Prestasi Belajar Anak dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya
A. Prestasi Belajar Anak dan Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhinya
1.
Pengertian
Prestasi
Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia disebutkan prestasi
adalah : ”Hasil perjuangan sendiri yang memperoleh pengakuan.”( Ensiklopedi
Nasional Indonesia, 1997: 367 ). Namun Abu Ahmadi memberikan pengertian adalah “hasil yang
didapati siswa selama belajar”.
Menurut David Krech, dkk.,
mendapatkan hasil belajar dapat dilakukan melalui proses kognisi yang kompleks
dan menghasilkan sesuatu yang mungkin dicapai atau dicita-citakan. Karena itu,
prestasi merupakan berperan aktif sebagai stimulus yang diterima, tetapi diri
orang tersebut secara total, baik pengalaman,
sikap serta motivasinya terhadap
stimulus atau objek itu.” (Yahya, dkk, 1995: 1 )
Prestasi adalah suatu hasil usaha yang didapat siswa dan
siswi selama mengikuti proses pembelajaran. Prestasi dapat ditingkatkan dengan
cara memberikan motivasi kepada siswa agar mereka giat dalam belajar, sehingga
apa yang diinginkannya dapat tercapai dengan baik.( Widayatun, 1999:110-111)
2.
Faktor
Yang Mempengaruhi Prestasi
Dalam meningkatkan prestasi belajar agama di sebuah lingkungan
sekolah, tentunya dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubungan erat dengan
peningkatan prestasi antara lain adalah:
Menurut
Thoha ada tiga faktor yang mempengaruhi meningkatkan prestasi belajar, yaitu:
a. Faktor Psikologis
Prestasi seorang siswa dalam belajar
dipengaruhi oleh keadaan psikologis atau kejiwaan. Pengalaman mental merupakan
salah satu faktor bagi seorang guru adalah menilai dan menanggapi suatu
masalah. Kondisi psikologis yang sedang tenang akan menghasilkan fikiran yang
rasional, sehingga prestasi yang diharapkan benar-benar tinggi. Bila kondisi
siswa sedang senang ia akan berpikir yang baik mengenai belajar di sekolah.( Thoha,
1993: 55)
b.
Faktor
Keluarga
“Keluarga yang merupakan tempat pertama kali anak belajar
segala sesuatu. Pola pikiran orang tua secara perlahan-lahan akan ikut juga
mewarnai pola pikiran anaknya. Bila orang tua memandang segala sesuatu masalah
dari sudut pandang yang positif dan objektif, hal itu akan berpengaruh pada
pola pikir anaknya dimasa mendatang”. Thoha, 1993: 56)
c. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan
dan lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang juga merupakan salah satu
faktor pembentukan prestasi dalam diri siswa.
Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi seorang siswa sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:
1.
Faktor
psikologis, termasuk emosional, keluarga dan lingkungan.
2.
Faktor
karakteristik guru yang pada dasarnya berbeda dan unik dari guru lain.
3.
Faktor
penilaian guru itu sendiri terhadap objek yang diamati berdasarkan hasil
pendidikan, kebiasaan dan ketentuan yang berlaku dalam lingkungan tempat guru
itu tumbuh dan berkembang. Thoha, 1993: 56)
3.
Usaha-Usaha
Peningkatan Prestasi Belajar
Meningkatkan
prestasi siswa merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang mesti dilakukan
jika terdapat siswa yang nakal dalam belajar.( Roestiyah N. K, 2001: 45 ) Namun
dalam melakukan usaha peningkatan prestasi siswa, maka guru memerlukan beberapa
cara, antara lain:
1. Memberi angka
Angka
dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa
belajar yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik.
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
Namun demikian yang harus diingat oleh
guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar
yang sejati, hasil belajar yang bermakna.
2. Hadiah
Hadiah
dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena
hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang
tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.
3.
Saingan/Kompetisi
Saingan
atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar
siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Ego –
Involvoment
Menumbuhkan
kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah
sebagai salah satu motivasi yang cukup penting.
5. Materi Ulangan
Para
siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena
itu, memberi ulangan merupakan sarana motivasi, tetapi memberikan ulangan
jangan terlalu sering, karena siswa bisa bosan dan bersifat rutinitas.
6. Mengetahui Hasil
Dengan
mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong
siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar
meningkat, maka motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan suatu
harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Pujian
merupakan bentuk motivasi yang positif sekaligus umpan balik yang baik. Oleh
karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat.
8. Hukuman
Hukuman
sebagai reinforcement yang negatif kalau diberikan secara tepat dan
bijak maka bisa menjadi alat motivasi. Tetapi guru harus memahami
prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9. Hasrat untuk Belajar
Hasrat
untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk
belajar dari diri anak didik sendiri sehingga hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi
sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada
kebutuhan proses belajar mengajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan
minat. Minat antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a) Membangkitkan adanya suatu
kebutuhan.
b) Menghubungkan dengan persoalan
pengalaman yang lampau.
c) Memberikan kesempatan untuk
mendapatkan hasil yang baik.
d) Menggunakan berbagai macam bentuk
mengajar.
11. Tujuan yang Diakui
Rumusan
tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat komunikasi
yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena
dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus
belajar.
Bermacam-macam motivasi itu dapat
dikembangkan dan diarahkan guna untuk dapat melahirkan hasil belajar yang
bermakna. Pada mulanya, karena bentuk motivasi siswa rajin belajar, tetapi guru
harus mampu mengarahkan dari tahap rajin belajar kepada kegiatan belajar yang
bermakna.