pembinaan anak korban Tsunami


BAB I
PENDAHULUAN
pembinaan anak korban Tsunami


A.    Latar Belakang Masalah
Musibah Tsunami yang melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 telah menyisakan berbagai penderitaan di kalangan masyarakat Aceh. Salah satu penderitaan yang dialami masyarakat Aceh adalah hilangnya harta benda, nyawa, sarana pendidikan dan sebagainya. Bahkan penderitaan yang sampai saat ini masih membekas dibenak masyarakat Aceh adalah tersisanya anak-anak yatim piatu korban bencana tersebut.
Oleh karena itu, usaha mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan berbagai usaha agar anak-anak korban Tsunami dapat terbina dengan baik. Apalagi tugas dan tanggung jawab pembinaan anak yatim merupakan tanggung jawab seluruh umat Islam. Bahkan Allah SWT melarang berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim. Hal ini sesuai dengan firman-Nya sebagai berikut:
???? ?????? ??? ???? (?????: ?)
Artinya: Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. (Q. S. adh-Dhuha: 9)
Keterangan ayat di atas menggambarkan bahwa anak yatim tidak boleh disia-siakan, bahkan anak yatim harus dibina dengan cara yang baik. Salah satu cara pembinaan anak-anak korban Tsunami dengan memberikan pendidikan yang bermanfaat bagi mereka. Bahkan pembinaan anak korban Tsunami harus dilakukan berbagai macam pendidikan termasuk di dalamnya memberikan pendidikan agama.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk membimbing, membina dan mengarahkan manusia kearah yang lebih baik.[1]Karena itu, untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam menerima ilmu pengetahuan, maka diperlukan proses pembelajaransemaksimal mungkin. Dalam Islam diajarkan bahwa manusia dituntut untuk belajar mulai dari ayunan sampai ke liang lahat. Hal ini sesuai dengan pernyataan hadits sebagai berikut:
?? ??? ????? ??? ???? ???? ??? ???? ???? ????: ???? ??? ?? ????? ??? ????? (???? ??? ????)[2]

Artinya: Hadits dari Abu Hurairah ra, bersabda Rasulullah saw �tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat�. (H. R. Abu Daud)
Namun demikian untuk menerima pendidikan kepada anak-anak tidak terlepas dari bimbingan berbagai pihak. Apalagi pihak-pihak tersebut memegang peranan penting terhadap pendidikan anak-anak. Sebab sebuah lembaga merupakan penolong utama, terhadap keberhasilan pendidikan anak-anak, khususnya anak-anak korban Tsunami.
Salah satu lembaga menangani anak-anak korban Tsunami adalah Yayasan Darul Aytam. Yayasan ini memberikan berbagai macam pendidikan kepada anak-anak korban Tsunami mulai dari pendidikan umum sampai pendidikan agama. Pola pendidikan yang dilakukan oleh Darul Aytam dengan cara membentuk kelompok-kelompok anak binaan, sehingga usaha memberikan pendidikan agama dapat dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut mereka lakukan sebagai wujud tanggung jawab terhadap anak-anak korban Tsunami secara umum dan secara khususnya bagi anak yatim korban Tsunami.
Namun demikian, dalam melakukan usaha tersebut Yayasan Darul Aytam sering menemui kendala yang berat, sehingga dalam proses pembinaan anak korban Tsunami tersebut sering terhambat. Salah satu kendala yang mereka hadapi kekurangan biaya operasional, khusus untuk membayar infaq dari tenaga-tenaga pengajar yang telah ditugaskan untuk memberikan pendidikan agama kepada anak-anak yatim korban Tsunami tersebut.
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan pertanyaan penelitiannya adalah:
  1. Bagaimana kiprah Yayasan Darul Aytam dalam pembinaan Anak Korban Tsunami?
  2. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan Yayasan Darul Aytam dalam pembinaan anak korban Tsunami?
  3. Hambatan apa saja yang dihadapi Yayasan Darul Aytam dalam pembinaan anak korban Tsunami?
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas masalah ini dalam bentuk proposal  dengan judul �Kiprah Yayasan Darul Aytam Dalam Pembinaan Anak Korban Tsunami�, dengan adanya penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan di perpustakaan.

B.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini dh:
  1. Untuk mengetahui kiprah Yayasan Darul Aytam dalam pembinaan Anak Korban Tsunami.
  2. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan Yayasan Darul Aytam dalam pembinaan anak korban Tsunami.
  3. Untuk mengetahui Hambatan yang dihadapi Yayasan Darul Aytam dalam pembinaan anak korban Tsunami.

C.    Postulat dan Hipotesis
Berdasarkan problematika yang ada, maka perlu adanya postulat ataupun anggapan dasar yang mengarah kepada masalah yang akan diteliti dalam suatu penelitian. Menurut Winarno Surachmad, postulat adalah tumpuan segala pandangan dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi, yang menjadi titik pangkal pemikiran yang kebenarannya tidak lagi menjadi keraguan penyelidik.[3]
Adapun postulat dari pembahasan ini adalah pembinaan pendidikan anak-anak korban Tsunami merupakan tanggung jawab seluruh umat Islam agar anak-anak tersebut tidak menerima pendidikan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya harus diuji secara empiris atau merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya.[4]
Dengan bertitik tolak pada postulat di atas, maka pemecahan diarahkan melalui anggapan sementara (hipotesa), adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1.   Kiprah Yayasan Darul Aytam dalam membina pendidikan anak-anak korban Tsunami sangat baik.
2.   Usaha melakukan pembinaan pendidikan anak-anak korban Tsunami telah dilakukan cukup memadai.
3.   Dalam melaksanakan pembinaan anak-anak korban Tsunami Yayasan Darul Aytam masih mengalami kendala.

D.    Populasi dan Sampel
Menurut Koentjaraninggrat, populasi adalah semua objek yang menjadi objek penelitian atau seluruh individu yang ditetapkan menjadi sumber data. Sedangkan sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari kelompok populasi (sebahagian dari populasi).[5] Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak-anak yatim korban Tsunami yang ada di kotaBanda Aceh. Karena banyak populasi dan keterbatasan waktu, maka penulis mengambil sampel secara acak (random sampling) sehingga dapat mewakili populasi, oleh karena itu, penulis menetapkan anak-anak korban Tsunami binaan Yayasan Darul Aytam sebagai sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa apabila populasi melebihi dari angka 100, maka dapat diambil 10-15 %, 15-20 %, dan 20-25 %.[6] Karena itu berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis menetapkan sampel penelitian sebanyak 10 % saja atau 50 orang anak korban Tsunami binaan Yayasan Darul Aytam. Dengan pengambilan sampel demikian kiranya dapat dikumpulkan data sebagaimana yang penulis maksudkan.

E.     Metodelogi Penelitian
1)    Library research (penelitian kepustakaan) adalah penelitian yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan dan dapat mendukung dalam penyusunan proposal  ini.
2)    Field research (penelitian lapangan) adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data sebagai berikut :
a)     Angket (kuisioner) yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan dan jawaban yang penulis ajukan kepada sampel penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk isian atau simbol. Angket tersebut diberikan kepada anak-anak korban Tsunami untuk diberikan jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terutama tentang kiprah Yayasan Darul Aytam dalam pembinaan pendidikan anak.
b)    Wawancara yaitu tanya jawab dengan ketua Yayasan Darul Aytam. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang kesulitan Yayasan Darul Aytam dalam pembinaan pendidikan anak. Penulis mengadakan wawancara dengan ketua yayasan seputar anak-anak  korban Tsunami binaan Yayasan Darul Aytam.
c)     Observasi (pengamatan lapangan) yaitu cara yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengamati langsung ke lokasi penelitian. Penulis mengadakan observasi sebagai usaha untuk mengkomplain setiap jawaban yang diberikan anak-anak dan ketua yayasan melalui angket dan hasil wawancara, sehingga dengan observasi dapat ditemukan data yang sebenarnya.
Adapun sebagai pedoman dalam penulisan proposal ini, penulis menggunakan buku panduan �Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh Tahun 2002�. Sedangkan dalam penulisan ayat Al-Qur'an, penulis berpedoman pada Kitab Suci Al-Qur'an dan Terjemahannya yang dikeluarkan oleh Departemen Agama RI, terbitan CV. Diponegoro, Bandung tahun 2000.


DAFTAR BACAAN



Al-Qur�anul Karim

Abu Ahmadi, Pengantar IlmuPendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1993

Abu Daud, Sunan Abu Daud, Beirut Libanon: Dar al-Fikr, t.t.

Koentjaraninggrat, Metodelogi Penelitian,Surabaya: Usaha Nasional, 2004

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1993

Sumardi Surya Brata, Metodelogi Penelitian, Jakarta: Rajawali Press, 1999.

Winarno Surachmad, Pengantar Metodologi Penelitian, Bandung: Tarsito, 1975



Judul Cadangan

1.     Sistem Pembelajaran Fiqh di Pesantren Darul Ulum
2.     Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Suratal-A�raf ayat 96-99




[1]Abu Ahmadi, Pengantar IlmuPendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal. 96

[2]Abu Daud, Sunan Abu Daud, (Beirut Libanon: Dar al-Fikr, t.t.), hal. 173
[3]Winarno Surachmad, Pengantar Metodologi Penelitian, (Bandung: Tarsito, 1975),  hal. 63.
[4]Sumardi Surya Brata, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1999), hal. 75.

[5]Koentjaraninggrat, Metodelogi Penelitian, (Banda Aceh, 2004), hal. 41.

[6]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal. 111

0 Comments