Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Keaktifan Siswa dalam Belajar


A.    Keaktifan Siswa dalam Belajar
     

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pendidikan, dalam kegiatan ini siswa diharapkan aktif melakukan berbagai aktivitas belajar sebagai upaya mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai hal-hal yang belum diketahui yang dapat diperoleh siswa dari guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tidak terjadi secara otomatis, tetapi dilakukan bersama-sama antara guru dan siswa sehingga siswa mendapatkan akses pengetahuan secara sempurna dan baik yang pada akhirnya siswa akan meraih prestasi belajar yang optimal.
Kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara terencana dan menyentuh aspek psikis siswa, sehingga tumbuh motivasi bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan meraih hasil belajar yang tinggi, sebab prestasi belajar yang tinggi hanya akan diperoleh bilamana dilakukan aktivitas belajar yang serius dan bersungguh-sungguh.
Selain dukungan yang diberikan guru untuk menggiatkan siswa dalam belajar, juga dibutuhkan dukungan orang tua dan keluarga di rumah tangga untuk memotivasi siswa agar lebih giat lagi dalam belajar. Dengan mengingatkan siswa untuk belajar oleh orangtua disertai pengawasan dan pemenuhan fasilitas. Dengan demikian akan memungkinkan siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan guru dan memperoleh prestasi belajar yang memuaskan.
Adanya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah, serta dukungan yang diberikan orang tua dan keluarga terhadap kegiatan belajar siswa, tidak lain adalah untuk menumbuh kembangkan kreativitas siswa supaya siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, berwawasan dan yang paling penting adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam menciptakan siswa yang berkualitas, berprestasi, kreatif dan mandiri, maka:
Pemerintah terus berupaya melakukan pembenahan dan perbaikan dalam sistem pendidikan nasional, untuk kepentingan tersebut diperlukan perubahan yang cukup mendasar yang dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak  efektif, dan tidak mampu lagi memberikan bekal, serta tidak dapat mempersiapkan peserta didik untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Perubahan mendasar tersebut berkaitan dengan kurikulum, methode atau sistem pembelajaran, melalui keterampilan yang dengan sendirinya menuntut dan mempersiapkan berbagai perubahan pada komponen-komponen pendidikan lain.[1]

Proses pendidikan berlangsung dinamis, sesuai dengan kondisi perkembangan pribadi anak dan situasi lingkungan serta lembaga pendidikan dimana siswa sekolah. Melalui pendidikan berdasarkan bidang studi yang diajarkan sebagai pelajaran memiliki dampak yang dapat menciptakan kecakapan bagi siswa.
Disadari bahwa untuk menciptakan manusia yang berprestasi, kreatif serta siswa yang berilmu pengetahuan tidak semudah yang dibayangkan. Karena untuk menciptakan siswa yang demikian perlu adanya keseimbangan keinginan dan keaktifan belajar siswa. Hal ini tidak terlepas tentang motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang berlangsung disekolah, merupakan interaksi aktif antara guru dan siswa. Tugas dan tanggung-jawab utama seorang guru adalah mengelola pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pembelajaran[2]. Guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedangkan siswa  sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran.
Peran guru dalam proses pembelajaran, bukanlah mendominasi, tetapi membimbing dan mengarahkan siswa untuk aktif memperoleh pemahamannya berdasarkan segala informasi yang siswa temukan dari lingkungannya. Siswa harus mengkonstruksikan sendiri pengetahuan yang diperolehnya, sebab pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari seseorang yang mengetahui, akibatnya tidak dapat ditransfer kepada penerima yang pasif. Keaktifan siswa merupakan salah satu prinsip utama dalam proses pembelajaran. Belajar adalah berbuat, oleh karena itu tidak ada belajar tanpa aktivitas. Pengalaman belajar hanya dapat diperoleh jika siswa aktif berinteraksi dengan lingkungannya[3]. Seorang guru dapat menyajikan dan menyediakan bahan pelajaran, tapi siswalah yang mengolah dan mencernanya sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakangnya.
Keaktifan siswa penting dalam proses pembelajaran sebab pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak dapat ditransfer begitu saja tetapi harus siswa sendiri yang mengolahnya terlebih dahulu. Praktik pembelajaran yang keliru mengkondisikan siswa untuk hanya menerima, manja, tanpa kreativitas untuk menemukan sendiri pengetahuannya atau apa yang dibutuhkannya untuk dipelajari. Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat diwujudkan melalui penggunaan berbagai macam variasi model pembelajaran dan media pembelajaran. 
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.



               [1] Abdul Aziz Rambe,  Sumbangan Pendidikan Islam Dalam Pembangunan Nasional, (Medan:  Toha Putra, 1994), hal. 87.
               [2] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet. 8, (Bandung:  Remaja Rosdakarya, 2004), hal.10.

               [3] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik ; dalam interaksi edukatif, Cet. 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 184.