Hakikat Metode Pembelajaran
A. Hakikat Metode
Pembelajaran
Metode
berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti
"melalui" dan thodos berarti "jalan" atau
"cara".[1]
Dengan demikian metode dapat berarti cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. “Metode diartikan juga sebagai sarana
untuk menemukan, menguji dan menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi
pengembangan disiplin sesuatu”.[2]
Metode pada hakikatnya adalah “jalan atau cara untuk mencapai
tujuan”.[3] Dari
pengertian-pengertian di atas metode adalah jalan untuk mencapai tujuan yang
bermakna untuk ditempatkan pada posisi sebagai cara dalam menemukan, menguji
dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu atau pemikiran secara
sistematika.
Metode
digunakan sebagai suatu cara dalam menyampaikan suatu pesan atau materi
pelajaran kepada anak didik. Metode mengajar yang tidak tepat guna akan menjadi
penghalang kelancaran jalannya suatu proses belajar mengajar sehingga banyak
waktu dan tenaga terbuang sia-sia. Oleh karena itu metode yang diterapkan oleh
guru baru berhasil, jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Ahmad Tafsir
memberikan pengertian metode adalah: “Cara yang paling tepat dan cepat dalam
melakukan sesuatu”.[4]
Sedangkan menurut Sukanto Cerita adalah “suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru kepada murid-muridnya, ayah kepada anak-anaknya, guru bercerita
kepada pendengarnya. Suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya
dengan keindahan dan bersandar kepada kekuatan kata-kata yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan cerita”.[5]
Metode
memiliki kaitan erat dengan pendidikan Islam, sehingga mengandung arti sebagai
jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang agar menjadi
pribadi yang Islami. Karena itu metode dalam pendidikan Islam diartikan sebagai
suatu cara untuk memahami, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga
terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam Alquran metode indentik dengan Thariqah
yang terdiri dari objek, fungsi, sifat, akibat dan sebagainya.
[1]H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdesipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal.
83.
[2]Imam Bernadib, Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode, (Yogyakarta:
Yayasan Penerbitan IKIP Yogyakarta, 1990), hal.
85.
[3] Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran
Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1991), hal. 183.
Rosdakarya,
2003), hal. 9.
[5] Soekanto,
Seni Bercerita Islami, Cet. ke-2, (Jakarta; Bina Mitra Press, 2001), hal. 9.