A.
Aspek - Aspek Pendidikan Yang menjadi Tanggung Jawab Guru
Guru tidak hanya berfungsi sebagai pendidik dan pengajar
yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik, tetapi juga dituntut mampu
memberi contoh teladan yang baik dalam segala segi kehidupan sebagai upaya
dalam menanamkan sikap, nilai dan minat belajar kepada para siswa, guru pula
harus dapat mengatur suasana belajar dengan harapan adanya peningkatan prestasi
belajar bagi anak didiknya.
Posisi guru ini menghendaki guru memilih kesanggupan
mengolah kelas, melakukan hubungan sosial dengan siswa, memahami
individu-individu siswa dan memberikan bimbingan belajar. ( Amien Fenbau, 1981: 34
).
Sebagai seorang guru hendaknya mampu memimpin kegiatan
belajar yang efektof dan efesien sebagai hasil yang optimal, guna memudahkan
pencapaian tujuan pengajaran. Dengan demikian jelas bahwa, fungsi guru sebagai
pengelola kelas mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kelancaran proses
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan prosedur yang berlaku, guna mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan.
Sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin
berkembang, guru harus mampu berperan ganda sebagai pembimbing, demonstrator,
mediator, fasilitator, motivator dan sebagai evaluator.
a. Guru sebagai
Pembimbing
Seorang guru
yang menjadi pengajar dan pendidik berarti sekaligus menjadi pembimbing karena
dalam proses kegiatan mengajar, mendidik dan membimbing merupakan serangkaian
yang tidak bisa dipisahkan. Dalam proses belajar mengajar kegiatan di atas
harus dilakukan secara terpadu dan integral, "Bimbingan adalah segala
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada
orang lain yang mengalami kesulitan, agar orang tersebut mampu mengatasinya
sendiri dengan penuh kesadaran". (Soetjipto dan
Raflis Kokasih, 2000: 109 )
Berdasarkan
kutipan di atas, bimbingan dapat diartikan sebagai kegiatan menuntun siswa
dalam perkembangannya dengan jalan memberikan dukungan dan arahan yang sesuai
dengan pendidikan.
Guru harus
membimbing dan menuntun siswa dengan kaidah-kaidah yang baik serta mengarahkan
perkembangannya sesuai dengan yang di cita-citakan. Guru ikut memecahkan
kesulitan-kesulitan/problem yang dihadapi oleh siswa dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat meningkatkan prestasi yang lebih baik bagi siswa.
b. Guru sebagai
Demonstrator
Guru harus
mempunyai kemampuan untuk menjelaskan dan menguasai materi pelajaran yang akan
disampaikan kepada para siswa, agar materi pelajaran yang akan disampaikan itu
dapat mudah diterima oleh anak didik. Amien Fenbau menjelaskan sebagai berikut
:
"Guru
dituntut mampu menguasai semua bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan
kepada anak didik (siswa) serta harus mampu menggunakan lingkungan alam dan
masyarakat sebagai sumber pendidikan. Karenanya guru sangat dituntut
mempelajari/mengikuti perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, sehingga
mampu menyesuaikan dengan kegiatan pelajaran yang dipimpinnya".( Amien Fenbau, 1981: 16
).
Dalam kaitan
ini Sardiman A.M., juga mengemukakan :
"Guru
sebagai lembaga profesional, di samping memakai hal-hal yang bersifat filosofis
dan konseptual, harus juga mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat
teknis. Terutama kegiatan mengelola interaksi lima modal dasar, yaitu kemampuan
mendesaign program keterampilan, mengkomunikasikan program itu kepada anak didik".( Sardiman A.M, 2000: 161).
Oleh karena
itu, guru harus mampu menguasai segala yang telah direncanakan dengan cara yang
baik, agar siswa dapat menerima materi pelajaran semaksimal mungkin sehingga
hasil belajarnya semakin tinggi.
c. Guru sebagai
Mediator
Untuk mencapai efektifitas
pengajaran, maka setiap kegiatan belajar guru harus menggunakan peralatan
(media) secara maksimal. Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan
merupakan alat komunikasi yang mengefektifitaskan proses belajar mengajar.
Dalam hal ini
M. Uzer Usman mengmukakan :
”Guru tidak cukup hanya memiliki
pengetahuan tentang pendidikan, tetapi juga memiliki keterampilan memilih dan
menggunakan media dengan baik, sesuai dengan metode, materi dan kemampuan
siswa. Guru harus mampu berhadapan dengan siswa dengan cara yang baik, sehingga
disenangi oleh siswa dan benar-benar menjadi contoh yang baik bagi anak didik.( Mohd. Uzer Usman, 1990: 27 )
Dengan demikian, guru harus mampu memperlihatkan sikap,
kepribadian termasuk juga sikap berpakaian sebagai contoh yang baik. Dalam hal
ini al-Ghazali yang dikutip M. Arifin:
"Para guru harus memiliki adab
yang baik agar menjadi teladan bagi anak didik untuk mengikutinya, karena
perhatian murid selalu tertuju kepada guru dan telinga mereka selalu
mendengarnya, maka bila dianggap baik berarti baik pula di sisi mereka, dan apa
yang dianggap jelek, berarti jelek pula pada mereka".".( M. Arifin, 2001: 101)
Informasi yang diberikan melalui pengajaran yang dipadu
dengan keadaan yang ada pada diri guru (kepribadian guru) akan menjadi pedoman
yang sangat berharga bagi siswa dalam upaya mencapai keberhasilan dalam
kemajuan pendidikan.
d.
Guru sebagai
Fasilitator
Sebagai seorang fasilitator, seorang guru harus mampu
menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan anak didik, agar materi
pelajaran yang disampaikan dan memadukannya antara teori dan praktek diharapkan
anak didik dapat dengan cepat memahaminya.
Menurut M. Arifin,
"Guru sebagai fasilitator belajar, artinya dapat memberikan kemudahan bagi
siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Kemudahan tersebut dapat dinyatakan
dalam berbagai bentuk, antara lain menyediakan sumber dan alat-alat belajar
seperti buku paket yang diperlukan, alat peraga dan belajar lainnya".( M. Arifin, 2001: 33)
Selain itu
dapat juga dengan mengusahakan waktu belajar yang efektif memberikan bantuan
kepada siswa yang membutuhkan, membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa.
Guru merupakan
tempat yang paling ideal bagi siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang
jelas dan mendasar melalui kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar
mengajar guru tersebut menyediakan berbagai fasilitator seperti: media, alat
peraga termasuk menunjuk dan menentukan berbagai jalan untuk mendapatkan
fasilitas tertentu dalam menunjang program belajar siswa. Guru sebagai
fasilitator turut mempengaruhi tingkat prestasi yang dicapai siswa. (Soetjipto dan Raflis Kokasih, 2000: 109 )
e. Guru sebagai Motivator
Guru hendaknya
dapat memberikan dorongan kepada siswa agar bergairah/bersemangat dan aktif
dalam proses belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis
motif-motif yang melatarbelakangi siswa yang kurang untuk belajar. Kedudukan
guru sebagai motivator adalah melaksanakan pengajaran dengan memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar, sehingga
diharapkan tujuan dapat dicapai. (
M. Arifin, 2001: 101)
Motivasi dapat
efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan siswa, juga memberikan
semangat kepada para siswa untuk lebih aktif dalam belajar. Guru sebagai
motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi
pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, dan menyangkut
profesionalismenya dalam personalisasi dan sosialisasi diri.
f. Guru sebagai
Evaluator
Kedudukan guru
sebagai evaluator, yaitu mengadakan penelitian terhadap kegiatan belajar yang
dilaksanakan. Guru mengetahui hasil dari kegiatan mengajar tersebut, sekaligus
dapat mengadakan usaha perbaikan seperlunya.
Menurut M. Uzer
Usman menjelaskan hal ini sebagai berikut :
"Penilaian perlu dilakukan, karena
guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, kepuasan siswa terhadap
pelajaran serta ketetapan atau keaktifan metode pengajaran. Tujuan lain adalah
untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelas atau kelompok. Dengan penilaian
guru dapat menetapkan apakah siswa itu termasuk ke dalam kelompok pandai,
sedang, kurang atau cukup baik di kelasnya".( M. Uzer Usman, 2002: 34)
Berdasarkan hal
tersebut di atas, akan mempermudah perhatian guru untuk melakukan evaluasi yang
baik terhadap prestasi belajar siswa. Setelah proses belajar dan mengajar itu
berlangsung maka guru akan melaksanakan tugas yang terakhir, yaitu evaluasi
terhadap hahsil dari proses belajar mengajar yang telah dilakukan, baik oleh
guru sebagai pendidik maupun siswa sebagai anak didik.
0 Comments
Post a Comment