Pengaruh Globalisasi
BAB IV
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MODERN DAN SIGNIFIKASI NILAI – NILAI
PENDIDIKAN NABI ISHAK DI DALAMNYA
A. Pengaruh Globalisasi.
Fasli Jalal dalam bukunya reformasi pendidikan
menjelaskan bahwa Era globalisasi merupakan era yang lajunya memasuki setiap
sudut negara dan menjadi sebuah keniscayaan. Era ini
menghendaki setiap negara beserta individunya harus mampu bersaing satu sama
lain baik antar negara maupun antar individu. Persaingan yang menjadi esensi
dari globalisasi tak jarang memiliki pengaruh dan dampak yang negatif pula jika
dicermati dengan seksama. Pengaruh yang ada dari globalisasi pada aspek
kehidupan meskipun awal tujuannya diarahkan pada bidang ekonomi dan perdagangan
serta memberikan dampak multidimensi.”[1]
Globalisasi memang menjadi lokomotif perubahan
tata dunia yang tentu saja akan menarik gerbong-gerbongnya yang berisi budaya,
pemikiran maupun materi.Bidang pendidikan pun juga tidak luput dari efek yang
ditimbulkan dari globalisasi. Isu yang digulirkan untuk pendidikan adalah kompetensi bagi setiap individu
yang terlibat dalam proses pendidikan maupun keunggulan kompetitif yang harus
dimiliki oleh institusi pendidikan. Jika dilihat sekilas, muatan nilai yang
terdapat dalam agenda globalisasi nampak universal dan tidak memiliki dampak
negatif. Namun jika ditelaah standard kompetensi dan keunggulan kompetitif yang
seperti apa inilah yang perlu dicermati dengan seksama.
Pengaruh
globalisasi yang mengusung misi gaya kapitalis dan pemikiran liberalis berusaha
ingin menghancurkan dan mengacaukan sendi-sendi agama mayoritas di Indonesia
dengan kebebasan untuk memaknai ajaran agama berdasarkan pemikiran Liberal
tanpa batas, justru telah melanggar aturan-aturan hukum agama yg telah
digariskan oleh batasan-batasn yg tidak boleh dilanggar, karena keimanan kepada
Allah swt. Dikarenakan agama dijalankan bukan sekedar mengandalkan pemikiran
semata, tapi memaknai agama harus dilengkapi dengan keimanan yg dibatasi oleh
aturan-aturan yg dibuat oleh Allah dan tidak boleh di langgar oleh pemeluknya.
Pemikiran
Liberalis yang tanpa batas sudah menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dengan
peradaban budaya timur Indonesia yang begitu tinggi dengan nilai kesopanan,
tata krama yang diikat oleh aturan agama, tapi kini sudah terpuruk dengan moral
yang rendah dan nilai etika serta adab yg jauh dari kesopanan maupun peradaban
manusia yg mengkampanyekan pornografi dan pornoaksi dengan alasan seni, serta
berusaha melegalkan kaum homoseksual untuk diakui keberadaannya, dan
ajang-ajang miss universe yang mengumbar kemolekan tubuh dan dibingkai dengan
latar belakang intelligent pendidikan yang tinggi, yang sebenarnya sudah
melanggar batasan budaya Indonesia dan kaidah agama.
Untuk menanggulangi
pengaruh global ini kita harus membentengi generasi dengan keimanan dan
ketauhidan kepada allah. Karena hanya dengan itu kita dapat mempertahankan jati
diri sebagai seorang muslim. Muslim yang maju dan modern dengan tidak
menanggalkan lebel Islam yang sudah melekat didalam dirinya. Inilah yang dapat
kita contohkan melalui nasehat para nabi dalam sejarah. Diantaranya adalah Nabi
Ishak yang selalu menasehati dengan berpegang teguh kepada agama Allah. Nabi Ishak
menngajak kaumnya untuk menyembah Allah dan tidak terpengaruh dengan berbagai
macam tipu daya yang dapat menyesatkan
mereka dari jalan yang benar, sehingga Allah memberkahinya dan keturunannya
seperti dalam firman Allah dalam surat
Ash-shaffat ayat 113:
وباركنا عليه وعلى إسحاق ومن ذريتهما محسن وظالم لنفسه
مبين )الصافات :١١٣(
Artinya: Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas
Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang
zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata. (Qs. Ash-shaffat : 113)
Ini merupakan suatu tolok ukur dalam menyingkapi dampak
negative dari globalisasi hasil dari dunia barat. Dan yang lebih penting bagi
kita adalah membangun peradaban masa depan dengan kesejukan, kedamaian, dan
ketenterman dibawah naungan islam.