Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Konsep Pendidikan Anak Dalam Islam Menurut Ibrahim Amini


A.    Latar Belakang Masalah


Anak adalah titipan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena itu nasib dan masa depan anak-anak adalah tanggung jawab kita semua. Tetapi tanggung jawab utama terletak pada orang tua masing-masing. Orang tualah yang pertama berkewajiban memelihara, mendidik, dan membesarkan anak-anaknya agar menjadi manusia yang berkemampuan dan berguna. Setelah seorang anak kepribadiannya terbentuk, peran orangtua selanjutnya adalah mengajarkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anaknya.
Allah Swt berfirman dalam surat Al-kahfi ayat 46 tentang kedudukan anak dalam pandangan Islam sebagai berikut:
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً)الكهف:٤٦(
Artinya:   Harta dan anak  adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan’ (Qs. Al Kahfi:46).

Ayat diatas menjelaskan bahwa anak adalah Perhiasan ( Ziinah) yaitu anak yang berhasil dalam meniti dunianya saja, anak ini menjadi kebanggan orang tuanya karena ia telah berhasil dalam meniti karirnya, apakah ia sebagai birokrat, busenismen, atau politikus yang handal, kemudian ia mempunyai uang yang banyak, mobil yang keren dan rumah yang bagus, sehingga akan menjadi kebanggaan orang tuanya dan menceritakan kepada semua orang yang dijumpainya bahwa anaknya telah berhasil, namun sayang ia bukan sebagai pengamal ajaran agamanya secara baik, ia belum bisa baca Al-Quran, kadang shalat kadang tidak, bahkan sering melaksanakan ma’shiyat.
Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia memerlukan wawasan yang sangat luas, karena pendidikan menyangkut semua aspek kehidupan manusia, baik dalam pemikiran atau pengalamannya. Oleh karena itu, pembahasan pendidikan tidak cukup berdasarkan pengalaman saja, melainkan dibutuhkan suatu pemikiran yang sangat luas dan mendalam. Pengkajian pendidikan tidak cukup hanya dengan hasil penelitian secara ilmiah, namun dibutuhkan penkajian yang lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengkajian ilmah merupakan suatu keharusan karena akan mengungkapkan fakta - fakta yang berkaitan denagan pengalaman manusia yang berkaitan dengan pendidikan.
Kedua orang tua memiliki kelayakan menjadi ayah dan ibu manakala mereka bersungguh-sungguh dalam mendidik anak mereka. Disamping itu Ibrahim Amini mengemukakan bahwa Islam menganggap pendidikan sebagai salah satu hak anak, yang jika kedua orang tua melalaikannya berarti mereka telah menzalimi anaknya dan kelak pada hari kiamat mereka diminta pertanggung jawabannya[1].
Seorang anak juga mempunyai kewajiban terhadap kedua orang tuanya. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Alquran Surat Al Isra’ ayat 23-24.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً, وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً) الإسراء: ٢٣-٢٤(
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.(Qs. Al-Isra: 23-24).

Lebih lanjut Ibrahim Amini mengemukakan bahwa “seorang anak yang buruk akan menghancurkan kehormatan ayah dan ibu dan meruntuhkan nama baik moyangnya”[2].
Berdasarkan keterangan diatas, bahwa menghormati dan berbakti kepada orang tua,  berbuat baik dengan sesama, beribadah kepada Tuhan, menurut tuntunan agama apapun, adalah merupakan kewajiban, tetapi ternyata tidak semua orang mampu menjalankannya. Banyak orang melupakan orang tua, berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan orang lain, dan  selalu enggan beribadah. Mereka berperilaku seenaknya sendiri tanpa mempedulikan adat istiadat dan tuntunan agamanya. Artinya, mereka itu tidak bisa mengelola dirinya sendiri.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul dalam penulisan proposal skripsi ini adalah Konsep Pendidikan Anak Dalam Islam Menurut Ibrahim Amini.
B.    Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Bagaimana cara mendidik anak berprilaku?                               
2.     Bagaimana cara mendidik anak berfikir?                                               
3.     Bagaimana cara mendidik anak berjiwa sehat?
C.    Penjelasan Istilah

Adapun istilah yang terdapat dalam judul proposal skripsi ini yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1.     Konsep
Menurut Sampurna K “Konsep adalah rancangan atau buram surat-surat dan sebagainya”.[3] Bahkan Soerganda Poerwakawatja juga menjelaskan bahwa konsep adalah: “Suatu yang dikonsepkan, proses mental yang menguatkan suatu mental. Kemampuan menyusun kembali dan memadukan data yang diserap indera.”[4] Sedangkan pengertian konsep menurut penulis adalah suatu perancangan dasar yang akan dijadikan proses untuk melakukan suatu pekerjaan dimasa akan datang ataupun suatu landasan dasar atau kerangka utama dalam menyusun atau membuat suatu permasalahan.
2.     Pendidikan Anak
Suganda Poerbakawatja menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk membawa si anak ke tingkat kedewasaan dalam arti sadar dalam memikul tanggung jawab segala perbuatan secara moral.[5]  Dalam psikologi pendidikan disebutkan pendidikan adalah: “Proses pertumbuhan yang berlangsung berkat dilakukannya perbuatan belajar.”[6]
Ibrahim Amini dalam bukunya agar tak salah mendidik mengatakan bahwa:
Pendidikan adalah memilih tindakan dan perkataan yang sesuai, menciptakan syarat-syarat dan faktor-faktor yang diperlukan dan membantu seorang individu yang menjadi objek pendidikan supaya dapat dengan sempurna mengembangkan segenap potensi yang ada dalam dirinya dan secara perlahan-lahan bergerak maju menuju tujuan dan kesempurnaan yang diharapkan.[7]

Muhibin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru menjelaskan bahwa:
Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal di samping secara formal seperti di sekolah, madrasah, dan institusi-institusi lainnya.[8]

Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa baik sadar dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan menuju terciptanya kehidupan yang lebih baik.
Daryanto, SS, dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan, anak adalah keturunan yang kedua manusia, kelompok terkecil dari manusia, seseorang yang dilahirkan di suatu daerah, bagian dari suatu kelompok keluarga.[9]  Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata anak diartikan dengan: “Keturunan kedua, manusia yang masih kecil.”[10] Batasan umur anak kanak-kanak   (0-6 tahun), anak umur sekolah (6-12 tahun), umur remaja (13-16 tahun).[11]
Napitupulu mengartikan anak sebagai berikut “anak belum dewasa perkembangannya menunjuk taraf kedewasaan nyakni, taraf berdiri sendiri, berfikir dan berubah pada sesama manusia dan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.”[12]
Sedangkan pendidikan anak yang penulis maksud dalam pembahasan ini adalah suatu upaya pembinaan yang di tunjukan kepada anak-anak yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantru pertumbuhan dan perklembangan jasmani dan rohani agar anak memliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
3.     Ibrahim Amini
Ibrahim Amini “dilahirkan di Kota Najaf Abad Ishfahan pada tahun 1925. Beliau menamatkan Pendidikan Dasar di Kota kelahirannya dan pada tahun 1941 beliau masuk ke hauzah ilmiah Ishfahan untuk menimba ilmu agama Islam”[13]. Di sanalah beliau belajar tata bahasa arab dan pendidikan tingkat suthuh seperti logika, ushul fiqh dan fiqh. Pada tahun 1946 Amini muda pergi ke kota Qom dan melanjutkan studynya di sana. Beliau menyelesaikan pendidikan tingkat suthuh ilmu fiqh, ushul fiqh, filsafat teologi dan tafsir di Qom di bawah bimbingan guru-gurunya.
D.    Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Untuk mengetahui cara mendidik anak berprilaku.                                
2.     Untuk mengetahui cara mendidik anak berfikir.                        
3.     Untuk mengetahui cara mendidik anak berjiwa sehat.
E.    Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai Konsep Pendidikan Anak Dalam Islam Menurut Ibrahim Amini. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
              Secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan konsep Konsep Pendidikan Anak Dalam Islam Menurut Ibrahim Amini ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F.     Landasan Teori

Ibrahim Amini dilahirkan di Kota Najaf Abad Ishfahan pada tahun 1925. Beliau menamatkan Pendidikan Dasar di Kota kelahirannya dan pada tahun 1941 beliau masuk ke hauzah ilmiah Ishfahan untuk menimba ilmu agama Islam. Di sanalah beliau belajar tata bahasa arab dan pendidikan tingkat suthuh seperti logika, ushul fiqh dan fiqh. Pada tahun 1946 Amini muda pergi ke kota Qom dan melanjutkan studynya di sana. Beliau menyelesaikan pendidikan tingkat suthuh ilmu fiqh, ushul fiqh, filsafat teologi dan tafsir di Qom di bawah bimbingan guru-gurunya.
Konsep pendidikan anak menurut Ibrahim Amini adalah mendidik anak tentang tanggung jawab manusia terhadap Tuhan, tanggung jawab manusia terhadap dirinya, tanggung jawab manusia terhadap masyarakat, dan tanggung jawab terhadap makhluk Tuhan.
Mendidik anak berprilaku menjadi fokus seluruh agama-agama samawi terutama agama Islam. prilaku merupakan tema yang selalu menjadi perhatian besar para ulama Islam dan akan terus demikian sepanjang hidup. Prilaku yang mulia itu sesuai dengan sifat dasar malakutiyahnya. Manusia yang senantiasa berusaha menyempurnakan jiwanya; ketika jiwa sempurna maka akan semakin dekat dengan Allah Swt. sebaiknya akhlak buruk juga sama sekali tidak sesuai dengan sifat dasar malakutiyahnya;dapat menjatuhkan ke tahapan paling rendah dan kesengsaraan diakhirat.
Mendidik anak berprilaku terhadap diri sendiri, manusia memikul tanggung jawab dalam pengembangan dan penyempurnaan dirinya yaitu dengan jalan usaha dan kesungguhan. Berprilaku terhadap orangtua dengan berbuat baik kepada keduanya, mengucapkan perkataan yang mulia, bersikap penuh kasih sayang dan mendoakannya. Berprilaku terhadap orang lain dengan cara memmberi mamfaat kepada orang lain dan sekaligus mengambil manfaat dari mereka.
Mendidik anak berfikir dengan mengembangkan potensi akalnya, jika akal dimanfaatkan secara maksimal maka akan semakin sempurna. Salah satu metode untuk mengoptimalkan akal adalah dengan sering mempraktikkan kegiatan berfikir, ketika mau melakukan sesuatu cobalah berfikir tentang segala kemungkinan yang akan terjadi.
Mendidik anak berjiwa sehat dengan memiliki sifat-sifat yang baik merupakan sesuatu yang didambakan setiap orang. Sebaliknya betapa menderitanya seseorang yang dikelilingi manusia-manusia yang memiliki karakter yang buruk. Dari sisi sebagai jasmani manusia mempunyai rupa dan susunan khusus yang dengannya manusia dapat tumbuh dan berketurunan. Dari sisi ini pula manusia dapat sehat dan sempurna atau sakit dan tidak sempurna. Oleh karena itu, pendidikan berpengaruh terhadap kondisi fisik anak, dan tentunya hal ini harus mendapat perhatian dari para pendidik. Para pendidik harus memperhatikan perkembangan fisik anak, dan harus berusaha mendidik mereka menjadi individu yang sehat, kuat dan seimbang.
Anak-anak sejak kecil didik untuk bekerjasama, saling memberi dan menerima tanggu jawab, ia juga harus diajarkan memanfaatkan orang lain untuk kebahagian dirinya dan juga diajarkan memberikan kebahagian pada orang lain. Sebagai seorang anggota dalam sebuah lingkungan masyarakat maka anak lebih peduli dengan nasib sesamanya karena semua sama-sama saling membutuhkan jika setiap orang memperhatikan hak orang lain dengan benar dan menunaikan kewajibannya dengan baik, maka akan terwujud kehidupan yang harmonis dan menyenangkan.
G.   Kajian Terdahulu

Diantara para peneliti sebelumnya, antara lain :
Nama: Asnidar Nim: A. 2114991/3941 (Sekolah Tinggi Agama Islam) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2014 dengan judul dengan judul skripsi Konsep Pendidikan Anak Menurut Ibrahim Amini metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Cara mendidik anak berprilaku menurut Ibrahim Amini adalah terhadap diri sendiri; mendidik anak bertanggung jawab mengembangkan dan menyempurnakan dirinya. Mendidik anak berprilaku terhadap orangtua; menghormati dan berbakti kepada orang tua,  berbuat baik dengan sesama, beribadah kepada Allah Swt.  Mendidik anak berprilaku terhadap orang lain; mendidik anak untuk saling membantu, tolong menolong dalam mengerjakan kabaikan/kebajikan dan ketaqwaan.
2.     Cara mendidik anak berfikir menurut pandangan Ibrahim Amini adalah linguistik verbal; mendidik kemampuan anak untuk menyusun pikirannya dengan jelas. Mereka juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Matematis; mendidik anak berpikir matematis merupakan kegiatan mental yang dalam prosesnya selalu menggunakan abstraksi atau generalisasi. Interpersonal; mendidik kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain.
3.     Cara mendidik anak berjiwa sehat menurut pandangan Ibrahim Amini adalah; jiwa bersih; menyempurnakan akhlaknya berarti mendidik menyempurnakan jiwanya, ketika jiwa sempurna maka akan semakin dekat dengan Allah Swt. Jiwa sosial; mendidik anak agar ia lebih peduli dengan nasib sesamanya. Karena semua sama-sama saling membutuhkan. Jiwa toleransi; mendidik anak agar tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai setiap tindakan yang orang lain lakukan.
H.    Metodelogi Penelitian

1.     Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif: suatu penelitian yang menggambarkan tentang konsep pendidikan anak dalam islam menurut Ibrahim Amini. Dalam hal ini Sukardi menjelaskan bahwa: metode kuantitatif merupakan suatu metode yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah pengaruh tingkat satu variabel atau lebih”.[14] Selanjutnya Sukardi, mengatakan pula bahwa:
Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang menggunakan angka-angka dalam menjelaskan hasil penelitian atau metode yang menunjukkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang diambil suatu hubungan dengan kesehatan, pandangan, sikap yang nampak atau kecenderungan yang sedang nampak, pertentangan yang sedang meruncing dan sebagainya.[15]

Penelitian ini akan menjelaskan konsep pendidikan anak dalam islam menurut Ibrahim Amini.

2.     Metode Penelitian

Adapun metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode pemecahan masalah yang ada masa sekarang meliputi pencatatan, penguraian, penafsiran dan analisa terhadap data yang ada, sehingga menjadi suatu karya tulis yang rapi dan utuh. Penelitian ini akan menjelaskan konsep pendidikan anak dalam islam menurut Ibrahim Amini.
3.     Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
NO
RUANG LINGKUP
HASIL YANG DIHARAPKAN
1
Hakikat pendidikan Islam
a)     Pengertian
b)     Tujuan
2
Materi Pendidikan Anak

a).   Pendidikan Ketauhidan
b).   Pendidikan Ibadah           
c).   Pendidikan Akhlak
d).   Pendidikan Keimanan                 
3


Metode pendidikan anak
a)     Keteladanan.
b)     Adat kebiasaan.
c)     Nasihat.
d)     Memberikan perhatian.
e)     Hukuman.

4.     Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)    Sumber data primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[16]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah:
a)     Ibrahim Amini, Agar tak Salah Mendidik, Cet. I, Jakarta: al-Huda, 2006.
b)     Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyat al-Aulad fi al-Islam, diterjemahkan oleh: Drs. Jamaluddin Miri, Lc dengan judul Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: Pustaka Amani, 2002.
2)    Sumber data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis karya M. Ngalim Purwanto Cet. XVI, yang diterbitkan Remaja Rosdakarya, 2004, Bagaimana Membimbing,  Mendidik dan Mendisiplinkan Anak Secara Efektif, karya Schaefer, Charles, Terj. R. Turman Sirait, yang diterbitkan Restu Agung, 1997, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini karya, Slamet Suyanto, yang diterbitkan Hikayat, 2005.
5.     Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik Library Research yaitu menelaah buku-buku, teks dan literature-literature yang berkaitan dengan permasalahan di atas.[17] Suatu metode pengumpulan data atau bahan melalui perpustakaan yaitu dengan membaca dan menganalisa buku-buku, majalah-majalah yang ada kaitannya dengan masalah yang penulis teliti. Selain itu juga akan memanfaatkan fasilitas internet untuk memperoleh literatur-literatur yang berhubungan dengan skripsi ini.
6.     Tehnik Analisa Data

Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Menurut Lexy J. Moleong, analisis data adalah yakni suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasi karakter khusus secara obyektif dan sistematik yang menghasilkan deskripsi yang obyektif, sistematik mengenai isi yang terungkap dalam komunikasi.[18]
I.      Garis Besar Isi Skripsi

Adapun yang menajadi garis besar dalam penulisan  proposal skripsi  ini adalah sebagai berikut :
            Pada bab satu terdapat pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan pembahasan, kegunaan pembahasan, Landasan Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi skripsi.






J.     Daftar Pustaka

Daryanto, SS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo, 1998.

H.C.Whtherington, Psikologi pendidikan, Terjemahan Bukhari, Cet IV, Jakarta: Aksara Baru, 1984.

Ibrahim Amini, Agar tak Salah Mendidik, Cet. I, Jakarta: al-Huda, 2006.  

Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, Bandung: Alumni, 1980.

Lexy J., Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. IX, Bandung: Rosda Karya, 2004.

Napitupulu, Dimensi-dimensi Pendidikan, Jakarta: Tep, 1999.

Sampurna K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Cipta Karya,  2003.

Soerganda Poerwakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 2002.

Suganda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidkan, Jakarta: Gunung Agung, 1976.

Sukardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,           Bandung: Angkasa, 1987.

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1986.

aalulbayt@aalulbayt.org, diakses tanggal 17 Desember 2013





               [1] Ibrahim Amini, Agar tak Salah Mendidik, Cet. I, (Jakarta: al-Huda, 2006), hal. 112.  
               [2] Ibid., hal. 112.  
               [3] Sampurna K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Cipta Karya,  2003), hal. 240.

               [4] Soerganda Poerwakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 2002), hal. 214.

[5]Suganda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidkan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976), hal. 214.

[6]H.C.Whtherington, Psikologi pendidikan, Terjemahan Bukhari, Cet IV, (Jakarta: Aksara Baru, 1984), hal. 12.

               [7] Ibrahim Amini, Agar tak Salah ....., hal. 5.

               [8] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. IX, (Bandung: Rosda Karya, 2004), hal. 11.

[9] Daryanto, SS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998), hal. 35.

[10]Ibid, hal. 30-31.

[11]Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hal. 133-134.

[12]Napitupulu, Dimensi-dimensi Pendidikan, (Jakarta: Tep, 1999), hal. 7.

               [13] aalulbayt@aalulbayt.org, diakses tanggal 17 Desember 2013.
[14] Sukardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 167.

[15] Ibid.,hal. 160.
[16] Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,           (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.

[17]Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, (Bandung: Alumni, 1980), hal. 28.
[18] Lexy J., Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 44.