Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pemikiran dr. Abdullah Nashih Ulwan Tentang Pengembangan Kepribadian Anak



A.    Latar Belakang Masalah

Dalam ajaran Islam anak merupakan anugerah dan amanat dari Allah Swt yang harus dididik dan dibina, orang tua mempunyai tanggung jawab besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya, sebagaimana firman Allah Swt dalam surat An-Nisa’ : 9
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً )النساء: ٩(
Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Qs. An-Nisa’ : 9).

Setiap anak dilahirkan kedunia dalam keadaan fitrah, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi SAW :
حَدَّثَنَا حَاجِبُ بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ، عَنْ الزُّبَيْدِيِّ، عَنْ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّه" مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، وَيُنَصِّرَانِهِ، وَيُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ، هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟ ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ) رواه  مسلم)
Artinya: Hâjib bin al-Walid menceritakan kepada kami (dengan mengatakan) Muhammad bin harb menceritakan kepada kami (yang berasal) dari al-Zubaidi (yang diterima) darfi al-Zuhri (yang mengatakan) Sa'id bin al-Musayyab memberitahukan kepadaku (yang diterima) dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, Rasulullah saw bersabda: "Setiap anak lahir (dalam keadaan) fitrah, kedua orang tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan anak beragama Yahudi, Nasrani, atau bahkan beragama Majusi, sebagaimana binatang ternak memperanakkan seekor binatang (yang sempurna anggota tubuhnya). Apakah anda mengetahui di antara binatang itu ada yang cacat/putus (telinganya atau anggota tubuhnya yang lain) (HR. Muslim)[1].

“Anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah dapat saja berubah ke arah yang tidak diharapkan, adalah orang tua yang memikul tanggung jawab agar hidup anak itu tidak menyimpang dari garis yang lurus ini.”[2]
Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW, bahwa:
Manusia dilahirkan dengan dasar fitrah yang bersih untuk menanamkan keimanan dan aqidah yang kuat tergantung dari diri kita, yakni keluarga terutama orang tua, mau dibawa kemana mereka. Kita sebagai orang tua untuk memperhatikan anak-anak sejak dini, menanam keimanan dan aqidah yang kuat, dalam hal ini perlu latihan-latihan dengan kesabaran agar terbiasa melakukan dan berbekas pada jiwanya”[3].

 “Kesucian seorang anak akan dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya, terutama lingkungan dekatnya, yakni bapak dan ibu serta keluarganya. Oleh sebab itu orang tua seharusnya memperhatikan dengan seksama tentang pribadi anak, perkembangan jasmani dan rohani serta akal pikirannya”.[4]
Sesungguhnya anak yang dilahirkan kedua orang tua yang muslim, lagi menjalankan hidayah Ilahi dan Sunnah Nabi SAW, maka ia akan tumbuh sesuai dengan fitrah yang dijadikan Allah SWT. “Untuk dirinya yaitu ia akan menjadi manusia yang sempurna di dalam kecenderungan dan tabiatnya, dan ia akan menjadi contoh bagi kesempurnaan manusia (manusia seutuhnya) baik sebagai anak, pemuda, laki-laki, suami, kepala rumah tangga atau sebagai penanggung jawab”.[5]
Secara umum dapat dikatakan, bahwa bagaimana pengaruh orang tua terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian anaknya, ditentukan oleh sikap, perilaku dan kepribadian orang tua. Perilaku orang tua terhadap anaknya ditentukan oleh sikapnya terhadap mengasuh anak yang juga merupakan aspek dari struktur kepribadiannaya. “Kepribadian orang tua akan mempunyai dampak terhadap suasana psikologi dalam suatu keluarga dan terhadap perkembangan kepribadian anak, perasaan orang tua terhadap anak sering lebih menentukan dari pada apa yang dilakukan orang tua”.[6]
Dalam membicarakan kepribadian, banyak orang yang menganggapnya sebagai pengaruh yang ditimbulkan seseorang atas diri orang lain, atau sebagai kesan utama yang ditinggalkan seseorang pada orang lain, misalnya mereka mengatakan tentang seseorang sebagai berpribadi agresif atau pribadi pendamai, sementara para ahli jiwa memandang kepribadian sebagai struktur dan proses-proses kejiwaan tetap yang mengatur pengalaman-pengalaman seseorang dan membentuk tindakan-tindakan dan responnya terhadap lingkungannya, dalam cara yang membedakannya dari orang lain. “Dalam Al-Qur’an terdapat uraian tentang kepribadian manusia dan berbagai karakteristik umum yang membedakan manusia dari makhluk-makhuk Allah SWT yang lain”.[7]
Anak adalah karunia Allah SWT dan amanah-Nya yang harus dijaga dan dibina, tidak boleh di sia-siakan. Dalam upaya untuk menjadikannya sebagai manusia yang berkualitas dan mampu mengelola bumi ini dengan baik dan benar, maka mereka perlu mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan tuntutan Islam. Melalui celah-celah dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits itulah DR. Abdullah Nashih Ulwan sebagai seorang sarjana spesialis ahli pendidikan mengupas arti pentingnya kepribadian anak yang meliputi berbagai tanggung jawab terbesar bagi para pendidik, diantara tanggung jawab yang dipikulkan Islam di atas pundak para pendidik, termasuk ayah, ibu, dan para pengajar serta masyarakat adalah tanggung jawab pendidikan fisik atau jasmani, tanggung jawab pendidikan rasio atau  intelektual, dan tanggung jawab pendidikan kejiwaaan atau rohani.
Dari situlah penulis bermaksud mengkaji usaha-usaha beliau dengan menampilkan pemikiran-pemikirannya dibidang pendidikan khususnya di dalam pengembangan kepribadian anak. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul dalam penulisan proposal skripsi ini adalah Pemikiran DR. Abdullah Nashih Ulwan Tentang Pengembangan Kepribadian Anak.
B.    Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Apa yang dimaksud dengan mengembangkan kepribadian anak?
2.     Bagaimana riwayat hidup DR. Abdullah Nashih Ulwan?
3.     Bagaimanakah pemikiran DR. Abdullah Nashih Ulwan tentang pengembangan kepribadian anak?
C.    Penjelasan Istilah

Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1.     Pemikiran
Dessy Anwar dalam kamus lengkap bahasa indonesia menjelaskan, pemikiran berasal dari kata pikir yang artinya akal budi, ingatan, angan-angan: kata dalam hati, kira, sangka: berpikir menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan.[8]
Kata “pemikiran” berarti proses, cara, perbuatan memikir. Kata “pemikiran” ini berasal dari kata dasar “pikir” mendapat awal “pe” dan akhiran “an”. Kata “pikir” berarti kata dalam hati; pendapat atau pertimbangan. Sedangkan kata “pikiran” berarti hasil berpikir.[9]
Pemikiran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemikiran Dr. Abdullah Nashih Ulwan tentang pendidikan kepribadian anak.
2.     DR. Abdullah Nashih Ulwan
Adullah Nasih Ulwan, ia lahir di kota Halab, Suriah, tahun 1928. Beliau lulusan Al-Azhar University Mesir pada tahun 1952, kemudian tahun 1954, menerima ijazah spesialis bidang pendidikan, setaraf dengan Master of Arts (M.A.).[10]
            Adapun Abdullah Nashih Ulwan yang penulis maksud dalam judul adalah tokoh pendidikan Islam yang telah menulis kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam.
3.     Pengembangan
“Pengembangan berasal dari kata kembang yang berarti proses atau cara perbuatan mengembangkan”[11], Dalam versi yang lain disebutkan, pengembangan ialah suatu pembangunan secara bertahap dan teratur yang menjurus kesasaran yang dikehendaki.”[12] Dari arti kata pengembangan tersebut dipahami bahwa bagaimana proses perubahan sikap atau tata laku sekelompok orang dalam usaha mendewasakan anak manusia melalui pengajaran dan latihan.
4.     Kepribadian Anak
“Kepribadian berasal dari kata pribadi yang berarti manusia sebagai perseorangan, diri manusia atau diri sendiri.sementera itu kepribadian adalah keadaan manusia sebagai perseorangan  , keseluruhan sifat yang merupakan watak orang atau orang yang baik sifat dan wataknya”[13].Sudarsono berpendapat bahwa:
Kepribadian tidak hanya dirancukan pada temperamen dan karakter saja namun kepribadian lebih luas pengertian dari kedua istilah tersebut, yang bahwa mencakup totalitas mutu/bobot/kualitas dari seseorang, kualitas tersebut biasanya tampak dalam cara-cara berbuat, berfikir, berpendapat, falsafah hidup dan minat[14].

Daryanto,SS, dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan, anak adalah Keturunan yang kedua manusia, kelompok terkecil dari manusia, seseorang yang dilahirkan di suatu daerah, bagian dari suatu kelompok keluarga.[15]  Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata anak diartikan dengan: “Keturunan kedua, manusia yang masih kecil.”[16] Batasan umur anak kanak-kanak   (0-6 tahun), anak umur sekolah (6-12 tahun), umur remaja (13-16 tahun).[17]
Dari pengertian di atas maka yang penulis maksudkan anak adalah suatu rancangan yang dibuat dalam usaha membimbing dan membina anak-anak baik jasmani ataupun rohani menuju terbentuknya akhlak yang mulia.
D.    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:  
1.     Untuk mengetahui maksud mengembangkan kepribadian anak.
2.     Untuk mengetahui riwayat hidup DR. Abdullah Nashih Ulwan.
3.     Untuk mengetahui pemikiran DR. Abdullah Nashih Ulwan tentang pengembangan kepribadian anak.
E.    Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pemikiran DR. Abdullah Nashih Ulwan tentang pengembangan kepribadian anak. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
              Secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan pemikiran DR. Abdullah Nashih Ulwan tentang pengembangan kepribadian anak ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F.     Landasan Teori

Abdullah Ulwan adalah salah satu penulis paling penting dan berpengaruh mengenai teori dan praktik pendidikan Islam dan tetap berpengaruh besar sampai saat ini. Ia dilahirkan pada tahun 1928 di Daerah Qadhi Askar yang terletak di kota Halab, Syria. Dr. Abdullah Nashih Ulwanlah orang pertama yang memperkenalkan mata pelajaran Tarbiyah Islamiyah sebagai mata pelajaran dasar pada kurikulum pada lembaga pendidikan tersebut. Selanjutnya mata pelajaran Tarbiyah Islamiyah ini menjadi mata pelajaran yang wajib diambil oleh pelajar-pelajar tingkat menengah di seluruh Syria. Dr. Abdullah Nashih Ulwan telah meletakkan suatu prinsip dasar sebagai senjata pendidikan Islam yang sangat berkesan dalam mendidik generasi muda. Prinsip yang digunakan ialah guru sebagai orang tua pelajar, mendidik mereka seperti mendidik anak-anak sendiri. Beliau telah meletakkan prinsip yang sangat tinggi dalam pendidikan, yaitu membawa dan membimbing pelajar ke arah mencintai Islam dan berakhlak islami serta sanggup melakukan apa saja untuk memenangkan Islam.
Dalam konsepnya beliau memaparkan pendidikan anak sejak dari masa natal (Maulid) sampai masa analisa, masa perolehan sampai selanjutnya masa dewasa. Di samping membahas metode secara sempurna yang wajib dijembatani oleh para orang tua, pendidik dan setiap orang mempunyai hak membina dan mendidik yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits. Beliau juga memberikan gagasan–gagasan edukatif yang sangat esensial.
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, hendaknya orangtua dan para pendidik mempunyai suatu metode untuk memperbaiki, meluruskan kepincangan dan mendidik akhlak sehingga anak-anak dapat tumbuh besar dengan landasan Islam yang sempurna dan adab sosial yang tinggi.[18] Dr. Abdullah Nashih Ulwan menyebutkan bahwa Islam telah memberikan metode yang tepat dan sempurna bagi pendidikan rohani dan pembinaan generasi.[19]
Dr. Abdullah Nashih Ulwan adalah salah satu tokoh muslim yang telah mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Salah satu karya Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam bidang pendidikan adalah buku beliau yang bejudul "Tarbiyatul Aulad fi Al Islam" (Pedoman pendidikan anak dalam Islam).    
G.   Kajian Terdahulu

Diantara para peneliti sebelumnya, antara lain :
Nama: Hasniar Nim: A. 273365/2315 (Sekolah Tinggi Agama Islam) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2011 dengan judul skripsi Pendidikan Anak dalam Islam Menurut Abdullah Nashih Ulwan (Studi Naskah Tarbiyatul Aulad Fil Islam) metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarah dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah peserta didik melalui ajaran islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.
2.     Materi pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah sebagai berikut:pendidikan iman, pendidikan akhlak, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan psikologis, pendidikan sosial.
3.     Diantara metode pendidikan anak yang ditawarkan oleh Abdullah Nashih Ulwan adalah: Pendidikan dengan keteladanan, pendidikan dengan adat kebiasaan, pendidikan dengan nasihat, pendidikan dengan perhatian, pendidikan dengan memberikan hukuman.
4.     Kurikulum pendidikan anak meliputi: Kurikulum formal meliputi: Tujuan pelajaran, umum dan spesifik, Bahan pelajaran yang tersusun sistematis, Strategi belajar-mengajar serta kegiatan-kegiatannya dan Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai, Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan, akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu. Kurikulum ini dipandang sebagai pelengkap kurikulum formal.
Selanjutnya adalah Nama: Nazli Nim: A. 273384/2334 Sekolah Tinggi Agama Islam Almuslim Bireuen Provinsi Aceh Pada tahun 2011 dengan judul skripsi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan Tentang Pendidikan Anak. Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Dasar pendidikan anak adalah  Al-qur’an, As-sunnah dan ijtihad,sedangkan tujuan pendidikan anak adalah  untuk membentuk perilaku dan kepribadian individu sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep Islam.
2.     Kurikulum pendidikan anak secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kurikulum pendidika tahap awal (kurikulum tahap dasar) dan kurikulum pendidikan tinggi. Kurikulum pendidikan tahap awal di antaranya berisi pendidikan keimanan (ketauhidan), pendidikan jasmani, pendidikan akal, dan pendidikan akhlak.
3.      Adapun metode dalam pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah: Pendidikan dengan keteladanan, Pendidikan dengan adat kebiasaan, Pendidikan dengan Nasihat, Pendidikan dengan Perhatian, Pendidikan dengan memberikan hukuman.
4.     Secara sistemik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen sistem pembelajaran yang mencakup komponen raw input, yakni perilaku awal (entry behavior) siswa, komponen input instrumental yakni kemampuan profesional guru atau tenaga kependidikan, komponen kurikulum (program studi, metode, media), komponen administrative (alat, waktu, dana); komponen proses ialah prosedur pelaksanaan pembelajaran; komponen output ialah hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran
Penelitian tersebut diatas belum menjelaskan secara rinci tentang Pengembangan Kepribadian Anak, sehingga terlihat belum lengkap dalam sebuah penelitian. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah, dalam penelitian ini penulis mendiskripsikan tentang pengembangan kepribadian anak menurut pemikiran DR. Abdullah Nashih Ulwan.
H.    Metodologi Penelitian

1.     Jenis penelitian

Penelitian ini adalah jenis studi yang termasuk kedalam library research atau kepustakaan yaitu data/bahan yang diambil dari data/bahan yang tertulis atau pernah diteliti sebelumnya.[20] Adapun pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif.
2.     Metode Penelitian

Adapun metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode pemecahan masalah yang ada masa sekarang meliputi pencatatan, penguraian, penafsiran dan analisa terhadap data yang ada, sehingga menjadi suatu karya tulis yang rapi dan utuh. Penelitian ini akan menjelaskan Pemikiran DR. Abdullah Nashih Ulwan tentang pengembangan kepribadian anak.
3.     Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
NO
Ruang Lingkup Penelitian
Hasil Yang diharapkan
1
Mengembangkan kepribadian anak
a)     Pendidikan Akhlak
b)     Pendidikan keimanan
c)     Pendidikan Seks
2
Riwayat hidup DR. Abdullah Nashih Ulwan
a)     Latar Belakang Keluarga
b)     Latar Belakang Pendidikan
c)     Karya yang Dihasilkan    
d)     Karir yang Dicapai          
e)     Kondisi Sosial Politik
f)      Kondisi Sosial Intelektual     
g)     Tokohyang Mempengaruhinya
h)     Metode (Corak) Berfikir Abdullah Nashih Ulwan  
3
Pemikiran DR. Abdullah Nashih Ulwan tentang pengembangan kepribadian anak
a)     Faktor-faktor konstitusi biologi,
b)     Psikoedukatif, psikososial,
c)     Peran orang tua

4.     Sumber Data
Sumber data dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
a.      Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.[21]
Dalam penelitian ini, kajian yang menjadi sentral sumber primernya adalah buku karangan Abdullah Ulwan yang berjudul:
1)      Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Drs. Saifullah Kamlie, LC. dan Drs. Hery Noer Ali, Jilid I, Semarang: CV Asy Syifa’, 1993
2)     Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Islam, terj. Drs. Saifullah Kamlie, LC. dan Drs. Hery Noer Ali, Jilid II, Semarang: CV Asy Syifa’, 1993
b.     Sumber Sekunder, Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya.[22]
Sebagai sumber yang sekunder penulis menggunakan buku tentang             pendidikan Islam:
1)       Drs. Bakry, Sama’un, M.Ag., Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, Cet. 1. 2005.
2)       Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,Yogyakarta : Pustaka Pelajar, Cet. III, 2009.
3)       Syekh Khalid Bin Abdurrahman, Cara Islam Mendidik Anak, terj.H. Muhammad Halabi Hamdi, S.Ag. dan Muhammad Fadhil Afif, Lc, Jogjakarta : AD-DAWA’, 2006.
4)       Zakiah Darajat,  Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 2000.
5)       Nur Uhbiyati dan Ahmadi, Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaa Setia, 1996.
Selain buku ini, digunakan juga buku-buku lain untuk melengkapi pembahasan maupun perbandingan dengan pemikiran Abdullah Nashih Ulwan.
5.     Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik library research yaitu menelaah buku-buku, teks dan literature-literature yang berkaitan dengan permasalahan di atas.[23] Suatu metode pengumpulan data atau bahan melalui perpustakaan yaitu dengan membaca dan menganalisa buku-buku, majalah-majalah yang ada kaitannya dengan masalah yang penulis teliti. Selain itu juga akan memanfaatkan fasilitas internet untuk memperoleh literatur-literatur yang berhubungan dengan skripsi ini.
6.     Tehnik Analisa Data

Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Menurut Lexy J. Moleong, analisis data adalah yakni suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasi karakter khusus secara obyektif dan sistematik yang menghasilkan deskripsi yang obyektif, sistematik mengenai isi yang terungkap dalam komunikasi.[24]
I.      Garis Besar Isi Skripsi

Adapun yang menajadi garis besar dalam penulisan  proposal skripsi  ini adalah sebagai berikut :
            Pada bab satu terdapat pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan pembahasan, kegunaan pembahasan, Landasan Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi skripsi.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nashih Ulwan, Peranan Ayah dalam Mengarahkan Anak Putrinya, Jakarta: Studia Press, 1994.

Abdul Razak Husein, Hak  Anak  dalam  Islam, Fikahati Aneska, Jakarta: Pustaka Azzam, 1992.

Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Islam, terj. Fadhli Bahri, Cet. I, Jakarta: Darul Falah, 2000.

Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Islam, terj. Drs. Saifullah Kamlie, LC. dan Drs. Hery Noer Ali, Jilid I, Semarang: CV Asy Syifa’, 1993.

Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Cet. I, Surabaya: Karya Abditama, 2001.

Daryanto,SS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo, 1998.

Ibnu  Hajar al-Asqalani, Fathul Barri (penjelasan kitab Shahih al-Bukhari), Terj. Amiruddin,  Jilid XXIII, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.

Imrron M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, Bandung: Alumni, 1980.

Lexy J., Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Lubis Salam, Menuju Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah, Surabaya: Terbit Terang, t.th.

Muhammad Ali Quthb, Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Islam, Bandung: CV. Diponegoro, 1993.

Muhammad ‘Utsman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, Bandung: Pustaka, 1985.

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani, 2002.

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Sukardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Sugono, Dendy dkk., Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid I, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1987

WJS.Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982.

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1986.







               [1] Ibnu  Hajar al-Asqalani, Fathul Barri (penjelasan kitab Shahih al-Bukhari), Terj. Amiruddin,  Jilid XXIII, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hal. 568.
               [2] Muhammad Ali Quthb, Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Diponegoro, 1993), hal. 12.
               [3] Abdullah Nashih Ulwan, Peranan Ayah dalam Mengarahkan Anak Putrinya, (Jakarta: Studia Press, 1994), hal. 17.
               [4]Abdul Razak Husein, Hak  Anak  dalam  Islam, Fikahati Aneska, (Jakarta: Pustaka Azzam, 1992), hal. 76.
               [5] Muhammad Ali Quthb, Sang anak..., hal. 50.
               [6]Lubis Salam, Menuju Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah, (Surabaya: Terbit Terang, t.th.), hal. 80.
               [7]Muhammad ‘Utsman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, (Bandung: Pustaka, 1985), hal. 240.
[8] Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Cet. I, (Surabaya: Karya Abditama, 2001), hal. 325.
               [9] Sugono, Dendy dkk., Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal. 1101.
[10] Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Islam, terj. Fadhli Bahri, Cet. I, (Jakarta: Darul Falah, 2000), hal. 19.
[11]WJS.Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1982), hal. 414.
[12] Imrron M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1990), hal.1007.
[13]Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), hal. 323.
[14]Sudarsono, Etika Islam..., hal. 157.
[15] Daryanto,SS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998), hal. 35.
[16]Ibid, hal. 30-31.
[17]Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hal. 133-134.
               [18] Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Islam, terj. Drs. Saifullah Kamlie, dan Hery Noer Ali, Jilid I, (Semarang: CV Asy Syifa’, 1993) hal. 52.
               [19] Ibid., hal. ix.
               [20] Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid I, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1987), hal. 136.
               [21] Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal.91.
               [22] Ibid., hal. 81.
[23]Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, (Bandung: Alumni, 1980), hal. 28.

[24]Lexy J., Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 44.