Konsep Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Islam
A. Latar Belakang
Masalah
Sarana dan prasarana sangat penting
dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana
dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses
belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu
lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Prasarana dan sarana
pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah
dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang cukup canggih.
Menurut Hunt Pierce prinsip dasar dalam
manajemen sarana dan prasarana disekolah sebagai berikut:
1) Lahan bangunan
dan perlengkapan perabot sekolah harus menggambaran cita dan citra masyarakat
seperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan.
2) Perencanaan
lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah hendaknya
merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan pertimbangan suatu tim ahli
yang cukup cakap yang ada di masyarakat.
3) Lahan bangunan
dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah hendaknya disesuaikan memadai bagi
kepentingan anak-anak didik, demi terbentuknya karakter mereka dan dapat
melayai serta menjamin mereka diwaktu belajar, bekerja, dan bermain sesuai
dengan bakat mereka.
4) Lahan bangunan
dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah serta alat-alatnya hendaknya
disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber dari kepentingan serta
keutamaan atau manfaat bagi anak-anak/murid-murid dan guru-guru.
5) Sebagai
penanggung jawab harus membantu program sekolah secara efektif melatih para
petugas serta memilih alatnya dan cara menggunakannya agar mereka dapat
menyesuaikan diri serta mlaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan fungsi dan
profesinya.
6) Seorang
penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk mengenal, baik
kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakan dengan tepat fungsi bangunan
dan perlengkapannya.
7) Sebagai
penangung jawab harus mampu memelihara dan mengunakan bangunan dan tanah
sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudnya kesehatan, keamanan,
kebahagiaan dan keindahan serta kemajuan dari sekolah dan masyarakat.
Gedung-gedung yang dibangun harus diupayakan melalui perencanaan yang matang
sehingga minimal digunakan dalam waktu 25 tahun. Untuk itu gedung harus kuat,
awet dan posisinya tepat sehingga tidak sampai dibongkar kemudian didirikan
gedung baru di tempat yang sama dalam waktu yang relatif cepat, karena cara itu
adalah pemborosan. Sebaiknya gedung itu dibangun bertingkat yang mengandung
manfaat di samping menghemat tanah juga terkesan kokoh. Bentuk gedung pun
sebaiknya juga indah dan memiliki gaya arsitektur yang khas yang menyebabkan
orang yang memandang merasa tertarik
8) Sebagai
penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan sekolah yang dipercayakan
kepadanya, melainkan harus memperhatikan seluruh alat-alat pendidikan yang
dibutuhkan oleh anak didiknya[1].
Dalam al-Qur’an juga ditemukan
ayat-ayat yang menunjukkan bahwa pentingnya sarana dan prasarana atau alat
dalam pendidikan. Makhluk Allah berupa hewan yang dijelaskan dalam al-Qur’an
juga bisa menjadi alat dalam pendidikan. Seperti nama salah satu surat dalam
al-Qur’an adalah an-Nahl yang artinya lebah. Dalam ayat ke 68-69 di surat itu
Allah menerangkan yang artinya adalah sebagai berikut :
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي
مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ, ثُمَّ
كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا
شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ) النحل:
٦٨- ٦٩ (
Artinya: Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, kemudian makanlah
dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.(Qs. An-Nahlu: 68-69).
Jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan
bahwa lebah bisa menjadi media atau alat bagi orang-orang yang berpikir untuk
mengenal kebesaran Allah yang pada gilirannya akan meningkatkan keimanan dan
kedekatan (taqarrub) seorang hamba kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW
dalam mendidik para sahabatnya juga selalu menggunakan alat atau media, baik
berupa benda maupun non-benda. Salah satu alat yang digunakan Rasulullah dalam
memberikan pemahaman kepada para sahabatnya adalah dengan menggunakan gambar. Perlu
pula ditegaskan bahwa dalam konteks pendidikan Islam, alat-alat pendidikan
harus mengandung nilai-nilai operasional yang mampu mengantarkan kepada tujuan
pendidikan Islam yang sarat dengan nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut tentunya
berdasarkan kepada dasar atau karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.
Dewasa ini, pengembangan sarana dan
prasaranan pendidikan semakin pesat seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pendidikan Islam juga tetap melakukan berbagai inovasi termasuk
dalam pengembangan penggunaan alat pendidikan sehingga membantu kelancaran
proses pendidikan tersebut. Namun penggunaan alat tersebut mesti tetap
berlandaskan kepada dasar-dasar pendidikan Islam dan mengacu kepada tujuan yang
telah direncanakan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka
penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Konsep Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan
Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen.”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen?
2. Bagaimana penggunaan sarana dan prasarana pendidikan
Islam Pada SD
Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen?
3. Bagaimana pemeliharaan dan penyimpanan sarana
dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada
Kabupaten Bireuen?
C. Penjelasan
Istilah
Istilah yang terdapat dalam judul proposal
skripsi ini yang perlu penulis jelaskan
adalah sebagai berikut:
1.
Konsep
Menurut Sampurna K “Konsep adalah rancangan atau buram surat-surat dan
sebagainya”.[2]
Bahkan Soerganda Poerwakawatja juga menjelaskan bahwa konsep adalah: “Suatu
yang dikonsepkan, proses mental yang menguatkan suatu mental. Kemampuan menyusun kembali dan memadukan data yang diserap indera.”[3]
Sedangkan pengertian konsep menurut penulis adalah suatu perancangan dasar yang
akan dijadikan proses untuk melakukan suatu pekerjaan dimasa akan datang
ataupun suatu landasan dasar atau kerangka utama dalam menyusun atau membuat
suatu permasalahan.
2.
Sarana
Sarana adalah “segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media”[4].
Menurut E. Mulyasa, Sarana Pendidikan adalah “peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan
media pengajaran”[5].
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sarana
pendidikan adalah semua fasilitas yang secara langsung dan menunjang proses
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang
tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar,
teratur, efektif dan efesien.
3.
Prasarana
Prasarana secara etimologis (arti kata) prasarana
berarti “alat tidak langsung untuk mencapai tujuan”[6].
‘Dalam pendidikan misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olah
raga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung untuk mencapai
tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan
sebagainya”[7]. Menurut Ibrahim Bafadal
bahwa “prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang
secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”[8].
Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti
halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan
secaralangsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk
pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga,
komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
4.
Pendidikan
Islam
Pendidikan Islam terdiri dari dua perkataan, yaitu:
pendidikan dan Islam. Pendidikan terdiri dari latihan (ajaran pimpinan)
mengenai akhlak dan kecerdasan akan pikiran.[9] Suganda
Poerbakawatja menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk
membawa si anak ke tingkat kedewasaan dalam arti sadar dalam memikul tanggung
jawab segala perbuatan secara moral.[10] Dalam psikologi pendidikan disebutkan pendidikan adalah:
“Proses pertumbuhan yang berlangsung berkat dilakukannya perbuatan belajar.”[11]
Pendidikan yang penulis maksud dalam pembahasan ini adalah
suatu usaha untuk menumbuhkan, mengembangkan, mengawasi dan memperbaiki seluruh
potensi fitrah manusia secara optimal dengan sadar dan terencana menurut
hukum-hukum Allah yang ada di alam semesta maupun di dalam al-Qur’an.[12] Menurut M. Yusuf Qardhawi, “Pendidikan Islam
adalah pendidikan seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak
dan keterampilannya”.[13]
Sedangkan menurut Ahmad D Marimba, “Pendidikan Islam adalah jasmani dan rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran-ukuran Islam”.[14]
Berdasarkan
pengertian di atas, “Pendidikan Islam yang dimaksud di sini adalah proses atau
usaha membimbing, merubah sikap dan tingkah laku baik aspek jasmani maupun
rohani di dalam kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dengan
syari’at agama Islam untuk mencari keridhaan Allah agar menjadi manusia yang
taqwa.
D. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian dalam
penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen.
2. Untuk mengetahui penggunaan sarana dan
prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen.
3. Untuk mengetahui pemeliharaan dan penyimpanan
sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada
Kabupaten Bireuen.
E. Kegunaan
Penelitian
Kegunaan penelitian penulisan
proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
Secara
teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum
dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai Konsep Sarana
Dan Prasarana Dalam Pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten
Bireuen.
Selain itu hasil pembahasan ini dapat di
jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
Hasil pembahasan ini dapat memberikan
arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan Konsep Sarana
Dan Prasarana Dalam Pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten
Bireuen ini dalam
pelaksanaannya. Dengan
demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F. Landasan Teori
Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia
pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana
pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar
mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah
satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan
terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
cukup canggih.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah
kegiatan untuk melaksanakan pengurusan
dan pengaturan agar semua sarana dan
prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam
mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang,
sehingga barang tersebut kondisinya baik
dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. “Pemeliharaan
dimulai dari pemakaian barang, yaitu
dengan cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus
harus dilakukan oleh petugas yang
mempunyai keahlian sesuai dengan jenis
barang yang dimaksud”[15].
Secara tidak langsung sarana dan prasarana yang ada di
sekolah menjadi bagian terpenting yang harus diadakan keberadaannya. Bayangkan
saja, jika sekolah ambruk akibat gempa bumi, maka kegiatan belajar mengajar
akan mengalami kendala. Tepat pada akhir tahun 2004, P. Berandan mendapat
musibah banjir yang kejadiannya lumayan besar. Hampir semua sekolah tenggelam.
Alhasil, lebih kurang seminggu, proses belajar mengajar terhenti dan semua
siswa terpaksa diliburkan.
Kualitas sekolah juga dapat dilihat dari lengkapnya
sarana prasarana yang dimiliki sekolah. Apabila sarana prasarana memadai maka
outputnya juga akan bagus. Terbukti dengan adanya laboratorium di sekolah
membuat siswa mahir dalam mengetik, sedangkan sekolah yang belum memiliki fasilitas
itu, mereka memiliki kemampuan yang kurang bahkan ada juga yang sama sekali
tidak pernah mengenal komputer. Itu berarti sarana mempengaruhi kualitas siswa.
G. Kajian
Terdahulu
Nama: Nurdiana A.Rahman Nim: A.
262948/1898 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua
Bireuen Pada tahun 2012 dengan judul dengan judul skripsi Prinsip-Prinsip
Evaluasi Pendidikan Agama Islam metode yang digunakan dalam penelitiannya
adalah metode penelitian kepustakaan (library research) dengan
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Prinsip universal dalam evaluasi pendidikan adalah keseimbangan
dan kesederhanaan, kejelasan, realisme dan realisasi, serta dinamisme. Adapun
prinsip-prinsip yang mendasari prinsip kurikulum pendidikan Islam itu adalah
prinsip ruh Islamiyah, universal, kesesuaian dengan perkembangan psikologi anak
dan prinsip memperhatikan lingkungan sosial
2.
Prinsip demokrasi dalam evaluasi pendidikan adalah pengakuan
atas kebebasan hak individual (human right) terhadap upaya untuk
menikmati hidup, sekaligus dalam mekanisme menjalankan kewajiban sebagai warga
negara. Sehingga, pada gilirannya dapat membentuk kondisi community development
pada nilai-nilai keberagaman, baik berpikir, bertindak, berpendapat, maupun
berkreasi.
3.
Prinsip keadilan dalam evaluasi pendidikan adalah evaluasi
harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektif
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal
yang bersifat emosional dan irasional. Jangan karena kebencian menjadikan
ketidakobjektifan evaluasi.
4.
Prinsip profesional dalam evaluasi pendidikan adalah evaluasi dalam pendidikan Islam
merupakan cara atau tekhnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik
berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komperhensif dari seluruh
asfek-asfek kehidupan mental psikologi dan spiritual religius.
H. Metodelogi
Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah SD
Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen, sedangkan permasalahan yang diteliti
adalah Konsep Sarana Dan Prasarana Dalam Pendidikan Islam Pada SD Negeri 16
Peudada Kabupaten Bireuen.
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian
ini adalah Penelitian Lapangan (field research), yaitu penelitian
dilakukan dengan cara penulis terjun langsung
ke lokasi (objek) penelitian yaitu SD Negeri 16
Peudada Kabupaten Bireuen untuk mendapatkan data yang penulis
perlukan yaitu data tentang sistem evaluasi pendidikan agama Islam pada SD Negeri
16 Peudada Kabupaten Bireuen.
3. Metode Penelitian
Metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian lapangan (field research)
yang bersifat kualitatif serta menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif
adalah:
“suatu pendekatan penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena
sosial dari perpektif partisipan, serta menggunakan strategi multi metode,
dengan metode utama interview, observasi, dan
studi dokumenter, dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu dengan situasi
yang di teliti”.[16] Penelitan kualitatif berlangsung secara
natural, data yang di kumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah
laku alamiah, hasil penelitian kulitatif berupa deskripsi analisis.
4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai
berikut:
NO
|
Ruang Lingkup Penelitian
|
Hasil Yang diharapkan
|
1
|
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada
Kabupaten Bireuen
|
a)
Mengadakan analisis
b)
seleksi yang berdasarkan pada prioritas
c)
Mengadakan inventarisasi
d)
Mencari dana
|
2
|
Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD
Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen
|
a). Sarana pendidikan yang langsung
b). Sarana pendidikan yang tidak langsung
|
3
|
Pemeliharaan dan penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD
Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen
|
a)
Tertib administrasi dan
tertib sarana pendidikan.
b)
Pendaftaran, pengendalian dan
pengawasan setiap sarana.
c)
Usaha untuk memanfaatkan
penggunaan setiap sarana.
d)
Menunjang proses belajar mengajar
|
5. Objek Penelitian
Menurut
Sugiyono pengertian “Objek penelitian adalah sarana ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaa tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid,
dan reliable tentang suatu hal.”[17]
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan
kegunaan tertentu untuk mendapatkan data
tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.
Objek dalam penelitian ini
adalah guru
dan siswa SD Negeri 16 Peudada
Kabupaten Bireuen.
6. Sumber Data
1) Data primer
adalah “sumber
data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk
tujuan penelitian”.[18].
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah
a)
Kepala Sekolah
b)
Guru
c)
Siswa
2) Data skunder yaitu sumber data yang
mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku:
a) Barnawi dan M.
Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012.
b) E. Mulyasa, Manajemen
Berbasis Sekolah, Cet. VII, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
c) Suharsimi
Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
Cet. II, Jakarta: PT GrafindoPersada, 1993.
d) M. Daryanto, Administrasi
Pendidikan, Cet. IV, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
e) Ibrahim
Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah,
Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, Cet. I, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2003.
f) H.C.Whtherington, Psikologi Pendidikan, Terjemahan Bukhari,
cet IV, Jakarta: Aksara Baru, 1984.
g) M. Yusuf
Qardawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, Jakarta:
Bulan Bintang, 1980.
h) Abu
Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta:
Rineka Cipta, 1991.
i) Mulyasa, Kurikulum
yang di Sempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
7. Tehnik Pengumpulan Data
Menurut Nazir pengumpulan data adalah
prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.[19]
Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu langsung terjun ke
lokasi penelitian, sesuai dengan pendapat tersebut untuk mendapatkan data dan
informasi yang akurat demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini, dilakukan
pengumpulan data dengan menggunakan teknik, yaitu field research (penelitian lapangan) merupakan suatu metode
pengumpulan data dengan menggunakan penelitian langsung ke lapangan untuk
memperoleh informasi dan data-data dari objek penelitian, melalui penelitian
ini akan dilaksanakan sebaik mungkin untuk memperoleh data yang valid.
Pelaksanaan penelitian ini juga
dikumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Observasi partisipasi, yaitu penelitian yang mengadakan pengamatan secara
lagsung melibatkan dari dalam kegiatan yang dijadikan sebagai subjek
penelitian.
b. Interview (wawancara)
ialah dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang dijadikan
objek penelitian.
c. Dokumentasi yaitu untuk memperoleh data-data tentang keadaan guru dan siswa pada SD Negeri 16 Peudada
Kabupaten Bireuen.
8. Tehnik Analisa Data
Untuk menganalisis data dan menginterpretasikan data
tersebut menurut Nasution dapat dilakukan 3 tahapan yaitu:
1. Tahap Reduksi
Tahap ini hal yang dilakukan adalah menelaah seluruh data
yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari
objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulka data atau
informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk
mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek
yang diteliti.
2. Tahap Display
Tahap ini dilakukan adalah untuk merangkul data temuan
data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk
mengetahui tentang hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui display
data dapat memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data
yang terkumpul.
3. Tahap Verifikasi
Nasution mengemukakan: “tahap ini dilakukan untuk
mengadakan pengkajian terhadap kesimpulan yang telah diambil dengan data
perbandingan dari teori yang relevan. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat
kebenaran hasil analisa, sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya”[20].
Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan: “Penelitian dapat
diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang
sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan
kuantitatif”[21]. Penelitian kualitatif memberikan interpretasi deskriptif ,
verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi
juga bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang
terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian tentang apa yang
didapatkan di lokasi penelitian.
Tehnik penulisan dalam skripsi ini penulis berpedoman
pada Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah
Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Bireuen Aceh tahun 2014. Mengenai
terjemahan ayat Al-Qur’an, penulis mengambil Buku Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur’an Kementrian agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Perkata, penerbit CV.
Kalim, Jakarta Tahun 2010.
I. Garis Besar Isi
Proposal Skripsi
Garis besar dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab satu terdapat pendahuluan
meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Landasan
Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi
proposal skripsi.
J. DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Fida Kastori, "Sistem Pendidikan Islam", Ishlah, Ed.
43/Tahun III, 1995.
Abu Ahmadi dan Nur
Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Barnawi dan M. Arifin, Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis
Sekolah, Cet. VII, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
H.C.Whtherington,
Psikologi Pendidikan, Terjemahan Bukhari, cet IV, Jakarta: Aksara Baru,
1984.
Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen
Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah
Teori dan Aplikasi, Cet. I, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.
Lexy J. .Moleong, Metodelogi
Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2005.
Mulyasa, Kurikulum yang di
Sempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
M. Daryanto, Administrasi
Pendidikan, Cet. IV, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
M. Yusuf Qardawi, Pendidikan
Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.
Nazir, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1999.
Nasution, Teknologi Pendidikan,
Cet. III, Bandung:
Jemmars, 2000.
Nana Syoadih Sukmadita, Metode
Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Sampurna K,
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Cipta Karya, 2003.
Soerganda Poerwakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 2002.
Suharsimi Arikunto, Organisasi
dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Cet. II, Jakarta: PT
GrafindoPersada, 1993.
Suganda
Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidkan, Jakarta: Gunung Agung, 1979.
Sugiyono, Metode
penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Jakarta: Alfabeta, 2010.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. I, Jakarta:
Balai Pustaka, 1988.
Winarmo Surachmad, Dasar dan
Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung:
Angkasa, 1987.
[5] E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet. VII, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 49.
[6] Suharsimi
Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
Cet. II, (Jakarta: PT GrafindoPersada, 1993), hal. 81.
[8] Ibrahim
Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah,
Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, Cet. I, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003), hal. 3.
[9]Departemen P dan K, Kamus Besar...,hal.
250.
[11]H.C.Whtherington, Psikologi Pendidikan,
Terjemahan Bukhari, cet IV, (Jakarta: Aksara Baru, 1984), hal. 12.
[12]Abdul Fida Kastori, "Sistem Pendidikan
Islam", Ishlah, Ed. 43/Tahun III, 1995, hal. 38.
[13]
M. Yusuf Qardawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hal 23.
[17]
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2010), hal. 13.
[18]
Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,
(Bandung:
Angkasa, 1987), hal. 163.
[19]
Nazir, Metode Penelitian Sosial,
(Jakarta: Rajawali Press, 1999), hal. 127.
[21]
Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 8.