Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Prinsip-prinsip Pembelajaran Membaca Alquran


A.    Prinsip-prinsip Pembelajaran Membaca Alquran         
Prinsip-prinsip Pembelajaran Membaca Alquran


Pendidikan Alqur`an bagi anak-anak memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini ada kaitannya dengan umur, kejiwaan anak, dan daya nalar anak. Para pengajar Alquran hendaknya memperhatikan hal ini agar tidak gagal dalam mendidik anak-anak dalam membaca Alquran. Diantaranya prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah
a.      Membaca dengan Tahqiq
Tahqiq adalah membaca dengan memberikan hak-hak setiap huruf secara tegas, jelas, teliti, seperti memanjangkan mad, menegaskan hamzah, menyempurnakan harakat, melepaskan huruf secara tartil, pelan-pelan memperhatikan panjang pendek, waqaf dan ibtida` tanpa melepas huruf. Dalam penerapannya metode tahqiq ini tampak memenggal-memenggal dan memutus muus dalam membaca huruf-huruf da kalimat-kalimat Alquran.[1]

b.     Membaca dengan Tartil
Tartil artinya membaca Alquran dengan perlahan-perlahan tidak terburu-buru dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid. Makharijul Huruf yaitu membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan tempat keluarnya seperti tenggorokan, di tengah lidah, antara dua bibir dan lain-lain.[2]

Tartil maknanya hampir sama dengan tahqiq, hanya tartil lebih luwas dibanding tahqiq. Perbedaan lain ialah tartil lebih menekankan aspek memahami dan merenungi kandungan ayat-ayat Alquran. Sedangkan tahqiq tekanannya pada aspek bacaan.
c.      Membaca dengan Tadwir

Tadwir adalah membaca Alquran dengan memanjangkan mad, hanya tidak sampai penuh.
d.     Mebaca dengan Hadr

Hadr adalah membaca Alquran dengan cara cepat, ringan dan pendek, namun tetap dengan menegakkan awal dan akhir kalimat serta meluruskannya. Suara mendengung tidak sampai hilang, meski cara membacanya cepat dan ringan. Cara ini biasanya dipakai oleh para penghafal Alquran pada kegiatan khataman 30 juz sehari.
Dari keempat tata cara membaca Alquran diatas tata cara yang ideal untuk anak-anak adalah tata cara pertama, yaitu tahqiq.dengan membaca secara tahqiq anak akan terlatih membaca Alquran secara pelan, tenang dan tidak terburu-buru. Cara ini akan membiasakan anak membaca Alquran secara baik dan benar. Kaitannya dengan tahqiq terkait dengan Alquran surat Al-Qiyamah ayat 16-18.
Bagi kalangan anak-anak menerapkan tahqiq merupakan hal yang ideal, sesuai dengan nash-nash dalam Alquran dan hadis di atas, asal tidak sampai ketingkat takalluf (memaksakan diri), ifrath (keterlaluan, melewati batas) dan tidak sampai ketingkat memenggal-menggal huruf secara dibuat-buat agar terkesan tartil.
Adapun cara membaca Alquran yang patut dihindari dalam pembelajaran Alquran bagi anak adalah
a.      Hadzamah, yaitu membaca Alquran secara tergesa-gesa, terlalu cepat hingga salah dalam melafalkan hurufnya.
b.     Al-lahn, yaitu membaca yang tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid[3]



               [1]Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak Membaca Menulis dan Mencintai Alquran, Cet.2, (Jakarta, Gema Insani, 2005), hal.79.
               [2]Abdul Majid Khon, Praktikum Qira`at Keanehan Bacaan Al-Qur`an Qira`at Ashim dari Hafash, Cet.1, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008), hal. 44.
               [3]Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak..., hal. 81.