Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Fungsi Pendidikan Agama Dalam Kehidupan Anak


A.    Fungsi Pendidikan Agama Dalam Kehidupan Anak
  Fungsi Pendidikan Agama Dalam Kehidupan Anak

Fungsi umum pendidikan dan pengajaran dalam Islam ialah  menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah, agama Islam merupakan risalah samawi yang diturunkan kepada seluruh manusia sejak detik-detik pertama turunnya Islam. Tujuan strategis ini, sesuai dengan firman Allah sebagai berikut:
إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِينَ (التكوير: ٢٧)
Artinya: Al-Qur'an  tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. (Qs. at-Takwir: 27).

Bahkan sebelum turun ayat ini keharusan da'wah merupakan tugas untuk memperingatkan seluruh manusia terhadap kufur dan syirik serta menyuruh mereka supaya mengagungkan dan membesarkan asma Allah, dengan meneladani Muhammad  sebagai  rasul.[1] Dari kutipan di atas, maka difahami bahwa ayat tersebut memberikan peringatan kepada manusia agar selalu mengagungkan asma Allah SWT dan meneladani Nabi Muhammad saw, karena Nabi Muhammad saw merupakan orang yang paling baik akhlaknya, sehingga patut untuk diteladani.
Di samping itu secara rinci fungsi pendidikan agama[2] adalah: pertama, Untuk membentuk akhlak yang mulia, karena akhlak inti pendidikan Islam untuk mencapai akhlak yang sempurna harus melalui pendidikan. Kedua, Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam bukan hanya  menitikberatkan pada  keagamaan saja, atau pada keduniaan saja tetapi pada kedua-duanya. Ketiga, Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat atau lebih dikenal dengan profesionalisme. Tujuan ini adalah menyiapkan pelajar dari segi propesionalisme, teknikal dan pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan keterampilan pekerjaan agar dapat mencari rezeki dalam hidup di samping memelihara segi kerohanian dan keagamaan. Keempat, menumbuhkan semangat ilmiyah pada pelajar dan memuaskan keingin tahuan (curiosity) dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri.
Secara  psikologi fungsi pendidikan agama adalah:
1.     Pendidikan akal dan persiapan pikiran, Allah menyuruh manusia untuk merenungkan kejadian langit dan bumi agar dapat beriman kepada Allah.
2.     Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat-bakat terutama pada manusia karena Islam adalah agama fitrah sebab ajarannya tidak asing dari tabi'at manusia, bahkan ia adalah fitrah yang manusia diciptakan sesuai dengannya.
3.     Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi  generasi muda dan mendidik mereka sebaik-baiknya, baik lelaki maupun perempuan.
4.     Berusaha untuk menyeimbangkan segala potensi-potensi  dan bakat-bakat manusia.[3]

Di dalam al-Qur'an fungsi pendidikan agama adalah: pertama, mengarahkan  manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengelola  bumi sesuai dengan kehendak Tuhan. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 30 sebagai berikut:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ) البقرة  :٣٠ (

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.(Qs. Al-Baqarah:30 )

 Kedua, membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan untuk mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahan. Ketiga, mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga tidak menyalahkan fungsi kekhalifahannya. Keempat, mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.[4]
Dari ilustrasi di atas terlihat jelas bahwa empat tujuan pendidikan tersebut harus dimanifestasikan dalam kehidupan manusia, karena keempat tujuan tersebut merupakan landasan pokok yang harus dijalankan oleh segenap manusia agar mampu memotivasi sikapnya sebagai khalifah di muka bumi.





[1]Abdul Fatah Jalal, Azas-azas Pendidikan Islam, (Bandung: Diponegoro, 1988), hal. 119.

[2]Azis Abbas, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Sumber Widya, 1995), hal.  71.
[3]Ibid., hal. 61.
[4]Ibid., hal. 62.