Latar Belakang Pendidikan Zakiyah Darajat
A. Latar
Belakang Pendidikan
Pada usia tujuh tahun, “Zakiyah
sudah mulai memasuki sekolah. Pagi ia belajar di Standard School Muhammadiyah
dan sorenya belajar lagi di Diniyah School. Semasa sekolah ia memperlihatkan
minat cukup besar dalam bidang ilmu pengetahuan dan agama. Selain itu, saat masih
duduk di bangku kelas empat SD, ia telah menunjukkan kebolehannya berbicara di
muka umum. Setelah taman pada 1941”.[1] Zakiyah dimasukkan ke salah satu
SMP di Padang Panjang sambil mengikuti sekolah agama di Kulliyatul Muballighat.
Ilmu-ilmu yang diperolehnya dari Kulliyatul Mubalighat kelak ikut mendorongnya
untuk menjadi mubalig.
Masuknya Zakiah pada Sekolah
Menengah Atas dengan program B ilmu umum, hanya sebagai pengetahuan yang suatu
saat dapat digunakan sebagai dasar untuk memahami agama lebih mendalam lagi. Hal
ini terlihat ketika Zakiah memasuki Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri
(PTAIN) Yogyakarta[2]
tahun 1951, bakat dan minat serta dasar
pengetahuan agama dan umum yang cukup ternyata menjadi dasar bagi Zakiah
menyelesaikan studinya dengan baik dan berprestasi di perguruan tinggi tersebut.
Prestasi yang demikian membuka peluang Zakiah dengan mendapat tawaran untuk
melanjutkan studinya di Kairo. Tawaran tersebut tidak disia-siakan Zakiah tentu
setelah mendapat restu dari kedua orang tuanya.[3]
Zakiah berangkat ke Kairo untuk
mendalami bidang yang diminatinya, yaitu psikologi, Sesampainya di
Kairo, Zakiah mendaftar di Universitas ‘Ain. Di Mesir ia langsung diterima di Fakultas
Pendidikan Universitas Ain Shams, Kairo untuk program S-2. Tesisnya tentang
problema remaja di Indonesia mengantarnya meraih gelar MA pada tahun 1959,
setelah setahun sebelumnya mendapat diploma pasca-sarjana dengan spesialisasi
pendidikan.[4] Tidak seperti teman-teman
seangkatannya dari Indonesia, setelah menyelesaikan program S-2, Zakiyah tidak
langsung pulang. Ia justru malah melanjutkan program S-3 di universitas yang
sama. Ketika menempuh program S-3, kesibukan Zakiah tidak hanya belajar. Pada
tahun 1964, dengan disertasi tentang perawatan jiwa anak, ia berhasil meraih gelar
doktornya dalam bidang psikologi dengan spesialisasi psikoterapi dari
Universitas Ain Shams.
Dengan bekal pengetahuan yang kuat serta
didukung oleh ketekunan, semangat dan bakatnya yang besar, menyebabkan Zakiah
berhasil menyelesaikan studinya sesuai dengan waktu yang ditentukan.
[2] Sekarang menjadi UIN Sunan Kalijaga.
Sebenarnya pada saat yang sama Zakiah juga kuliah di UII Fakultas Hukum, ketika pulang Zakiah
dinasehati oleh salah seorang gurunya waktudi SMP agar memilih salah satu perguruan saja “ kamu jangan
terlalu memaksa belajar, nanti sakit”dosennya di PTAIN sebelumnya juga
pernah mengatakan kuliah bersamaan di dua tempat itu susah, akhirnya Zakiah menurut dan memilih tetap di
PTAIN’. lihat http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/07/biografi:-zakiah-dardjat-html,
di unduh Selasa, 24 Oktober 2017.
dan Hajjah Rafi’ah singkat saja: “pergilah: kami tahu
engkau bisa menjaga diri.” lihat
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/07/biografi:-zakiah-dardjat-html,
di unduh Selasa, 24 Oktober 2017.