Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Metode Bercerita Sebagai Penanaman Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Prasekolah

Metode Bercerita Sebagai Penanaman Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Prasekolah

BAB I
P E N D A H U L U A N
A.    Latar Belakang Masalah
Setiap manusia membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama. Dalam jiwa manusia ada satu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, tempat berlindung dan memohon pertolongan-Nya. Manusia akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau dapat mendekat dan mengabdi kepada Dzat Yang Maha Kuasa.
Agama mengajarkan manusia agar selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Itulah sebabnya manusia memerlukan pendidikan agama untuk menuntun ibadahnya. Di sisi lain manusia diberi kemampuan untuk membina anak didiknya agar menjadi orang baik dan mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji.
Perkembangan agama sejak usia dini anak-anak memerlukan dorongan dan rangsangan sebagaimana pohon memerlukan air dan pupuk. Minat dan cita-cita anak perlu ditumbuh kembangkan ke arah yang baik dan terpuji melalui pendidikan. Cara memberikan pendidikan atau pengajaran agama haruslah sesuai dengan perkembangan psikologis anak didik. Oleh karena itu dibutuhkan pendidik yang memiliki jiwa pendidik dan agama, supaya segala gerak-geriknya menjadi teladan dan cermin bagi murid-muridnya.[1]
Tingkat usia kanak-kanak merupakan kesempatan pertama yang sangat baik bagi pendidik untuk membina kepribadian anak yang akan menentukan masa depan mereka. Penanaman nila-nilai agama sebaikya dilaksanakan kepada anak pada usia pra-sekolah, sebelum mereka dapat berpikir secara logis dan memahami hal-hal yang abstrak serta belum dapat membedakan hal yang baik dan buruk. Agar semenjak kecil sudah terbiasa dengan nilai-nilai kebaikan dan dapat mengenal Tuhannya yaitu Allah SWT.
Anak didik pada usia Taman Kanak-kanak masih sangat terbatas kemampuannya. Pada umur ini kepribadiannya mulai terbentuk dan ia sangat peka terhadap tindakan-tindakan orang di sekelilingnya. Pendidikan agama diperlukan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik misalnya membaca do.a tiap kali memulai pekerjaan seperti do.a mau makan dan minum, do.a naik kendaraan, do.a mau pulang, dan lain-lain yang biasa di terapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Di samping itu memperkenalkan Tuhan yang Maha Esa secara sederhana, sesuai dengan kemampuannya.[2]
Metode yang digunakan dalam menyampaikan pendidikan agama pada anak tentu berbeda dengan metode yang dilaksanakan untuk orang dewasa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Zakiyah Daradjat sebagai berikut : �Anakanak bukanlah orang dewasa yang kecil, kalau kita ingin agar agama mempunyai arti bagi mereka hendaklah disampaikan dengan cara-cara lebih konkrit dengan bahasa yang dipahaminya dan tidak bersifat dogmatic saja�.[3]
Cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada muridmuridnya, orang tua kepada anaknya, guru bercerita kepada pendengarnya. Suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya dengan keindahan dan sandaran kepada kekuatan kata-kata yang dipergunakan untuk mencapai tujuan cerita.[4]
Anak-anak merupakan sosok individu yang mempunyai pikiran yang terbatas dan pengalaman yang sedikit. Mereka hidup dengan akal pikiran dan alam yang nyata, mereka dapat mengetahui dengan salah satu pancaindra, mereka belum dapat memikirkan soal-soal maknawi, soal-soal yang abstrak dan hukum-hukum umum.
Anak-anak itu sangat perasa dengan perasaan yang halus dan mudah terpengaruh. Berkenaan dengan pendidikan agama yang akan diberikan dan ditanamkan ke dalam jiwa anak, orang tua harus dapat memperhatikan kondisi anak di dalam mendidiknya, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Orang tua juga sebagai pendidik harus dapat memikirkan dan memperhatikan tahapan-tahapan di dalam memberikan pendidikan agama pada anaknya.
Menurut Zakiyah Darajat .Anak pada usia pra-sekolah tertarik kepada ceritacerita pendek seperti cerpen yang berkisah tentang peristiwa yang sering dialaminya atau dekat dengan kehidupannya, terlebih lagi cenderung akan memilih suatu permainan yang bertujuan mendorong anak untuk tertarik dan kagum kepada agama Islam.[5]
Dunia anak adalah dunia pasif ide, maka dalam menunjang kemampuan penyesuaian diri seorang anak membutuhkan rangsangan yang cocok dengan jiwa mereka. Secara kejiwaan anak-anak ialah manusia yang akrab dengan simbol-simbol kasih sayang orang lain yang ada di sekitarnya, seperti melalui kata-kata sanjungan atau pujian. Guru yang mampu memberikan cerita akan menimbulkan semangat dan pemahaman kepada anak terhadap pelajaran yang diterima dari cerita tersebut.
Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar, maka metode bercerita merupakan salah satu teknik penyampaian yang digunakan dalam proses pendidikan di Taman Kanak-kanak yang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dengan teknik yang bervariasi dalam penyampaian materi pelajaran akan membantu guru dalam melaksanakan tugas secara baik. Oleh sebab itu, metode bercerita adalah salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-kanak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan.[6]
Dalam proses belajar mengajar, cerita merupakan salah satu metode yang terbaik. Dengan adanya metode bercerita diharapkan mampu menyentu jiwa jika didasari dengan ketulusan hati yang mendalam. Metode bercerita ini diisyaratkan dalam Al-Qur.an :
?????? ??????? ???????? ???????? ????????? ????? ??????????? ???????? ?????? ?????????? ????? ????? ??? ???????? ?????? ?????????????)????: ?(
Artinya : "Kami menceritakan kepadamu yang paling baik dengan mewahyukan Al- Qur.an ini kepadamu. Dan sesunggunya kamu sebelum(Aku mewahyukan) adalah termasuk orang-orang yang lalai .(Qs.Yusuf : 3 )
Kandungan ayat ini mencerminkan bahwa cerita yang ada dalam Al-Qur.an merupakan cerita-cerita pilihan yang mengandung nilai pedagonis.
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka penulis memilih judul  dalam penulisan proposal skripsi ini adalah: Metode Bercerita Sebagai Penanaman Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Prasekolah Di Taman Kanak-Kanak Nurul Islah Kecamatan Juli�.
B.    Rumusan Masalah
Adapun  yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi  ini adalah sebagai berikut : 
1.     Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam melalui metode bercerita di
Taman Kanak-kanak Nurul Islah Kecamatan Juli?
2.     Bagaimana hasil anak-anak didik di Taman Kanak-kanak Nurul Islah Kecamatan Juli setelah memperoleh pendidikan agama Islam melalui metode bercerita?.

C.    Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi  ini adalah sebagai berikut :
1.     Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam melalui metode bercerita di Taman Kanak-kanak Nurul Islah Kecamatan Juli.
2.     Untuk mengetahui bagaimana hasil anak-anak didik di Taman Kanak-kanak Nurul Islah Kecamatan Juli setelah memperoleh pendidikan agama Islam melalui metode bercerita.

D.    Kegunaan Penelitian
               Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah :
               Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai � Metode Bercerita Sebagai Penanaman Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Prasekolah Di Taman Kanak-Kanak Nurul Islah Kecamatan Juli. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
               Sedangkan secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan � Metode Bercerita Sebagai Penanaman Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Prasekolah Di Taman Kanak-Kanak Nurul Islah Kecamatan Juli ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
E.    Penjelasan Istilah
Adapun istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai sebagai berikut :
1.     Metode Bercerita
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, metode diartikan sebagai cara yang teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai maksud, atau cara yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.[7]
Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah yang berarti� langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.
Menurut Dr.Ahmad Husain al-Liqaini, metode adalah langkah-langkah yang diambil guru-guru membantu para murid merealisasikan tujuan tertentu.[8]
Dr. Ahamad Tafsir memberikan pengertian metode adalah .Cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.[9]
Sedangkan menurut Sukanto .Cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada murid-muridnya, ayah kepada anak-anaknya, guru bercerita kepada pendengarnya. Suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya dengan keindahan dan bersandar kepada kekuatan kata-kata yang dipergunakan untuk mencapai tujuan cerita.[10]
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak digunakan di Taman Kanak-kanak. Sebagai suatu metode bercerita mengundang perhatian anak terhadap pendidik sesauai dengan tema pembelajaran. Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak di Taman Kanak kanak, maka mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkannya dengan penuh perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita.[11]
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode bercerita adalah menuturkan atau menyampaikan cerita secara lisan kepada anak didik sehingga dengan cerita tersebut dapat disampaikan pesan-pesan yang baik. Dengan adanya proses belajar mengajar, maka metode bercerita merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi anak didik.
2.     Penanaman
Penanaman menurut kamus besar bahasa Indonesia, berasal dari kata tanam yang berarti menaruh, menaburkan. Sedangkan penanaman adalah proses atau cara perbuatan manusia membangkitkan atau menanamkan.[12] Menurut Salimin, penanaman adalah proses, perbuatan, cara menanamkan. Serta menumbuh semangatkan untuk berbuat baik.[13]
Penanaman yang penulis maksudkan adalah menumbuh semangatkan beragama pada dirinya. supaya nantinya menjadi insan kamil.
3.     Pendidikan Agama Islam
Pengertian pendidikan secara umum, sebagai mana tersebut dalam buku �Pengantar Filsafat Pendidikan Islam�, pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.[14]
Dalam Ensiklopedisi Pendidikan disebut pendidikan adalah �Suatu usaha manusia untuk membawa si anak yang belum dewasa ke tingkat kedewasaan dalam arti sadar dan mampu bertanggung jawab atas segala perbuatannya secara moril.�[15]
Menurut M. Arifin �Pendidikan adalah semua aktivitas yang berasal dari manusia, sengaja atau tidak sengaja dengan tujuan mengembangkan kemampuan fisik, akal, budi pekerti dan perasaan.�[16]
Adapan Pendidikan   agama   adalah identik   pengertiannya   dengan   pendidikan  Islam,  yang  dijelaskan  oleh  Zakiah  Daradjat   sebagai berikut:
�Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan  Islam  itu   adalam  pembentukan  kepribadian  muslim... Pendidikan agama (pendidikan  Islam)  adalah  sekaligus  pendidikan iman dan pendidikan amal. Karena ajaran Islam  berisikan  tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat,  maka pendidikan  Islam   adalah   pendidikan   individu   dan pendidikan masyarakat.  Semula  orang   yang   bertugas  mendidik adalah para Nabi dan Rasul, selanjutnya para ulama dan cerdik pandailah  sebagai  penerus  tugas  dan kewajiban mereka.�[17]

Adapun  pendidikan  agama  yang dimaksud  dalam   pembahasan ini yaitu pendidikan yang berdasarkan  Al-Qur'an dan Hadits yang dilaksanakan secara non-formal.
4.     Prasekolah
Usia pra sekolah adalah usia dimana anak belum memasuki pendidikan dasar. Atau pada saat anak menduduki bangku sekolah Taman Kanak � Kanak.


F.     Sistematika Penulisan
            Proposal skripsi ini disusun secara sistematika sebagai berikut: Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,penjelasan istilah, dan sistematika penulisan.





































DAFTAR PUSTAKA

Al �Qur�an  dan Terjemahnya Departemen Agama RI.

An-Nahlawi, Aburrahman, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga di Sekolah dan Masyarakat, Terj. Herry Noer Ali,Bandung:CV. Dipenogoro,2003.

An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (terj.),  Jakarta: Gema Insani Press, 2006.

Ancok, Djamaluddijn, Psikologi Islam atas Problem-Problem Psikologi
 Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005.

Sugihastuti, Serba-serbi Cerita Anak-anak, Jakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-1, 1996.
Supriadi, Eddy, Srategi Belajar Mengajar, Jarkarta: LPGTK Tadika Puri, 2003
Syukisnawati, Diah, Seni Islam sebagai Media Pendidikan, Jakarta: PGTK Darul Qalam, 1994.
Tafsir, Ahmad, DR., Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2003.
Usman, Said, Drs., Jamaludin dan, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Winda Gunarti, DAN Hapinudin dan Pedoman Perencanaan dan Evaluasi Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: PGTK Darul Qolam, 1996





[1] Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, Cet ke -23, ( Jakarta; PT. Toko Gunung Agung, 2001) ,hal. 127
[2] Ibid., hal. 127
[3] Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Cet. Ke-16, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), h.41
[4] Soekanto, Seni Cerita Islami, Cet. ke-2 (Jakarta : Bumi Mitra Press, 2001), h. 9
[5] Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Cet.ke-2, ( Jakarta : CV Ruhama, 1995), h. 78
[6] Moeslichatoen R, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, Cet ke-2 (Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2004), , h. 157

[7] Departemen P dan K RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1992), hal. 580-581.
[8] Fauji Saleh, (mengutip Ahmad Husain al-Liqaini), Konsep Pendidikan dalam Islam (Pendidikan Keluarga dan Pengaruhnya Terhadap Anak), (Banda Aceh, Yayasan Pena, 2005), hal. 43
[9] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet ke-7, ( Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2003), hal . 9
[10] Soekanto, Seni Bercerita Islami, Cet. ke-2, (Jakarta; Bina Mitra Press, 2001), hal. 9
[11] Moeslichatoen R, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, ( Rieka Cipta : 2004),
hal.157
[12] Departemen P dan K RI, Kamus Besar...�, hal.  894-895
[13]Salimin dan Sudarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran, dan Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hal. 145.  
[14] Ahmad D. Marimba, 1980, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. IV, Bandung: Ofset), hal. 23
[15] Sugadar Porbakotja, 1979, A. H Harahap, Ensiklope Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung,)  hal. 214.
[16] M. Arifin, 1975, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang), hal. 10.
[17]Zakiah Daradjat,  1992,Ilmu Pendidikan Islam,  (Jakarta : Bumi Aksara),  hal. 28.