a-do'a dalam al-Qur'an dan hadits sebagai berikut:[19]
            Do'a untuk kesedihan yang mendalam
????? ????? ??????? ????? ??????? ???? ??? ????? ?? ???? ??? ?? ??? ??????

Artinya: Ya Allah: Aku mengharapkan ( Mendapat) rahmat-Mu, oleh karena itu, jangan engkau biarkan diriku sekecap mata (tampapertolongan atau rahmat dari-Mu) perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan selain engkau.
            Do'a orang yang mengalami kesulitan:
????? ?? ???? ????? ????? ???? ???? ???? ????? ?? ???? ????
Artinya: Ya Allah: tidak ada kemudahan keculi apa yang Kamu jadikan mudah, sedang yang susah bisa engkau jadikan mudah, Apabila engaku menghendaki.
Do'a apabila orang yang mengalami cobaan:
????? ???? ???? ?????? ??? ?????? ?? ?????? ??? ???? ??? ??? ??????
Artinya: Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan aku dari sesuatu yang Allah memberi cobaan kepadamu. Dan Allah telah memberi kemuliaan kepadaku, melebihi orang banyak.

D. Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Jiwa
Pada saat sekarang manusia cenderung melibatkan diri dalam dunia persaingan. Persaingan di bidang intelektual, politik, ekonomi, senjata dan berbagai macam persaingan lainnya yang mengakibatkan bermacam-macam efek pula. Yang menang akan gembira, ceria dan berbagga-bangga, yang kalah akan gundah, gelisah, frustasi setidak-tidaknya akan terjadi ketegangan emosi malah kadang-kadang sampai frustasi yang memprihatinkan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa frustasi ialah suatu proses yang menyebabkan orang akan merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhnya kebutuhan-kebutuhannya, atau menyangka akan terjadi suatu yang bisa menghalanginya.[20]
 Kesukaran-kesukaran yang kecil atau rintangan-rintangan yang kurang merasa penting dapat dengan mudah diatasi. Sesuatu yang menghambat atau yang bisa menghalangi kepuasan dalam suatu dorongan atau keinginan. Sugesti yang paling lazim terhadap suatu rintangan itu ialah berusaha. Berusaha lebih aktif lagi untuk mencapai tujuannya. Usaha-usaha untuk melepaskan diri dari rintangan ini.
Oleh karena itu banyak masalah-masalah yang dihadapi tidak terpecahkan, karena usaha menghilangkan rintangan-rintangan yang menghambat tercapainya tujuan dan terlaksananya suatu keinginan, berakhir dengan kegagalan.
Beberapa individu yang gagal tersebut dapat berlangsung lebih lama dalam usaha memecahkan persoalan atau kesulitan yang dihadapinya, sebelum kena frustasi yang emosional orang tersebut dapat dikatakan memiliki frustasi tolerance. (Kesabaran atau daya tahan untuk melawan frustasi). Tetapi sebaliknya ada juga individu reaksi frustasinya terlalu cepat dan bersifat emosional. Orang-orang yang mempunyai sifat gembira, percaya pada diri sendiri dan teguh hati dalam menghadapinya, biasanya tidak mudah dihinggap frustasi.
Orang yang selalu mempertahankan diri kalau disalahkan orang lain, mudah tersinggung, mudah sekali dihinggapi oleh frustasi.
Begitu juga halnya mengenai komplik (pertentangan batin). Pertentangan batin adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lainnya, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.[21]
Konflik ada beberapa macam antara lain sebagai berikut :
1.      Pertentangan antara dua hal yang diingini, yaitu dua permasalahan yang sedang dihadapi, kedua permasalahan itu sama-sama baik dan diminati, maka tidak mungkin diambil kedua-duanya ia harus memilih salah satu diantaranya. Misalnya. Seorang pemuda sama-sama  dapat diterima lamarannya sebagai pegawai di dua kantor yang berbeda, kedua kantor itu  sama baik dan diminati, tentu tidak mungkin ia bekerja di dua kantor sekaligus, maka ia harus memilih salah satu diantara keduanya. Komplik seperti ini tidak terlalu berat dalam menentukan pilihan.
2.      Pertentangan diantara dua hal, yang satu diingini sedangkan yang lain tidak. Konflik seperti itu  terjadi apabila terdapat dua hal yang saling menghambat antara satu dengan yang lainnya. Dalam satu hal ingin didapatkan sedangkan yang lain tidak sama sekali. Misalnya, seorang ibu menginginkan anaknya menjadi militer di sisi lain ia takut anaknya mendapat bahaya dalam latihan masa yang akan datang.
3.      Pertentangan antara dua hal yang kedua-duanya tidak diingini, misalnya seorang militer disatu pihak ia berkewajiban untuk berperang akan tetapi ia takut mengalami kematian di pihak lain, jika ia tidak menghindar salah satu diantara hal itu akan ia alami, dalam keadaan dimikian ia mengalami goncangan jiwa.[22] 
          
Ditinjau dari segi gejala, umumnya ketidak tentraman dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1.     Perasaan terganggu, tidak tenteram, rasa gelisah, takut yang menentu, rasa iri, rasa rendah diri.
2.     Pikiran, seseorang yang tidak tenteram jiwanya dapat mempengaruhi pikiranya, jika terjadi pada anak-anak ia akan jadi pemalas, pelupa, suka bolos, bahkan bisa jadi bodoh. Dimikian juga dengan orang dewasa daya pikirnya akan menurun, sehingga tidak mampu melaksanakan cita-citanya yang telah direncanakan.
3.     Kelakuan, pada umumnya kelakuan-kelakuan yang kurang baik seperti kenakalan remaja, keras kepala, suka berdusta, menipu, menyeleweng, mencuri, menyiksa orang merampok, mabuk-mabukan dan memperkosa.
4.     Kesehatan, yang menyangkut kesehatan jasmani sering terjadi sakit kepala, merasa lemah, darah tinggi dan darah rendah. Semuanya ini tidak disebabkan oleh fisik.[23]

Bermacam-macam hal yang telah diuraikan di atas merupakan penyebab terjadinya komplik dan ketidak tenteraman jiwa atau gangguan jiwa.


E. Pengaruh Gangguan Jiwa Terhadap Manusia
            Sebagai akibat dari sikap hipokrit yang berkepanjangan, maka manusia mengidap gangguan kejiwaan antara lain berupa :
  1. Kecemasan
  2. Kesepian
  3. Kebosanan
  4. Perilaku menyimpang[24]
1. Kecemasan
Perasaan cemas yang diderita manusia adalah bersumber dari hilangnya kehidupan. Secara fitri manusia memiliki kebutuhan akan makna hidup. Makna hidup dimiliki oleh seseorang ketika ia memiliki kejujuran dan merasa hidupnya dibutuhkan oleh orang lain serta merasa mampu dan telah mengerjakan sesuau yang bermakna untuk orang lain.
Adapun manusia yang tidak memiliki makna hidup dan tidak memiliki prinsip hidup. Apa yang dilakukan adalah mengikuti trend, mengikuti tuntunan social, sedangkan tuntunan sosial belum tentu berdiri di atas suatu prinsip yang mulia, orang yang hidupnya hanya mengikuti kemauan orang lain, akan merasa puas tetapi hanya sekejap dan akan merasa kecewa dan malu jika gagal, maka ia dilanda kegelisahan dan kecemasan yang berpanjangan.
2. Kesepian
Gangguan kejiwaan berupa kesepian bersumber dari hubungan antara manusia di kalangan masyarakat yang tidak lagi tulus dan hangat. Kegersangan hubungan antara manusia ini disebabkan karena semua manusia menggunakan topeng-topeng sosial untuk menutupi wajah kepribadiannya.
Sebagai akibat dari hubungan antar manusia yang gersang, manusia mengidap perasaan sepi meski ia berada di tengah keramaian. Sebagai manusia ia benar-benar sendirian, karena yang berada di sekelilingnya hanyalah orang-orang yang tidak  memperdulikan orang lain. Ia tidak dapat menikmati senyuman orang lain sehingga ia betul-betul merasa di dalam dunia ini hanya ada dirinya sendiri.
3. Kebosanan
Karena hidup tidak bermakna dan hubungan dengan manusia lain terasa hambar karena ketiadaan ketulusan hati, kecemasan yang selalu mengganggu jiwanya dan kesepian yang berkepanjangan menyebabkan manusia menderita ganguan kejiwaan berupa kebosanan, kecemasan kesepian yang berkepanjangan akhirnya membuatnya manjadi bosan, tetapi ia tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan kebosanan itu.
4. Perilaku menyimpang
Kecemasan, kesepian dan kebosanan yang diderita berkepanjangan, menyebabkan seseorang tidak tahu persis apa yang harus dilakukan, ia tidak bisa memutuskan sesuatu, dan ia tidak tahu jalan mana yang harus ditempuh. Dalam keadaan jiwa yang kosong dan rapuh ini, maka ketika seseorang tidak mampu berfikir jauh, kecendrungan kepada memuaskan motif kepada hal-hal yang rendah menjadi sangat kuat, karena pemuasan atas motif kepada hal-hal yang rendah sedikit menghibur.
Manusia dalam tingkat gangguan kejiwaan seperti itu mudah sekali diajak atau dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, meskipun perbuatan itu menyimpang dari norma-norma moral. Kondisi psykologi mereka separti hausnya orang yang sedang berada dalam pengaruh obat terlarang. Dalam keadaan tidak mampu berfikir, apa saja ia mau lakukan asal memperoleh minuman. Kekosongan jiwa itu dapat mengantar mereka pada perbuatan merampok, meski mereka tidak membutuhkan uang, memperkosa orang tanpa mengenal siapa yang diperkosa, membunuh orang tanpa ada sebab-sebab yang membuatnya harus membunuh, pokoknya semua perilaku menyimpang yang secara sepintas akan memberikan hiburan dapat mereka lakukan.

F.  Do�a dan Keterkaitannya dengan Jiwa
Setiap individu mempunyai nafsu, dengan nafsu tersebut manusia menginginkan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari, baik kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Karena manusia mempunyai nafsu dan kemauan yang sangat besar dalam mencapai cita-citanya. Adakalanya seseorang dalam mancapai cita-citanya mengalami hambatan-hambatan atau kegagalan sehingga akan terpengaruh terhadap jiwanya.
Namun demikian dalam mencapai cita-citanya seyogianya berdo�a kepada Allah supaya keinginannya terwujut, dan apabila jiwa tidak tenang semua cita-citanya tidak mungkin terwujud.Maka do�a itu sangat berkaitan dengan jiwa.Sebab jiwa yang gelisah apabila berdo�a kepada Allah akan terbayanglah kebahagiaannya, dengan keyakianan bahwa akan mengabulkan segala do�a hambanya.
Begitu juga seseorang yang telanjur berbuat dosa dan perbuatan lain yang sangat mengganggu jiwanya dan ditimpa lagi kegagalan sehingga tidak menentu lagi arahnya dan mengaggap bahwa kebahagiaan telah sangat jauh dari dirinya. Untuk mengembalikan jiwanya supaya tenang adalah dengan berdo�a kepada Allah memohon dengan penuh harapan atas apa atas apa yang dialaminya. Firman Allah SWT:
?? ?? ????? ????? ?????? ??? ?????? ?? ?????? ?? ???? ???? ?? ???? ???? ?????? ????? ??? ?? ?????? ?????? (?????: 53)

Artinya: Katakanlah wahai hamba-hamba-Ku yang berlebih-lebihan terhadap dirinya, janganlah berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi Maha penyayang. (Q.S. Az-Zummar: 53)
Jelas do�a sangat besar kaitannya terhadap ketentraman jiwa, dan menimbulkan harapan harapan yang telah pudar, Begitu juga menurut Aulia dalam bukunya Agama dan Kesehatan Jiwa ia mengemukakan tentang seorang dokter yang bernama A. Carrer, Pemenang hadiah Nobel pada tahun 1912 untuk ilmu kedokteran, suatu penemuan dalam Bukunya �La Priere� (do�a). Mengemukakan bahwa keyakinannya membawa pendapat faedah do�a untuk pengobatan. Apabila do�a itu dibiasakan dengan sungguh-sungguh maka pengaruhnya sangat jelas karena ia merupakan semacam obat yang membawa perobahan kejiwaan dan kebutuhan yang ditimbulkan oleh do�a itu membirikan pertolongan bagi pengobatan.[25]
Dan Aulia melanjutkan bahwa diantara obat-obat yang paling bai untuk mengobati adalah berbuat amal kebaikan, berzikir, berdo�a serta memohon dan mendekatkan diri kepada Allah dan bertaubat. Semua ini  mempunyai pengaruh  yang lebih besar daripada obat-obat biasa untuk menolak penyakit dan mendatangkan kesembuhan. Tetapi tidak semua orang dapat menerima serta percaya akan obat kebathinan itu dan manfaatnya.[26] 
Maka dari itu tindakan keagaman yang penting ialah berdo�a, karena  sangat besar keterkaitannya dengan ketenangan jiwa. Dan dengan kita berdo�a akan terbentuklah hubungan antara hamba dengan sang Khaliq nya, karena hanya kepada-Nyalah tempat manusia itu menyerah diri, tempat berlindung dan tempat mengadu. Alah Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dan Dia akan mengabulkan segala permintan hamba-Nya, asalkan manusia itu mau bersungguh-bersungguh  dalam usahanya untuk mencapai apa yang diinginkannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa manusia berdo�a kepada Allah telah menunjukkan bahwa dirinya begitu lemah, dan mengharapkan pertolongan dan kasih sayang dari  Allah SWT, ia tidak akan sanggup berbuat apa-apa di atas muka bumi ini tanpa bantuan dari -Nya. Dan Allah juga yang telah manyeru kepada hamba-Nya.Itu juga tidak terlepas dengan mengikuti tatacara dalam berdo�a dan waktu-waktu yang talah ditentukan agar do�a ini makbul.
Persoalan yang dihadapi manusia di era globalisasi ini tidak terlepas dari persaingan, baik itu di bidang politik maupun dibidang ekonomi. Dalam persaingan ini manusia di ibaratkan bagai roda yang selalu berputar dan sangat mudah ditebak sekali diatas sekali dibawah. Jika manusia itu berada di atas hendaklah selalu bersyukur kepada Allah atas segala rahmat-Nya yang diberikan kepada hamba. Apapun yang dianugrah tuhan kepada hamba adalah itu adalah yang terbaik dan apapun yang terjadi di muka bumi ini semua pasti ada hikmahnya. 
















DAFTAR BACAAN

Abdurrahman Muhammad Usman, Sunan Turmudzi, Juz V, cet III, Beirut, 1983.

Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Terjemahan Ismail Ya'kob, Jilid II, Jakarta: Faizan.

Aulia, Agama dan Kesehatan Badan (Jiwa), cet I, Jakarta: Bulan Bintang.

Abu Isa Muhammad Isa Amarah, Sunan Turmudzi, Juz III, Beirut: Darul Fikri Lil Tabi'ati Wanasyi Watauzi'u, 1403.

Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat, Jakarta: Tawi dan Son, 1966

Hamzah Ya'kob, Tasawul dan Taqarub, cet III, Bandung: Pustaka Madya Indonesia, 1587.

Hasbi As-Siddiqi, Pedoman Zikir dan doa, cet IV, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

Hasbi As-Siddiqi, Kuliah Ibadah, cet V, Jakarta: Bulan Bintang, 1976

Ibnu Taimiyah, Tasawul dan Wasilah, Terjemahan Saudi Saad, Jakarta: Panjima, 1987.

K. H. Sirajuddin Abbas, Empat Puluh Masalah Agama, Jilid IV, Jakarta: Pustaka Tarbiyah, 1967

Mahyidin Daud An-Nawawi, Al-Adzkar, Mesir: Isa Al Baby Al Halaby Wasyarklau.

Syeh Abduh Hamid Al-Khatib, Ketinggian Risalah Nabi Saw, Terjemahan Bey Arifin, Jilid II, Jakarta: Bulan Bintang.


Zakiah Drajat, Pendidikan dan Pembinaan Mental, cet III, Jakarta: Gunung Agung, 1975.





[1]M. Hasbi Ash-Shiddiqy, Kuliah Ibadah, cet V, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hal. 19.

[2]Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz I, (Bairut: Dar'al Kutub 'Ilmuah, tt), hal. 338.

[3]At-Turmuzi, Sunan Turmuzi, Juz V, cet III, (Bairut: Darul Fikri, 1983), hal. 125.

[4]Ibid, hal. 125.

[5]Imam Ibnu Majjah, Sunan Ibnu Majjah, cet I, (Riyadh: Darussalam, 1999), hal. 545.   

[6]Imam Al-Ghazali,Ihya Ulumuddin, Jilid II, (Terjemahan: Moh. Zuhri), (Jakarta: Faizan, tt), hal. 181-187.

[7] Sayyid Sabiq,  Fiqh Sunnah, jilid 4, (Terjemahan: Mahyuddin Syaf), (Bandung: Al-Ma�arif, 1978), hal. 271-282.  


[8]Helmi Laksono, Keutamaan Istigfar, Jilid IV, (Bandung: Al-Ma'arif, 1978), hal. 271-272

[9]At-Turmuzi,  Sunan Turmuzi�.hal-180.

[10]Imam Malik, Al-Muwattha', Juz I, (Bairut: Darul Kitab 'Alamiyah, tt), hal. 213. 
[11]M. Hasbi Ash-Shiddiqy, Pedoman Zikir dan Do'a, cet I, (Semarang: Rizki Putra, 1997), hal. 113.
[12]At-Turmuzi, Sunan Turmuzi,�,  hal. 164.
[13]Ibid, hal 139.
           
[14]Hamzah Ya�qup, Tasawuf dan Taqarrup, cet III, (Bandung: Pustaka Madya, 1987), hal.322.

[15]Helmi Laksono,Keutamaan Istigfar�, hal. 51.
               [16]At-Turmuzi,Sunan Turmuzi�, hal.303.

[17]M. Hasbi Ash-Shiddiqy, Pedoman Zikir dan Do'a�, hal. 105.

[18]M.Hasbi Ash-Shiddiqy,Pedoman Zikir dan Do'a, cet II, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997), hal. 101

[19]Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qathoni, Kumpulan Do'a dalam al-Qur'an dan Hadits, cet I, (Penerjemah: Mahrus Ali), (Surabaya: Duta Ilmu, 2000), hal. 132,143,198.

[20]Zakiah Darajat, Kesehatan Mental, cet II, (Jakarta: Gunung Agung, 1969), hal..24.

[21]Ibid, hal 24.

[22]Ibid, hal 29.

[23]Zakiah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, cet III, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), .hal.13.

[24]Achmad Mubarok, Jiwa Dalam Al-Qur�an, cet I, (Jakarata : Paramadina, 2000), hal. 8-12.

[25]Aulia,  Agama dan Kesehatan (badan)  Jiwa, cet. I, (Jakarta: Bulan Bintang), hal.19
[26]Ibid,  hal 18.