Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kompetensi Guru


B.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kompetensi Guru

Pada dasarnya peningkatan kualitas diri seseorang harus menjadi tanggung jawab diri pribadi. Oleh karenanya usaha peningkatan kualitas guru terletak pada diri guru sendiri. Untuk itu diperlukan adanya kesadaran pada diri guru untuk senantiasa dan asecara terus menerus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan guna peningkatan kualitas kerja sebagai pengajar professional. Namun di lapangan tidak dapat dipungkiri adanya berbagai faktor baik secara internal maupun ekternal sehingga peningkatan dan pengembangan kompetensi guru tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi guru dalam pembelajaran. Menurut peneliti, ada beberapa faktor yang strategis dalam arti sangat dominan mempengaruhi kompetensi guru yang dapat diamati dan diukur, serta secara umum dimiliki dan dilakukan guru, antara lain: etos kerja, pengalaman mengajar, pendidikan, kesejahteraan, status kepegawaian, beban mengajar, keterlibatan dalam MGMP, dan sarana prasarana sekolah. Kondisi kompetensi tersebut harus dijadikan landasan dan lasan serta pijakan dalam pengembangannya.
1.     Faktor Internal
Setiap kegiatan yang dilakukan dalam semua sektor tentusaja memiliki kendala, besar dan kecilnya kendala sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan kemampuan membaca kondisi lingkungan baik alam maupun stake holders. Pemetaan kendala semakin cermat dan terperinci semakin memudahkan pelaksanaan karena kendala yang akan terjadi telah diprediksi sebelumnya walaupun tidak sama persis. Demikian juga halnya dengan kendala yang dihadapi dalam pengembangan kompetensi guru dari sisi internal dapat diklasifikasikan diantaranya adalah; kesadaran, bakat dan minat serta motivasi.
  1. Kesadaran  
            Kesadaran merupakan pergertian yang berhubungan potensi-potesi kejiwaaan, seperti ingatan, menghubungkan suatu hal, dimana dalam  pengertian   sehari-hari disebut kesadaran dalam hal ini Purwanto (2008:72) yang dibawa sejak lahi  mengemukakan bahwa kemampuan atau intelegensi yang dibawa sejak lahir kemungkinan seorang  berbuat dengan cara yang ditentukan.
            Sehubungan dengan pendapat di atas kesadaran dimiliki setiap orang sejak lahir. Dengan kata lain kesadaran merupakan ilham dari yang Maha Kuasa pada seseorang. Sehingga diharapkan dengan adanya belajar atau latihan terhadap suatau pengetahuan, maka sesuatu tersebuat dapat lebih cerdas. Kesadaran akan keinginan untuk terus berkembang dan maju sangat diharapkan oleh semua guru.
  1. Bakat dan Minat
Setiap guru dapat melaksanakan proses pembelajaran di sekolah untuk menentukan keberhasilannya sangat ditentukan oleh bakat, karena factor bakat merupakan salahsatu yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. N.A. Ametambun (1976 : 31) mengemukakan bahwa : “bakat adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap individu pada tinggakat yang berbeda-beda”. Oleh karena itu bakat merupakan sifat yang khusus dibawa sejak lahir seworang guru. Bakat ini bersifat nyata jika seseorang mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk  berkembang.
Bakat merupakan salahsatu yang sangat menentukankan keberhasilan proses pembelajaran dan bakat tersebut merupakan faktor yang paling mendasar terhadap kesuksesan dalam pencapaian tujuan seseorang, tanpa bakat sulit bagi seseorang untuk memperoleh apa yang diinginkannya, hal seperti inilah yang dapat menyebabkan orang gagal dalam hidupnya, sehingga proses keberhasilan sangat lama untuk dicapai.
Minat adalah suatu keinginan yang diperoleh oleh guru untuk mencapai suatu tujuan. Minat juga merupakan suatu faktor yang dapat menentukan keberhasilan dari kegiatan belajar seseorang. Seseorang yang tidak memiliki minat dalam melakukan sesuatu pekerjaan terutama sekali dalam belajar juga tidak akan memperoleh hasil dari belajarnya itu sebagaimana yang diharapkan.
  1. Motivasi
Motivasi merupakan suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Hamzah (2006: 3) menyebutkan, motivasi adalah “dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku”. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam diri nya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan  atas motivasi tetentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.
 Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksakan dan mau melaksanakan, motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas unutk mencapai tujuan, motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun luar yang mendorong seseorang unutk mencapai tujuan tertentu yang ditelah ditetapkan sebelumnya.
Menurut penulis bahwa kebutuhan tidak selalu menyebabkan terjadinya perubahan perilaku manusia, dengan kata lain prilaku adalah apa yang kita lakukan bukan mengapa kita melakukan sesuatu. Motivasi dimaksud memberikan dorongan atau usaha untuk mencapai pemuasan keinginan atau sasaran. Pemuasan dimaksud untuk merasakan ketenangan / kebahagian apabila suatu keinginan telah dapat dipuaskan. Dengan kata lain motivasi menyangkut dorongan untuk mencapai hasil. Sedangkan pemuasan menyangkut hasil yang telah dialami atau dirasakan.
2.     Faktor Ekternal
Faktor ekternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri seseorang seperti latar belakang pendidikan, pengalaman, dukungan kepala sekolah dan kontrol masyarakat.
a.      Latar belakang pendidikan
Pendidikan merupakan modal dasar dalam meningkatkan sumberdaya manusia. Salah satu tujuan pendidikan adalah menyiapkan seseorang agar mampu dan terampil dalam suatu bidang pekerjaannya. Didalam bekerja sering kali factor pendidikan merupakan syarat yang paling penting untuk memegang jabatan tertentu. Hal itu disebabkan latar belakang pendidikan akan mencerminkan kesadaran atau ketrampilan tertentu sebagai edikator kesuksesan kerja seseorang.
Pendididkan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilkukan oleh orang-mempunyai sifat dan tabiat seuaai dengan cita-cita pendidikan. Jalaluddin (2008: 70) mendefinisikan pendidikan sebagai "usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi manusia baik sebagai makhluk individu maupun sebagai mahluk sosial secara bertahap sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, jenis kelamin, bakat,  tingkat kecerdasan serta potensi spiritual yang yang dimiliki masing-masing secara maksimal".
Walton (1989) menyatakan bahwa "semakin tingginya tinggat pendidikan seseorang akan semakin bear kecendrungannya untuk sukss dalam kerjanya". Dengan demikian berarti akan keterkaitan positif antara latar belakang guru dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan profesional guru. Oleh karena itu, peningkatan pendidikan bagi guru akan memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan tugas mengajarnya dan berarti akan meningkatkan kemampuan professional guru.
b.     Pengalaman
Dengan melakukan aktifitas tertentu seseorang dapat melakukan usaha-usaha tertentu, sekaligus belajar dari pengalaman aktifitas belajar yang dilakukan berulang-ulang akan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sehingga akan dapat membuat seseorang lebih dalam melaksanakan tugasnya. John Dewey (dalam buku Sudjana, 1995), menyatakan bahwa dengan bekerja orang dapat pengalaman dan pengetahuan yang menimbulkan pengertian mengenai benda, dalil dan teori yang berguna untuk mencapai tujuan.
Pengalaman mengajar guru juga berpengaruh terhadap kemampuan professional guru dalam mengajar. Sehubungan dengan pengalaman George J (1986) berpendapat bahwa pengetahuan diperoleh melalui pengalaman, bakat yang dibawa sejak lahir merupakan kapasitas untuk berkembang. Guru yang telah berpengalaman lama telah banyak pengalamannya dalam menyelesaikan masalah.  Biasanya, seorang pendidik yang telah berpengalaman lama mereka telah terbiasa menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah yang berhubungan dengan bidang study yang diajarkan. Sehingga semakin lama guru berpengalaman makin sering ia menghadapi dan menyelesaikan masalah. Dengan demikian yang bersangkutan makin professional dalam bidang tugas yaitu mengajar.
Oleh karena itu pengalaman mengajar guru akan dapat memberikan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mengajar atau dengan kata lain dapat meningkatkan kemampuan professional dalam melaksanakan tugasnya atau dalam hal mengajar disekolah. Dari sudut pandang lain, pengalaman mengajar dapat dianologikan sebagai prior knowledge atau prior experience terhadap tugas-tugas mengajar selanjutnya dengan memodivikasi bagan dari Hegenbahu (2005: 95), peranan prior knowledge dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengalaman Prior Knowledge
 
Proses Belajar dengan pengalaman baru
 
Perubahan sikap dan tingkah laku
 
 

                                                                                                                             

            Pengalaman adalah guru yang terbaik. Pengalaman adalah proses untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, dari pengalaman seseorang dapat menimba pengetahuan yang tidak diperoleh dari guru disekolah, pengalaman juga menjadi sendi pengetahuan.  Guru yang telah memiiki pengalaman mengajar dalam waktu yang lama akan semakin tinggi pula kemampuan dalam melaksanakan tugas keguruannya.
c.      Dukungan Kepala Sekolah
Pembinaan mengandung pengertian proses aktivitas positif, yaitu proses pemeliharaan, proses pengembangan dan proses perbaikan. Ketiganya mengandung makna yang sama yaitu terwujudnya kondisi yang diharapkan.
Proses pememliharan mengacu pada aktivitas menjaga kualitas sesuatu agar tidak mengalami kejenuhan / kerusakan tetap baik atau lestari maka dalam konteks ini pembinaan bersifat konservatoris. Kemudian pembinaan dalam kontek proses perbaikan mengacu pada suatu aktivitas konstruktif, yang bertujuan membentuk, menciptakan sesuatu kualitas menjadi lebih baik, sesuai dengan semestinya. Pembinaan dalam konteks pembinaan mengacu pada peningkatan kualitas agar mencapai kualitas yang sangat memuaskan. Dilihat dari aktivitasnya pembinaan merupakan peningkatan kualitas yang multi dimensional yang bersifat pelestarian perbaikan dan pembaharuan.
Pembinaan dan pengembangan kompetensi pegawai/ guru merupakan tugas dan tanggung  jawab pimpinan yang dititik beratkan pada: mendapatkan tenaga yang cakap dan terampil sesuai dengan kebutuhan, menggerakkan untuk mencapai tujuan organisasi, memelihara dan mengembangkan kecakapan dan kemampuan
Membina sama pentingnya dengan memberi dukungan kepada guru, kepala sekolah didalam memberi dukungan hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip, ilmiah, demokrasi, kooperatif, konstruksif, dan kreatif. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut kepala sekolah dapat menentukan dukungan yang paling sesuai dengan kondisi lingkungan kerjanya.
Peranan kepala sekolah sebagai administrator, supervisor, dan pimpinan pendidikan dalam kegiatan sehari-hari dilakukan menurut kondisi yang terjadi pada   terhadap seluruh kegiatan sekolah.  Ia harus dapat melakukan kegiatan-kegiatan pokok administrasi secara baik.
Sebagai orang yang yang bertanggung jawab atas kegiatan sekolah, maka didalam menata administrasi sekolah dan menggerakkan bawahannya dilaksanakan secara sistematis, kontinu, dan terkoordinir, sehingga tujuan pendidikan, masyarakat individu anggota sekolah dapat dipadukan.
  1. Kontrol masyarakat
Perkembangan masyarakat akan menuntut tersedianya proses pendidikan yang sesuai untuk menetapkan proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan, masyarakat, maka diperrlukan rancangan berupa kurikulum yang landasan pengembangan yang beruba perkembangan masyarakat itu sendiri.
Sejalan dengan uraian di atas, lingkungan masyarakat selalau mengharapkan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, maka oleh sebab itulah perlu adanya suatu rancangan. Dalam masyarakat banyak kebutuhan dan perubahannya seperti perubahan social, agama, perubahan pengetahuan dan teknologi. Dan selalu kebutuhan masyarakat yang dipengaruhi oleh kondisai dari lingkungan masyarakat itu sendiri.
Perkembangan teknologi sekarang masyarakat akan dipengaruhi oleh teknologi baik secar langsung maupun secara tidak langsung akan berpengaruh, juga kepada anak dalam kehidupannya. Sesuai dengan tuntunan lingkungan masyarakat dituntuntut secara aktiv dalam menyelenggarakan pendidikannya.
Berbicara tentang kualitas pendidikan sangat tergantung pada para tenaga kependidikan, karena mutu pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek yaitu : aspek mengajar, aspek bahan kajian dan aspek pelajaran. Ketiga aspek tersebut dilaksanakan oleh guru. Guru bertanggung jawab terhadap kepala sekolah dan mempunyai tugas untuk melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Pekerjaan guru sebagai pengajar dan pendidik merupakan profesi yang memerlukan suatu keahlian khusus serta minat yang besar juga dibarengi juga usaha terus menerus untuk memperbaiki dan mengembangkan profesinya.