Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita


A.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita                         


Dalam proses belajar mengajar, cerita merupakan salah satu metode yang terbaik. Dengan adanya metode bercerita diharapkan mampu menyentu jiwa jika didasari dengan ketulusan hati yang mendalam. Metode bercerita sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, khususnya dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan kepada anak.
Adapun kelebihan metode bercerita adalah:
a.      Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak didik. Karena anak didik akan senatiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai situasi kisah, sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan topic kisah tersebut.
b.     Mengarahkan semua emosi sehingga menyatu pada satu kesimpulan yang terjadi pada akhir cerita.
c.      Kisah selalu memikat, karena mengundang untuk mengikuti peristiwanya dan merenungkan maknanya.
d.     Dapat mempengaruhi emosi. Seperti takut, perasaan diawasi, rela, senang, sungkan, atau benci sehingga bergelora dalam lipatan cerita.[1]

Adapun kekurangan metode bercerita yaitu:

a.      Pemahaman anak didik akan menjadi sulit ketika kisah itu telah terakumulasi oleh masalah lain.
b.     Bersifat monolong dan dapat menjenuhkan anak didik.
c.      Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan.[2]

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bercerita merupakan  penyampaian materi pelajaran dengan cara menceritakan kronologis terjadinya sebuah peristiwa baik benar atau bersifat fiktif semata. Metode bercerita ini dalam pendidikan agama menggunakan pradigma Alquran dan Hadits Nabi Muhammad, sehingga memiliki substansi cerita yang valid tanpa diragukan lagi keabsahannya. Namun terkadang kevalidan sebuah cerita terbentur pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang menyampaikan cerita itu sendiri sehingga terjadi banyak kelemahannya.


               [1] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan, Cet. Ke-1, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal.159-162.

               [2] Ibid., hal. 163.

1 Comments

  1. Jika anda tertarik atau ingin menjadi software developer, anda dapat mengunjungi blog yang saya buat :)
    Software Developer

    ReplyDelete

Post a Comment