Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kedisiplinan Guru dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa


A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, karena dengan adanya pendidikan akan membuat suatu perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tenaga kependidikan, ini dikarenakan tenaga kependidikan merupakan suatu komponen penyelenggaraan pendidikan yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
Salah satu unsur tenaga kependidikan adalah tenaga pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar[1]. Mengajar adalah “teaching is the guidance of learning experince” maksudnya mengajar adalah “proses pembimbingan pengalaman belajar, pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh bila siswa dengan keaktifan sendiri bereaksi terhadap lingkungannya”[2]. Sebagai tenaga pengajar, seorang guru memegang tugas dan peranan yang sangat besar, agar tugas dan peran guru berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya suatu aturan atau tata tertib.
Setiap manusia di dalam kehidupannya selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas. Salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan- gerakan yang dinamakan kerja. “Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya dan berharap bahwa aktifitas kerja yang dilakukannya akan membawa pada suatu keadaan yang memuaskan dari pada keadaan yang sebelumnya, disebabkan karena setiap orang menginginkan dirinya menjadi seorang yang berhasil dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya”[3].
Berdasarkan hal tersebut guru sebagai tenaga pendidik dituntut untuk bekerja ekstra setiap hari terutama dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan bahwa sebagian besar waktu dalam kegiatannya guru ada di sekolah dan sisanya aktivitasnya ada di rumah dan masyarakat.
Tenaga pengajar seperti hal nya guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi komponen sangat penting dalam dunia pendidikan terutama dalam kelangsungan proses belajar-mengajar, kepada guru diserahkan tanggung jawab untuk mendidik anak muridnya supaya berhasil dalam belajar tentu seorang guru harus mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan-keinginan yang dapat mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pekerjaan yang digelutinya[4].

Prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”[5]. Prestasi belajar adalah “penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang diperoleh di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan, keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian”[6].
Prestasi belajar siswa bukan hanya ditentukan oleh faktor intelektual siswa saja, tetapi juga ditentukan oleh faktor nonintelektual. Faktor nonintelektual yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu salah satunya adalah disiplin guru dalam aktivitas pembelajaran siswa. Adanya disiplin yang dimiliki oleh guru dalam proses pembelajaran di sekolah, maka akan dapat berpengaruh kepada prestasi belajar siswa. Disiplin adalah “suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya, perilaku itu tercipta melalui proses pendidikan dan pengalaman”.[7]
Disiplin adalah mengikuti dan mentaati peraturan yang berlaku, adanya kesadaran diri bahwa disiplin itu berguna bagi keberhasilan dirinya, sebagai alat pendidik untuk membentuk perilaku sesuai dengan yang ditentukan atau diajarkan, untuk melatih dan memperbaiki tingkah laku, dapat menjadikan peraturan sebagai pedoman ukuran perilaku. Penerapan disiplin di sekolah akan mendorong untuk bertanggung jawab dalam bekerja dan mengikuti aturan yang berlaku serta menyadarkan untuk menghargai dan memelihara aturan yang ada di lingkungannya.
Kondisi inilah yang sangat diinginkan oleh setiap sekolah, karena keberhasilan suatu sekolah dalam menjalankan aktivitas kegiatannya sangat tergantung dari disiplin para guru yang ada dalam sekolah tersebut dan akan mengakibatkan para siswa dapat mengambil contoh dari disiplin yang di lakukan oleh guru sehingga prestasi belajar siswa akan semakin meningkat pula. “Disiplin yang diterapkan dengan baik di sekolah akan memberi andil bagi pertumbuhan dan perkembangan prestasi siswa, penerapan disiplin sekolah akan mendorong, memotivasi, dan memaksa para siswa bersaing meraih prestasi”[8]. Kebiasaan seseorang taat dan disiplin dalam melakukan sesuatu akan mendekatkan pada jenjang kesuksesan. Tidak heran jika Allah SWT memrintahkan kaum beriman untuk membiasakan disiplin. Perintah itu antara lain tersirat dalam Al quran surat Al Jumuah ayat 9-10 sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ, فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيراً لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ) الجمعة: ٩-١٠ (
Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.(Qs. Al-Jumu’ah: 9-10).

Menurut ayat di atas, keberuntungan akan diraih dengan disiplin memenuhi panggilan ibadah ketika datang waktunya dan kembali bekerja setelah menunaikan ibadah. Meskipun demikian, bukan berarti kita harus larut untuk teus beribadah. Disiplin yang dilakukan secara seimbang antara urusan ibadah dan kerja, itulah yang akan mengantarkan kita kepada kesuksesan. Salah satunya adalah disiplin yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Apabila guru telah memiliki disiplin yang tinggi maka siswa sebagai anak didiknya akan dapat berdisiplin pula sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar bagi para siswa karena disiplin yang tinggi akan dapat membentuk guru dan siswa ke arah ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban serta kerelaan untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab dalam bekerja dan mengikuti aturan yang berlaku serta menyadarkan siswa untuk menghargai dan memelihara aturan yang ada di lingkungannya terutama di lingkungan sekolah. Sehingga dengan demikian siswa akan lebih bergairah dan terdorong hatinya untuk belajar dalam meningkatkan prestasi belajar di sekolah dan membiasakan mereka menerapkan segala kegiatan, baik kegiatan belajar, beribadah, membantu orang tua dan mengerjakan kegiatan-kegiatan lainya yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Fenomena kedisiplinan pada guru MAS Juli Kabupaten Bireuen menunjukkan bahwa guru-guru belum menunjukkan tingkat kedisiplinan yang cukup baik, ini ditandai dengan sebagian besar guru hadir tidak tepat waktu maupun dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Kedisiplinan Guru dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa di MAS Juli Kabupaten Bireuen.”
B.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Bagaimana tingkat kedisiplinan guru di MAS Juli Kabupaten Bireuen?
2.     Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru di MAS Juli Kabupaten Bireuen?
3.     Bagaimana pengaruh kedisiplinan guru terhadap peningkatan prestasi belajar siswa MAS Juli Kabupaten Bireuen?
C.    Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka perlu adanya penegasan istilah yaitu::
1.     Kedisiplinan
Makna disiplin secara istilah bedrasal dari istilah bahasa inggris yaitu: “dicipline berarti: “1) Tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri; 2). Latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral: 3). Hukuman yang diberikan untuk melatih memperbaiki: 4). Kumpulan atau sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku”[9].
Disiplin adalah “suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban”.[10] Menurut Surna disiplin adalah:
Sebagai suatu komitmen pribadi, kesadaran, dan upaya yang berasal dari dalam diri pribadi untuk mengikatkan diri dengan tugas dan tanggung jawab yang dapat diamati dalam bentuk kemampuan mentaati waktu, gigih dalam melaksanakan tugas, mengerjakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu, dan tidak menunda pekerjaan. Adapun yang menjadi indikator disiplin menurut Surna, yaitu: kemampuan mentaati waktu, gigih dalam melaksanakan tugas, mengerjakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu, serta tidak menunda pekerjaan.[11]
Disiplin dapat diartikan sebagai suatu kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan yang terjadi dalam diri orang itu.
2.     Guru
Kata “guru” artinya pengajar. Sebenarnya kata guru bukan saja mengandung arti “pengajar” melainkan juga “pendidik”, baik di dalam maupun di luar sekolah”.[12] Berdasarkan Undang- Undang No.14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, dalam Bab I Pasal 1 Ayat (1), Guru adalah “Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing dan mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.[13]
Guru adalah orang yang berfungsi sebagai pendidik dan pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik dan juga memberi contoh teladan yang baik dalam segala segi kehidupan sebagai upaya dalam menanamkan sikap, nilai dan minat belajar kepada para siswa. Sedangkan agama Islam adalah suatu sistem akidah, syariat dan akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dari berbagai hubungan Islam. Sehingga agama Islam yang terakhir diturunkan ini menyempurnakan agama wahyu yang ada sebelumnya”.[14]          
3.     Pengaruh
Pengaruh adalah “kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya”[15]. Pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam  sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.
4.     Prestasi Belajar
Menurut bahasa “prestasi adalah, hasil yang telah dicapai (dari yang teratur dilakukan, dikerjakan)”[16].  Prestasi belajar adalah, “hasil yang telah dicapai”[17]. Adapun Prestasi yang dimaksudkan di sini adalah sebagai suatu kemampuan yang diperoleh seseorang melalui pendidikan atau belajar.
Adapun belajar menurut bahasa adalah menuntut ilmu, berguna, dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah, “Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh  seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya”[18]. Adapun belajar yang dimaksudkan di sini adalah proses perkembangan atau perubahan yang dilakukan orang tua terhadap anak menuju ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis mendefinisikan prestasi belajar adalah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.
5.     Siswa
Siswa adalah orang yang belajar di sebuah lembaga pendidikan formal seperti SD, SLTP, atau SLTA[19]. Siswa adalah seorang pengikut atau seorang yang mau belajar.[20] Siswa berarti seorang yang bisa menjadi teman untuk berbagi pengalaman atau bantuan berupa nasehat, finansial ataupun dukungan.[21] Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti Siswa adalah orang (anak) yang sedang berguru (belajar, bersekolah).[22] Maka arti Siswa dalam pembahasan ini adalah anak didik dalam proses belajar mengajar yang memerlukan guru agar bisa memahami Pendidikan Agama Islam tersebut dalam suatu lembaga pendidikan formal.
D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan guru di MAS Juli Kabupaten Bireuen.
2.     Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru di MAS Juli Kabupaten Bireuen.
3.     Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan guru terhadap peningkatan prestasi belajar siswa MAS Juli Kabupaten Bireuen.
E.    Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan perspektif kajian ilmu pendidikan dalam memahami pengaruh disiplin guru terhadap prestasi belajar siswa pada MAS Juli Kabupaten Bireuen. Kegunaan praktis dari penelitian ini antara lain:
a)     Memperoleh berbagai informasi tentang disiplin guru dalam hubungan dengan prestasi belajar siswa pada MAS Juli Kabupaten Bireuen.
b)     Bagi pihak MAS Juli Kabupaten Bireuen memberikan informasi baru dan memberikan masukan untuk memahami dan mengerti disiplin guru dalam meningkatkan prstasi belajar siswanya.
c)     Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam rangka penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan pembelajaran di sekolah agar prestasi belajar siswa lebih meningkat.
F.     Landasan Teori
Disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan atau pengendalian. Kedua disiplin yang bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikan diri, agar berprilaku tertib dan efisien. Sedangkan disiplin menurut Djamarah adalah "Suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pridadi dan kelompok”. Kedisiplinan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Berkualitas atau tidaknya belajar siswa sangat dipengaruhi oleh paktor yang paling pokok yaitu kedispilan, disamping paktor lingkungan, baik keluarga, sekolah, kedisiplinan setra bakat siswa itu sendiri.
Usaha meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, di mana pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, dan ketrampilan. Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan mutu pendidikan maka diadakan proses belajar mengajar, guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar dan melatih tetapi juga bagaimana guru dapat membaca situasi kelas dan kondisi dan kondisi siswanya dalam menerima pelajaran.
Untuk meningkatkan peranan guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan mampu mengelola kelas. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara pegawai dunia pendidikan merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, kedisiplinan guru dan pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik. Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada beberapa factor diantaranya adalah faktor guru. Guru sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Guru yang mempunyai kompetensi yang baik tentunya akan sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran.
G.   Kajian Terdahulu
Nama: Nilawati Nim: A. 294547/3497 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2014 dengan judul dengan judul skripsi Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMA Negeri 4 Bireuen metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah menggunakan pendekatan lapangan (field research). Proses pengumpulan data, peneliti menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran di SMA Negeri 4 Bireuen yaitu meningkatkan kedisiplinan, menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan melakukan pengawasan.
2.     Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMA Negeri 4 Bireuen  yaitu dengan mengadakan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), memberi kesempatan kepada para guru untuk melanjutkan S2, memotivasi guru untuk ikut kegiatan pelatihan.
3.     Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar di SMA Negeri 4 Bireuen adalah dengan membentuk kelompok belajar, memberi bimbingan dan melibatkan siswa dalam berbagai perlombaan.
4.     Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa yang tinggi di SMA Negeri 4 Bireuen adalah dengan menambah media pembelajaran, menyelenggarakan belajar tambahan dan membuat remedial.
H.    Metodelogi Penelitian
1.     Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah MAS Juli Kabupaten Bireuen, sedangkan permasalahan yang diteliti adalah kedisiplinan guru dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
2.     Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian dilakukan dengan cara penulis terjun langsung  ke lokasi (objek) penelitian yaitu MAS Juli Kabupaten Bireuen untuk mendapatkan data yang penulis perlukan yaitu data tentang kedisiplinan guru dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
3.     Metode Penelitian
Metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah  penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif serta menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena sosial dari perpektif partisipan, serta menggunakan strategi multi metode, dengan metode utama interview, observasi, dan studi dokumenter, dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu dengan situasi yang di teliti.[23]  Penelitan kualitatif berlangsung secara natural, data yang di kumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah laku alamiah, hasil penelitian kulitatif berupa deskripsi analisis.
4.     Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
NO
Ruang Lingkup Penelitian
Hasil Yang diharapkan

1
Tingkat kedisiplinan guru di MAS Juli Kabupaten Bireuen
a)     Penciptaan tertib belajar dikelas
b)     Penciptaan suasana senang dalam belajar.
c)     Pemusatan perhatian pada bahan ajar.
d)     Mengikut-sertakan siswa belajar aktif.
a)     Pengorganisasian belajar sesuai dengan kondisi siswa.
2
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru di MAS Juli Kabupaten Bireuen
a)      Faktor kepemimpinan
b)     Faktor kebutuhan.
c)     Faktor pengawasan
3

Pengaruh kedisiplinan guru terhadap peningkatan prestasi belajar siswa MAS Juli Kabupaten Bireuen
a)     Pengetahuan ,
b)     Pengamalan
c)     Keterampilan  

5.     Objek Penelitian
“Objek penelitian adalah sarana ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaa tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal.”[24] Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian  adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk  mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.
Objek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa MAS Juli Kabupaten Bireuen.
6.     Sumber Data
1)     Data primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[25]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah
a)     Kepala Sekolah
b)     Guru
c)     Siswa
2)     Data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku:
a)     Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004.
b)     Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, 1994.
c)     Prijodarminto, Disiplin, Kiat Menuju Sukses, Jakarta: Pradnya Paramita, 1994
d)     Zakiah Daradjat, dkk, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
e)     Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
7.     Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengumpulan data adalah “prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.[26] Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu langsung terjun ke lokasi penelitian, sesuai dengan pendapat tersebut untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini, dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik, yaitu field research (penelitian lapangan) merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menggunakan penelitian langsung ke lapangan untuk memperoleh informasi dan data-data dari objek penelitian, melalui penelitian ini akan dilaksanakan sebaik mungkin untuk memperoleh data yang valid.
Dalam pelaksanaan penelitian ini juga dikumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a.      Observasi partisipasi, yaitu penelitian yang mengadakan pengamatan secara lagsung melibatkan dari dalam kegiatan yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
b.     Interview (wawancara) ialah dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang dijadikan objek penelitian.
c.      Dokumentasi yaitu untuk memperoleh data-data tentang keadaan guru dan siswa pada MAS Juli Bireuen.
8.     Tehnik Analisa Data
Untuk menganalisis data dan menginterpretasikan data tersebut menurut Nasution dapat dilakukan 3 tahapan yaitu:
1.     Tahap Reduksi
Tahap ini hal yang dilakukan adalah menelaah seluruh data yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulka data atau informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek yang diteliti.
2.     Tahap Display
Tahap ini dilakukan adalah untuk merangkul data temuan data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk mengetahui tentang hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui display data dapat memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data yang terkumpul.
3.     Tahap Verifikasi
 “Tahap ini dilakukan untuk mengadakan pengkajian terhadap kesimpulan yang telah diambil dengan data perbandingan dari teori yang relevan. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisa, sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya”[27]. “Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif”[28]. Penelitian kualitatif  memberikan interpretasi deskriptif , verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi juga bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian tentang apa yang didapatkan di lokasi penelitian.
Teknik penulisan dalam skripsi ini penulis berpedoman pada Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Bireuen Aceh tahun 2014. Mengenai terjemahan ayat Al-Qur’an, penulis mengambil Buku Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an Kementrian agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Perkata, penerbit Kalim, Jakarta Tahun 2010.
I.      Garis Besar Isi Proposal Skripsi
Garis besar dalam penulisan  proposal skripsi  ini adalah sebagai berikut :
            Bab satu terdapat pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Landasan Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi proposal skripsi.
Bab dua terdapat Kedisiplinan Guru Dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa meliputi: Pengertian Disiplin Guru, Indikator Kedisiplinan Guru, Fungsi Kedisiplinan Guru, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Guru, Pengertian Prestasi Belajar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.        
Bab tiga terdapat metodelogi penelitian meliputi: lokasi penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, ruang lingkup penelitian, objek penelitian, sumber data, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data.         
Bab empat terdapat temuan penelitian meliputi: Temuan Umum Penelitian, Gambaran Umum MAS Juli Kabupaten Bireuen, Visi Dan Misi MAS Juli Kabupaten Bireuen, Organisasi dan Kepemimpinan MAS Juli Kabupaten Bireuen, Keadaan Guru dan Murid MAS Juli Kabupaten Bireuen, Sarana dan Prasarana MAS Juli Kabupaten Bireuen, Temuan Khusus Penelitian tingkat kedisiplinan guru di MAS Juli Kabupaten Bireuen, faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru di MAS Juli Kabupaten Bireuen, pengaruh kedisiplinan guru terhadap peningkatan prestasi belajar siswa MAS Juli Kabupaten Bireuen.
Bab lima terdapat penutup meliputi: kesimpulan dan saran-saran













DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad, dkk, Bimbingan Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru, 1993.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Gunter Krallman, Belajar Untuk Menjadi Seorang Murid, www.bethanybangkok. Com, Diakses 5 Februari 2010.

Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. III, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Departemen Pendidikan, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, t.t.p, 2002.

Kartini Kartono, Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri, Jakarta: Raja Grafindo, 1994.

Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2005

Muhibbin Syah, Psikologi dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Resdakarya 1995

Nazir, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1999.

Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, Bandung: Jemmars, 2000

Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Nyoman Surna, Pengembangan Diri, Jakarta: ASMI, 1994.

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.

Prijodarminto, Disiplin, Kiat Menuju Sukses, Jakarta: Pradnya Paramita, 1994.

Poerwadarminta W.J.S, Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1986.

Said Raihan, Arti Guru dan Murid Ala Minet, http://minetcute. Multiply.com. Diakses 5 Februari 2010.

Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, 1994.


Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004.

Undang – Undang  No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, Bab I Pasal 1 Ayat (1).

Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,             Bandung: Angkasa, 1987.

            , Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Bandung: Teknik Tarsito,1982.

Zakiah Drajadjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

            , dkk, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.



               [1] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hal. 9.

               [2]Zakiah Daradjat, dkk, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 137.
               [3]Kartini Kartono, Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri, (Jakarta: Raja Grafindo, 1994), hal. 12.

               [4]Ali Muhammad, dkk, Bimbingan Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 1993), hal. 142.

               [5] Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), hal. 75.

               [6]Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hal. 24.

               [7] Tulus Tu’u, Peran Disiplin...., hal. 31
               [8] Tulus Tu’u, Peran Disiplin...., hal. 15.
               [9] Ibid., hal. 31.

               [10] Prijodarminto, Disiplin, Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1994), hal.18.

               [11] Nyoman Surna, Pengembangan Diri, (Jakarta: ASMI, 1994), hal. 47.
[12] Zakiah Drajadjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hal. 39.

[13] Undang – Undang  No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, Bab I Pasal 1 Ayat (1).

               [14] Departemen Pendidikan, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, (t.t.p, 2002), hal. 24.
               [15] Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, (Bandung: Teknik Tarsito,1982), hal. 7.

[16] Ibid., hal. 895.

[17] Poerwadarminta W.J.S, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), hal. 965.
[18] Muhibbin Syah, Psikologi dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Resdakarya 1995), hal. 32.
[19] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 473.

[20] Gunter Krallman, Belajar Untuk Menjadi Seorang Murid, www.bethanybangkok. Com, Diakses 5 Februari 2010.

[21] Said Raihan, Arti Guru dan Murid Ala Minet, http://minetcute. Multiply.com. Diakses 5 Februari 2010.

[22] Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 765.
[23] Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 6.

               [24] Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2010), hal. 13.
[25] Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,             (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.
[26] Nazir, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 1999), hal. 127.
[27] Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, (Bandung: Jemmars, 2000), hal. 190.

[28]Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 8.