Peran Guru Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Murid Bidang Studi Fiqih
A. Latar Belakang
Masalah
Pendidikan adalah proses secara sadar
dalam membentuk anak didik untuk mencapai perkembangannya menuju kedewasaan
jasmani maupun rohani, dan proses ini merupakan usaha pendidik membimbing anak
didik dalam arti khusus misalnya memberikan dorongan atau motivasi dan
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Dalam pendidikan motivasi
merupakan salah satu faktor penunjang dalam menentukan intensitas usaha untuk
belajar dan juga dapat dipandang sebagai suatu usaha yang membawa anak didik ke
arah pengalaman belajar sehingga dapat menimbulkan tenaga dan aktivitas siswa
serta memusatkan perhatian siswa pada suatu waktu tertentu untuk mencapai suatu
tujuan. Motivasi bukan saja menggerakkan tingkah laku tetapi juga dapat mengarahkan
dan memperkuat tingkah laku. Siswa yang mempunyai motivasi dalam
pembelajarannya akan menunjukkan minat, semangat dan ketekunan yang tinggi
dalam belajarnya, tanpa banyak bergantung kepada guru.
Guru adalah “seseorang yang profesinya
mengajar orang lain”[1].
Guru merupakan aspek terpenting dalam berlangsungnya suatu proses belajar mengajar
dalam suatu pendidikan. “Peranan guru dalam proses belajar menagajar sangat
banyak antara lain: guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur
lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, suprevisor, motivator dan
konselor”[2].
Dengan kata lain seorang guru adalah seorang pendidik yang membimbing anak
didiknya dalam suatu proses pendidikan.
Dalam pendidikan motivasi merupakan
salah satu faktor penunjang dalam menentukan intensitas usaha untuk belajar dan
juga dapat dipandang sebagai suatu usaha yang membawa anak didik kearah pengalaman
belajar sehingga dapat menimbulkan tenaga dan aktivitas siswa serta memusatkan
perhatian siswa pada suatu waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi
bukan saja mengerakan tingkah laku tetapi juga dapat mengarahkan dan memperkuat
tingkah laku. Siswa yang mempunyai motivasi dalam pembelajarannya akan
menunjukan minat, semangat, dan ketekunan yang tinggi dalam belajar, tanpa
banyak bergantung kepada guru.
Motivasi belajar adalah “faktor psikis
yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar sehingga proses belajar dapat
berhasil sescara optimal”[3].
Sehubungan dengan pengertian motivasi belajar, jika dikaitkan dengan masa
kanak-kanak yaitu, masa kanak-kanak merupakan masa pengenalan hal-hal baru,
masa bermain dan masa bersifat kemanjamanjaan, tetapi pada saat ini masa-masa
seperti itu telah ditampung dalam suatu lembaga pendidikan baik lembaga
pendidikan formal maupun non formal.
Sehingga disini peran guru fiqih dalam
mengemas dan menyampaikan materi belajar sangat penting agar anak-anak tidak
merasa jenuh ketika belajar. Dan motivasi dari seorang guru pun sangat berpengaruh
besar pada anak, dilihat dari padatnya kegiatan belajar anak-anak yang kalau
dilihat mereka masih sangat dini untuk menerima semua proses belajar tersebut,
dan penulis lebih menfokuskan pada SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen karena sekolah
ini menampung anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Penulis memilih guru fiqih karena dari
penyampaian materinya, guru fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen selalu
menanamkan pentingnya ibadah pada diri anak-anak melalui pelajaran fiqih.
Sehingga seiring dengan penanaman nilai-nilai ibadah melalui pelajaran fiqih,
guru dan siswa semakin dekat hubungan batiniyyahnya, dan dalam proses penanaman
nilai tersebut guru fiqih juga memberikan motivasi-motivasi pada siswa agar
lebih giat dan rajin dalam beribadah.
Keberhasilan pembelajaran fiqih dapat
diukur dari keberhasilan yang mengikuti kegiatan pembelajaran
tersebut.Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman,penguasaan
materi,serta prestasi belajar siswa, semakin tinggi pemahaman penguasaan materi
serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan
pembelajaran. Dari hasil pengamatan pengajaran Pendidikan Agama Islam di SD
Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen ditemukan beberapa kelemahan di antaranya
adalah prestasi belajar Fiqih yang dicapai siswa masih rendah.
Berdasarkan latar
belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Peran Guru
Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Murid Bidang Studi Fiqih di SD
Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen.”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa saja usaha-usaha guru fiqih dalam
meningkatkan motivasi belajar Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten
Bireuen?
2. Apa saja metode yang digunakan guru fiqih
dalam meningkatkan motivasi belajar Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala
Kabupaten Bireuen?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam
penggunaan metode yang di gunakan guru fiqih
dalam meningkatkan motivasi belajar Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala
Kabupaten Bireuen?
C. Penjelasan
Istilah
Istilah yang terdapat dalam judul proposal
skripsi ini yang perlu penulis jelaskan
adalah sebagai berikut:
1.
Peran
Peran dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia diartikan dengan “sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan utama dalam terjadi sesuatu peristiwa”.[4] Adapun peran yang penulis
maksudkan dalam pembahasan skripsi ini andil yang diberikan guru dalam
memotivasi siswa dalam belajar.
2.
Guru Agama Islam
Guru dalam kamus besar bahasa indonesia adalah “orang
yang kerjanya mengajar”.[5]
Guru dalam konteks ilmu pendidikan islam disebut dengan istilah murabbi,
muallim dan muaddib. Pengetian murabbi menurut Ahmad Tafsir lafad tarbiyah
terdiri dari empat unsur, yaitu: “menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang
dewasa, mengembangkan seluruh potensi, mengarahkan seluruh fitrah dan potensi
menuju kesempurnaan dan melaksanakan secara bertahap”.[6]
Guru agama Islam adalah “pendidik yang mempunyai tanggung jawab
sebagai guru agama dalam membentuk kepribadian anak didik, serta mampu
beribadah kepada Allah”[7].
Kaitannya dengan judul di atas adalah bahwa guru agama merupakan guru yang
mengajar dan mendidik siswa di sekolah pada mata pelajaran fiqih.
3.
Meningkatkan
“Berasal dari kata tingkat yang
berarti menaikkan (derajat, taraf) mempertinggi, memperhebat mendapat awalan
“me” dan akhiran “an” yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik”[8].
4.
Motivasi Belajar
Motivasi merupakan “kekuatan
yang menjadi pendorong kegiatan individu”[9], Motivasi
atau motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sartain dalam bukunya “Psychology
Understanding of Human Behavior”, “motif ialah suatu pernyataan yang
kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan
ke suatu tujuan”[10].
Sedangkan belajar diartikan “sebagai proses perubahan perilaku seseorang
setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap atau ketrampilan) tertentu”[11].
Setelah penulis menguraikan
defenisikan motivasi dalam belajar, maka dapat diambil pengertian bahwa yang
dimaksud dengan motivasi belajar adalah suatu daya upaya penggerak atau
membangkitkan serta mengarahkan semangat individu untuk melakukan perbuatan
belajar.
5.
Murid
Murid adalah “siswa (terutama
pada sekolah dasar dan menengah)”[12]. A. Syafi’i Karim memperjelas
pengertian fikih “sebagai ilmu yang mempelajari syari’at Islam yang bersifat
praktis yang bersumber pada dalil-dalil yang terinci dalam ilmu tersebut”[13]. Berdasarkan
pada pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa murid merupakan semua orang yang
belajar, baik pada lembaga pendidikan secara formal maupun lembaga pendidikan
non formal.
6.
Bidang Studi Fiqih
Fikih, secara bahasa memiliki artai “tahu atau
paham”[14].
Secara
terminologi Fiqih adalah “ilmu yang mempelajari hukum-hukum syara’
secara praktis yang digali dari dalil-dalil yang terperinci”.[15] Sedangkan Fiqih
yang penulis maksud di sini adalah salah satu mata pelajaran kelompok pendidikan agama yang menjadi ciri khas Islam
pada Sekolah Dasar khususnya SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen yang di
dalamnya memuat ajaran agama Islam, baik berupa ibadah, mu’amalah melalui
kegiatan pembelajaran.
D. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian dalam
penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui usaha-usaha guru fiqih dalam
meningkatkan motivasi belajar Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten
Bireuen.
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan guru fiqih
dalam meningkatkan motivasi belajar Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala
Kabupaten Bireuen.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan
penghambat dalam penggunaan metode yang
di gunakan guru fiqih dalam meningkatkan motivasi belajar Bidang Studi Fiqih di
SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen.
E. Kegunaan
Penelitian
Kegunaan penelitian penulisan
proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
Secara
teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum
dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai peran guru
agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar murid bidang studi Fiqih di SD
Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen. Selain itu hasil
pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
Hasil pembahasan ini dapat memberikan
arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan peran guru agama
Islam dalam meningkatkan motivasi belajar murid bidang studi Fiqih di SD Negeri
3 Kuala Kabupaten Bireuen ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di
harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya
dalam dunia pendidikan Islam.
F. Landasan Teori
1. Motivasi
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari dalam diri yang
menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah motivasi
belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak
di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat
non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa
gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar
mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar
dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar
siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga
siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas
belajar dengan senang karena didorong motivasi. Sedangkan faktor dari luar diri
siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran.
Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan
pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu
pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral
maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada
siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang
sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pelajaran yang diajarkan.
2. Fiqih
Pelajaran Fiqih di arahkan untuk mengantarkan peserta
didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk
di aplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yag selalu taat
menjalankan syariat islam secara kaffah (sempurna). Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan
usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai
tujuan-tujuan lain. Di samping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha,
agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan,
dan yang terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada
usaha-usaha pendidikan.[16] Tujuan
pembelajaran fikih merupakan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a)
Memberikan
bekal kemampuan dasar kepada warga belajar untuk mengembangkan kehidupan
sebagai:
1)
Pribadi
muslim yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia
2)
Warga
negara yang berkepribadian, percaya kepada diri sendiri, sehat jasmani dan
rohaninya
b)
Membina
warga belajar agar memiliki pengalaman, pengetahuan, ketrampilan beribadah, dan
sikap terpuji yang berguna bagi pengembangan pribadinya.
c)
Mempersiapkan
warga negara belajar untuk mengikuti pendidikanlanjutan pada tingkat pendidikan
yang lebih tinggi.[17]
G. Kajian
Terdahulu
Nama: Mursalain Nim: A. 273384/2334
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun
2011 dengan judul dengan judul skripsi Strategi Pembelajaran Fiqih Pada Dayah
Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada metode yang digunakan
dalam penelitiannya adalah metode fiel reserch dengan kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Strategi pembelajaran Fiqih pada Dayah
Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada adalah strategi yang
lebih tepat dengan materi pembelajaran, seperti pendekatan pengalaman,
pembiasaan, emosional dan pendekatan rasional, namun kenyataannya guru Fiqih
pada Dayah darul Aman Al-Ziziyah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada Kabupaten
Bireuen belum sempurna menerapkannya.
2.
Kendala-kendala dalam pembelajaran
Fiqih pada Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada adalah Guru terdapat kesibukan
lain di luar Dayah, banyak pelajaran yang wajib dihafal oleh santri, sehingga
sulitnya membagi waktu untuk mengulang pelajaran Dayah, kurang memadainya
asrama untuk santri, sehingga ada empat ruangan asrama yang harus ditempati
santri. Sehingga kenyamanannya jauh dari harapan, persediaan buku dan
kitab-kitab tidak ada, sehingga segala kebutuhannya harus dibeli sendiri,
sarana dan prasarana yang ada masih sangat minim, tidak sebagaimana yang
diharapkan, karena perbandingan keadaan fasilitasnya tidak sesuai dengan jumlah
santrinya.
3.
Tingkat keberhasilan santri dalam
pembelajaran Fiqih pada Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan
Peudada adalah Dayah tersebut belum mencapai keberhasilan yang signifikan,
karena Dayah Darul Aman Al-Aziziah Meunasah Krueng Kecamatan Peudada Kabupaten
Bireuen merupakan salah satu Dayah tradisional.
H. Metodelogi
Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah SD
Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen, sedangkan permasalahan yang diteliti
adalah peran guru agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar murid bidang
studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen.
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian
ini adalah Penelitian Lapangan (field research), yaitu penelitian
dilakukan dengan cara penulis terjun langsung
ke lokasi (objek) penelitian yaitu SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen untuk
mendapatkan data yang penulis perlukan yaitu data tentang peran guru agama
Islam dalam meningkatkan motivasi belajar murid bidang studi Fiqih di SD Negeri
3 Kuala Kabupaten Bireuen.
3. Metode Penelitian
Metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian lapangan (field research)
yang bersifat kualitatif serta menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif
adalah:
“suatu pendekatan penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena
sosial dari perpektif partisipan, serta menggunakan strategi multi metode,
dengan metode utama interview, observasi, dan
studi dokumenter, dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu dengan situasi
yang di teliti”.[18] Penelitan kualitatif berlangsung secara
natural, data yang di kumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah
laku alamiah, hasil penelitian kulitatif berupa deskripsi analisis.
4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
NO
|
Ruang Lingkup Penelitian
|
Hasil Yang diharapkan
|
1
|
Usaha-usaha guru fiqih dalam meningkatkan motivasi
belajar Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen
|
a)
Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir,
b)
Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan
teman sebaya,
c)
Mengarahkan kegiatan belajar,
d)
Membesarkan semangat belajar,
|
2
|
Metode yang digunakan guru fiqih dalam meningkatkan
motivasi belajar Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen
|
a)
Memberikan reward atau hadiah
b)
Memberikan nilai secara objektif,
c)
Mengajar dengan menggunakan pembelajaran yang komunikatif dan kreatif
d)
Memberikan kesempatan siswa untuk memperbaiki kesalahan
|
3
|
Faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan metode yang di gunakan guru fiqih dalam
meningkatkan motivasi belajar Bidang Studi Fiqih di SD Negeri 3 Kuala
Kabupaten Bireuen
|
a)
Guru
b)
Siswa
c)
Media Pembelajaran
|
5. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini
adalah guru
SD Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen. Jumlah guru keseluruhan yang mengajar
pada SD
Negeri 3 Kuala Kabupaten Bireuen sebanyak 20 Orang. Sedangkan jumlah
siswa sebanyak 186 Orang. Adapun jumlah guru yang mengajar mata pelajarn Fiqih 2
orang yang terdiri dari kelas I, II, III, IV, V, VI.
6. Sumber Data
1) Data primer
adalah “sumber
data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk
tujuan penelitian”.[19].
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah
a)
Kepala Sekolah
b)
Guru
2) Data skunder yaitu sumber data yang
mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku:
a)
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan, Cet. VIII;
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009
b)
Buchari Alma, et al., Guru Profesional Menguasai Metode dan
Terampail Mengajar, Bandung:
Alfabeta, 2009.
c)
Basuki & Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam,
Yogyakarta: STAIN PoPress, 2007.
d)
Sardiman. AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Raja Grafindo, Persada, 2007
e)
Ngalim Purwanto, Psikologi Pindidikan , Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1999.
f)
Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
g)
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,
Cet. 6, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005.
7. Tehnik Pengumpulan Data
Menurut Nazir pengumpulan data adalah
prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.[20]
Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu langsung terjun ke
lokasi penelitian, sesuai dengan pendapat tersebut untuk mendapatkan data dan
informasi yang akurat demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini, dilakukan
pengumpulan data dengan menggunakan teknik, yaitu field research (penelitian lapangan) merupakan suatu metode pengumpulan
data dengan menggunakan penelitian langsung ke lapangan untuk memperoleh
informasi dan data-data dari objek penelitian, melalui penelitian ini akan
dilaksanakan sebaik mungkin untuk memperoleh data yang valid.
Pelaksanaan penelitian ini juga dikumpulkan
data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Observasi partisipasi, yaitu penelitian yang mengadakan pengamatan secara
lagsung melibatkan dari dalam kegiatan yang dijadikan sebagai subjek
penelitian.
b. Interview (wawancara)
ialah dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang dijadikan
objek penelitian.
c. Dokumentasi yaitu untuk memperoleh data-data tentang keadaan guru dan siswa pada SD Negeri 3 Kuala
Kabupaten Bireuen.
8. Tehnik Analisa Data
Untuk menganalisis data dan menginterpretasikan data
tersebut menurut Nasution dapat dilakukan 3 tahapan yaitu:
1. Tahap Reduksi
Tahap ini hal yang dilakukan adalah menelaah seluruh data
yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari
objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulka data atau
informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk
mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek
yang diteliti.
2. Tahap Display
Tahap ini dilakukan adalah untuk merangkul data temuan
data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk
mengetahui tentang hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui display
data dapat memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data
yang terkumpul.
3. Tahap Verifikasi
Nasution mengemukakan: “tahap ini dilakukan untuk
mengadakan pengkajian terhadap kesimpulan yang telah diambil dengan data
perbandingan dari teori yang relevan. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat
kebenaran hasil analisa, sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya”[21].
Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan: “Penelitian dapat
diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang
sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan
kuantitatif”[22]. Penelitian kualitatif memberikan interpretasi deskriptif ,
verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi
juga bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang
terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian tentang apa yang
didapatkan di lokasi penelitian.
Tehnik penulisan dalam skripsi ini penulis berpedoman
pada Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah
Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Bireuen Aceh tahun 2014. Mengenai
terjemahan ayat Al-Qur’an, penulis mengambil Buku Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur’an Kementrian agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Perkata, penerbit CV.
Kalim, Jakarta Tahun 2010.
I. Garis Besar Isi
Proposal Skripsi
Garis besar dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab satu terdapat pendahuluan
meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Landasan
Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi
proposal skripsi.
J. DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif
Islam, Cet. 6, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Anton Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, t.th.
Basuki & Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam,
Yogyakarta: STAIN PoPress, 2007.
Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Rosda Karya, 2005.
Mahmud,
Psikologi Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.
Mukhtar Yahya dan Farhurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh
Islam, Cet IV, Bandung:
Al-Ma’arif, 1987.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pindidikan , Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1999.
Nazir, Metode Penelitian
Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1999.
Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, Bandung:
Jemmars, 2000.
Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. VIII,
Jakarta: Balai Pustaka, 1985.
Syafi’i Karim, Fiqh Ushul Fiqh, Bandung: Pustaka Setia,
1997.
Sardiman. AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Raja
Grafindo, Persada, 2007.
Tim Penyusun Kamus pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Pustaka Aksara, 2003.
T.M. Hasbi ash-Shiddieq, Pengantar Ilmu Fiqh, Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 1997.
Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar
Metodologi Ilmiah, Bandung:
Angkasa, 1987.
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. 3, Jakarta:
Balai Pustaka, 2006.
Zakiah Drajat, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara,
1992.
[2]
Basuki & Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: STAIN Po Press, 2007), hal.104.
[4]Poerwadarminta,
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. VIII, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1985), hal. 735.
[6]
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif
Islam, Cet. 6, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 29.
[8]
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), hal. 1280-1281.
[9]
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001), hal. 71.
[11]
Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), hal. 15.
[12] Tim
Penyusun Kamus pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Aksara, 2003), hal. 849.
[13] A.
Syafi’i Karim, Fiqh Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal. 11.
[15]Mukhtar
Yahya dan Farhurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islam, Cet IV, (Bandung: Al-Ma’arif, 1987), hal. 15.
[18] Lexy
J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya,
2005), hal. 6.
[19]
Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,
(Bandung:
Angkasa, 1987), hal. 163.
[20]
Nazir, Metode Penelitian Sosial,
(Jakarta: Rajawali Press, 1999), hal. 127.
[21]
Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, (Bandung: Jemmars, 2000), hal. 190.
[22]
Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 8.