Pengaruh Ganjaran Dan Hukuman Terhadap Keberhasilan Belajar
BAB I
P E N D A H U L
U A N
Berbicara masalah pendidikan seakan tidak
habis-habisnya sampai manusia itu sendiri lenyap dari permukaan bumi alias
mati, karena manusia wajib menjalani pendidikannya sejak dia dilahirkan sampai
dia masuk liang lahad, jasadnya larut ditelan bumi, dan rohnya kembali kepada
sang pencipta yaitu Allah SWT. Proses pendidikan terhadap manusia terjadi
pertama kali ketika Allah SWT selesai menciptakan Adam Alaihissalam, lalu Allah
SWT mengumpulkan tiga golongan mahluk yang diciptakan-Nya untuk diadakan Proses
Belajar Mengajar (PBM).
Sebenarnya sifat-sifat buruk
yang timbul dalam diri anak di atas bukanlah lahir dan fitrah mereka. Sifat-sifat tersebut terutama timbul
karena kurangnya peringatan sejak dini dari orang tua dan para pendidik. Semakin
dewasa usia anak, semakin sulit pula baginya untuk meninggalkan sifat-sifat
buruk. Banyak sekali orang dewasa yang menyadari keburukan sifat-sifatnya, tapi
tidak mampu mengubahnya. Karena sifat-sifat buruk itu sudah menjadi kebiasaan
yang sulit untuk ditinggalkan.
Maka berbahagialah para
orangtua yang selalu memperingati dan mencegah anaknya dari sifat-sifat buruk
sejak dini, karena dengan demikian, mereka telah menyiapkan dasar yang kuat
bagi kehidupan anak di masa mendatang.” Merupakan kesalahan besar apabila
menyepelekan kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan anak, karena kebakaran
yang besar terjadi sekalipun berawal dari api yang kecil.
Tiga golongan makhluk ciptaan
Allah dimaksud yaitu Jin, Malaikat, dan Manusia (Adam Alaihissalam) sebagai
“mahasiswa” nya, sedangkan Allah SWT bertindak sebagai “Maha Guru” nya. Setelah
selesai PBM maka Allah SWT mengadakan evaluasi kepada seluruh mahasiswa ( jin,
malaikat, dan manusia) dengan cara bertanya dan menyuruh menjelaskan seluruh
materi pelajaran yang diberikan, dan ternyata Adam lah (dari golongan manusia)
yang berhasil menjadi juara dalam ujian tersebut.
Pendidikan merupakan
transformasi nilai – nilai budaya dari pendidik kepada anak didik. Karena itu
berbagai upaya perlu dilakukan oleh pendidik agar anak didik tumbuh secara baik
jasmani maupun rohaninya, disamping membentuk anak didik memiliki sikap dan
kepribadian yang dewasa. Pemikiran ini sejalan dengan pengertian pendidikan itu
sendiri, yakni : “Segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak – anak
untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.[1].
Berdasarkan dengan pemikiran
diatas, maka dalam proses pengajaran pendidik atau guru akan melakukan berbagai
upaya untuk membimbing anak didik memiliki ilmu pengetahuan dan nilai – nilai
budaya yang baik. Salah satu aspek penting yang dilakukan guru di dalam proses
pengajaran adalah memberikan ganjaran dan hukuman kepada anak didik bila ia
melakukan hal – hal yang dinilai baik maupun yang kurang baik selama proses
pengajaran berlangsung. Gajaran dan hukuman merupakan alat pendidikan yang
digunakan pendidik (guru) di dalam proses pengajaran.
Dalam Al – qur’an surat Lukman
ayat 8-9 Allah SWT. Menjelaskan :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا
وَعَمِلُواالصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيمِ , خَالِدِينَ فِيهَا وَعْدَ
اللَّهِ حَقّاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيم(لقمان ٩ -
٨)
Artinya: Sesungguhnya orang – orang yang
beriman dan mengerjakan amal – amal
sholeh, bagi mereka surga – surga yang penuh kenikmatan. Kekal mereka di dalamnya, sebagai janji Allah yang
benar. Dialah yang maha perkasa lagi
maha bijaksana”. (QS. Luqman : 8 – 9)
Ganjaran merupakan alat
pendidikan untuk mendidik siswa supaya merasa senang, arena perbuatan atau
pekerjaannya mendapat penghargaan. Siswa akan diberi pujian oleh guru karena
hasil pekerjaan belajarnya telah maksimal dan sesuai dengan petunjuk yang
diberikan oleh guru. Hal ini bisa dilakukan oleh siswa karena ia memperhatikan
penjelasan yang disampaikan oleh guru. Secara teori yang dimaksud dengan
ganjaran adalah : “ Alat untuk mendidik anak – anak supaya dapat merasa senang,
karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan”[2].
Berdasarkan pemikiran diatas
maka ganjaran diberikan kepada siswa sebagai upaya menghargai usaha yang
dilakukan oleh siswa selama mengikuti proses balajar dan mengajar di sekolah.
Ganjaran diberikan agar anak lebih giat belajar dan mendapat prestasi belajar
yang tinggi.
Sementara itu hukuman
merupakan alat pendidikan untuk mendidik siswa supaya sadar bahwa apa yang
dilakukannya adalah salah dan mendapat teguran atau nasihat dari guru. Siswa
diberi hukuman oleh guru karena didalam belajar ia melakukan kesalahan tatau
bersikap kurang baik, sehingga mengharuskan guru untuk mengingatkan dan memberi
pelajaran kepada siswa terhadap sikap
dan perbuatan yang dilakukannya selama proses belajar dan mengajar berlangsung.
Dalam hadist yang lain yang di
riwayatkan Amru Bin Syu’aib Rasulullah SAW. Bersabda :
وعن
عمروبن شعيب عن جده رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلي ا لله عليه وسلم:
مروأأولادكم بالصلا ة وهم ابنا ء سبع سنتين واضربوهم عليها وهم
ابناءعشروفرقوابينهم في المضا جع حديث حسن،(رواه ابوداود)3
Artinya: Amru
bin Syu’aib dari ayahnya dari neneknya ra berkata : Rasulullah SAW bersabda :
Suruhlah anakmu sholat pada waktu umur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena
meninggalkan sholat jiak telah berumur sepuluh tahun. Dan pisahkan anak laki- laki dengan anak
perempuan dalam tempat tidur mereka (HR. Abu Daud)
Secara teori yang dimaksud
dengan hukuman adalah : Suatu
perbuatan, dimana kita secara sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada
orang lain, yang baik dari kejasmanian maupun dari kerohanian orang lain itu
mempunyai kelemahan dibanding dengan diri kita, oleh karena itu kita mempunyai
tanggung jawab untuk membimbingnya dan melindunginya.4
Berdasarkan penjelasan diatas,
maka dapat penulis simpulkan bahwa hukuman yang diberikan kepada siswa terdiri
dari dua, yakni hukumam secara jasmani dan hukuman secara rohani. Hukuman secara jasmani berupa hukuman
fisik seperti berdiri di depan kelas, disuruh mengerjakan tugas menulis
pelajaran, meresume pelajaran dan lain – lain.
Sementara itu hukuman secara
rohani berupa teguran atau larangan langsung secara lisan, atau peringatan
secara lisan maupun secara tertulis yang dimaksudkan membuat siswa takut,
sadar, ataupun tidak ingin mangulangi lagi perbuatan yang kurang baik.
Hukuman diberikan sebagai
upaya menyadarkan siswa bahwa perbuatan yang dilakukannya itu adalah salah dan
diupayakan agar jangan diulang lagi olehnya, khususnya dalam kegiatan belajar.
Agar perbuatan salah tidak dilakukan oleh siswa
maka dilakukan upaya pertolongan dengan cara membimbing siswa untuk melakukan
kegiatan belajar secara baik.
Pemberian ganjaran dan hukuman
dilakukan guru dalam proses atau aktivitas belajar mengajar yang berlangsung di
dalam kelas. Dari berbagai aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa, maka
guru akan memberi penilaian terhadap hasil kerja yang dilakukan oleh siswa.
Apabila ternyata hasil kerja yang dilakukan
oleh siswa sesuai penjelasan yang disampaikan oleh guru, tentu saja siswa akan
memperoleh nilai atau prestasi yang tinggi di dalam belajar. Sementara itu
apabila hasil kerja yang dilakukan oleh siswa tidak sesuai dengan penjelasan
yang disampaikan oleh guru, tentu saja siswa tidak akan memperoleh nilai yang
tinggi di dalam belajar.
Sebagai bentuk imbalan dari
kerja yang dilakukan oleh siswa maka guru memberi pujian atau hadiah bagi hasil
kerja atau hasil belajar siswa yang baik. Contohnya :guru akan memberikan nilai
yang tinggi (misalnya ; 7,8,dan 9) apabila siswa dapat menjawab soal yang
diberikan guru di lembar kertas jawaban. Atau guru akan memberikan nilai yang
tinggi (misalnya 7,8,dan 9) apabila siswa secara baik dan benar mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru. Atau juga guru akan memuji siswa dengan
mengatakan bahwa siswa A adalah siswa yang rajin belajar dan perlu ditiru oleh
siswa yang lain.
Sementara itu guru akan
memberikan hukuman dari hasil kerja atau hasil pekerjaan siswa yang kurang
baik. Hal ini dilakukan oleh guru agar siswa menyadari bahwa kegiatan belajar
yang dilakukannya akan dipertanggung jawabkan kepada guru untuk selanjutnya
diberi penilaian. Contohnya, guru akan memberikan nilai yang rendah (misalnya,
5 atau 4) apabila siswa tidak benar dalam menjawab soal ujian atau ulangan pada
lembar kertas jawaban. Atau juga guru akan memberikan nilai yang rendah
(misalnya, 5 atau 4) apabila siswa tidak benar dalam mengerjakan tugas PR yang disuruh
dikerjakan oleh guru dirumah. Siswa disuruh berdiri di bangku atau di depan
kelas apabila tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, atau
suka bermain – main pada saat kegiatan belajar. Disamping itu guru juga akan
menghukum siswa dengan kata – kata seperti ucapan jangan meniru perbuatan s
berlangsung.
Berdasarkan
dari latar belakang masalah diatas, maka penulis memilih judul dalam penulisan skripsi ini adalah: “Pengaruh
Ganjaran Dan Hukuman Terhadap Keberhasilan Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Agama Islam”.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk –
bentuk ganjaran dan hukuman dalam pembelajaran bidang studi pendidikan agama
Islam ?
2. Sejauh mana pengaruh
ganjaran dan hukuman dalam pembelajaran bidang studi pendidikan agama Islam ?.
3. Bagaiman hubungan
antara ganjaran dan hukuman terhadap keberhasilan belajar siswa pada bidang
studi pendidikan agama Islam ?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan pembahasan
dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk Mengetahui
bentuk – bentuk ganjaran dan hukuman dalam pembelajaran bidang studi pendidikan
agama Islam !
2. Untuk mengetahui
Sejauh mana pengaruh ganjaran dan hukuman dalam pembelajaran bidang studi
pendidikan agama Islam !
3. Untuk Mengetahui
Bagaiman hubungan antara ganjaran dan hukuman terhadap keberhasilan belajar
siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam!
D. Kegunaan
Pembahasan
Adapun yang menjadi kegunaan pembahasan
dalam penulisan skripsi ini adalah :
Secara
teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum
dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh ganjaran dan hukuman terhadap
keberhasilan belajar siswa pada bidang studi agama Islam. Selain itu
hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study
pendidikan.
Sedangkan
secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah
dalam memperbaiki dan mengaplikasikan pengaruh ganjaran dan hukuman terhadap keberhasilan belajar siswa pada
bidang studi agama Islam ini
dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi
tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan
Islam.
E. Penjelasan Istilah
Adapun istilah yang perlu
penulis jelaskan adalah sebagai sebagai berikut :
1. Ganjaran
M. Ngalim Purwanto
mendefinisikan ganjaran adalah “Alat untuk medidik anak – anak supaya anak
dapat merasa senang, karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan.”5
Ganjaran yang penulis maksud
dalam pembahasan ini adalah sesuatu yang menyenangkan diterima oleh siswa dari
guru apabila siswa melakukan hal – hal yang baik, yang dibatasi pada 4 macam,
yakni guru memberikan pujian, sanjungan, hadiah dan nasehat apabila siswa dapat
menjawab pertanyaan guru dengan baik dan benar.
2. Hukuman
Ibrahim Amini mendefinisikan
ganjaran adalah ”intrumen skunder dan di berikan dalam kondidi serta syarat
tertentu”.6
Hukuman yang penulis maksud
dalam pembahasan ini adalah sesuatu yang tidak menyenangkan diterima oleh siswa
dari guru apabila siswa melakukan hal- hal yang tidak baik dan dibatasi pada 4
macam, antara lain guru memberikan peringatan, larangan, teguran dan ancaman
apabila siswa melakukan keributan di dalam kelas pada saat kegiatan pengajaran
sedang berlangsung.
3. Keberhasilan
Keberhasilan yang peneliti maksud dalam pembahasan ini
adalah keberhasilan yang diperoleh oleh siswa dalam belajar karena adanya
penerapan ganjaran dan hukuman .
F. Metode Pembahasan
Pembahasan ini memusatkan perhatian pada
kepustakaan ( Library Research ) yaitu membaca, menganalisa bahan – bahan yang
ada di perpustakaan, baik ari Al – qur’an, kitab – kitab, hadist, kitab
tarbiyah, kitab akhlak maupun buku – buku ilmiah lainnya yang ada hubungannya
dengan masalah yang sedang penulis bahas..
Dalam
penulisan skripsi ini penulis secara umum menggunakan ”Metode Deskriptif
Eksploratif” yaitu dengan memberi gambaran tentang pengaruh ganjaran dan
hukuman terhadap keberhasilan belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama
Islam berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari hasil telaah pustaka
dengan menambah khazanah intelektual yang terdapat di dalam al-qur’an dan
buku-buku yang penulis kaji yang berhubungan dengan objek pembahasan penulis.
G. Sistematika Penulisan
Adapun
sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Pada
bab satu terdapat pendahuluan pembahasannya meliputi: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan pembahasan, manfaat pembahasan, penjelasan istilah,
metode pembahasan dan sistematika penulisan.
Pada
bab dua terdapat ganjaran dan hukuman pembahasannya meliputi: pengertian ganjaran dan hukuman, pengaruh
ganjaran dan hukuman dalam mendidik, penerapan metode ganjaran dan
hukuman dalam pendidikan Islam
Pada bab tiga terdapat ganjaran
dan hukuman dalam tinjauan pendidikan Islam pembahasannya meliputi :
pengertian pendidikan, pengaruh ganjaran dan hukuman dalam pendidikan Islam,
ganjaran dan hukuman dalam pendidikan rasulullah, konsep ganjaran dan hukuman
menurut pendidikan Islam, ganjaran dan hukuman menurut ilmuwan muslim
Pada
bab empat terdapat penutup
pembahasannya meliputi : kesimpulan dan saran-saran.
[1] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan
Teoritis dan Praktis, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2001, hlm.12
3 Abu Daud, Sunan Abu Dawud, ( Jakarta:
Al-fitiyan, 1980 ), Hadist no. 495.