A.
Prinsip Universal dalam Evaluasi
Pendidikan
Pendidikan
adalah sesuatu yang esinsial bagi manusia. Manusia bisa menghadapi alam semesta
demi mempertahankan hidupnya agar tetap survive melalui pendidikan.
Karena pentingnya pendidikan, Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang
penting dan tinggi dalam doktrinnya. Untuk mencapai tujuan pendidikan,
diperlukan prinsip-prinsip. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah:
Pertama, prinsip-prinsip
yang mendasari tujuan pendidikan Islam adalah prinsip universal (menyeluruh),
keseimbangan dan kesederhanaan, kejelasan, realisme dan realisasi, serta
dinamisme. Adapun prinsip-prinsip yang mendasari prinsip kurikulum pendidikan
Islam itu adalah prinsip ruh Islamiyah, universal, kesesuaian dengan
perkembangan psikologi anak dan prinsip memperhatikan lingkungan sosial. Kedua,
prinsip yang mendasari metode pendidikan Islam adalah prinsip kesesuaian dengan
psikologi anak, menjaga tujuan pelajaran, memelihara tahap kematangan dan
prinsip partisipasi praktikal. Sedangkan prinsip-prinsip yang mendasari murid
dan guru dalam pendidikan Islam adalah prinsip humanistik, prinsip egaliter dan
prinsip demokratis. Ketiga, prinsip-prinsip yang mendasari lingkungan
pendidikan Islam secara umum adalah adanya integrasi anak terhadap lingkungan
sehingga dia merasakan bahwa dirinya bagian dari lingkungan. Sedangkan
prinsip-prinsip yang mendasari evaluasi pendidikan Islam adalah prinsip
objektivitas, keadilan, kejujuran dan prinsip keterbukaan[1].
Evaluasi
dalam wacana keIslaman tidak dapat ditemukan padanan yang pasti, tetapi
terdapat term-term tertentu yang mengarah pada makna evaluasi di atas.
Term-term tersebut antara lain :
1.
Al-hisab
Memiliki
makna mengira, dan menghitung. Hal ini dapat dilihat pada ayat berikut :
لِّلَّهِ
ما فِي السَّمَاواتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَإِن تُبْدُواْ مَا فِي أَنفُسِكُمْ أَوْ
تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللّهُ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَن
يَشَاءُ وَاللّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ) البقرة: ٢٨٤(
Artinya: Kepunyaan Allah-lah
segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu
melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah
akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah
mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya;
dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Qs. Al Baqarah : 284).
2.
Al-bala
Memiliki
makna cobaan dan ujian. Misalnya dalam ayat berikut :
الَّذِي
خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْغَفُورُ) الملك: ٢(
Artinya: Yang menjadikan mati
dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Qs. Al Mulk : 2)
3.
Al-hukm
Memiliki
makna putusan atau vonis. Misalnya dalam ayat berikut :
إِنَّ
رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُم بِحُكْمِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ) النمل: ٧٨(
Artinya: Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara antara mereka
dengan keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(Qs. An Naml:
78)
4.
Al-qadha
Memiliki
makna arti putusan. Misalnya dalam ayat berikut :
قَالُوا
لَن نُّؤْثِرَكَ عَلَى مَا جَاءنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا
فَاقْضِ مَا أَنتَ قَاضٍ إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا) طه: ٧٢(
Artinya: Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan
mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang
kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah
apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan
pada kehidupan di dunia ini saja.(Qs. Thahaa : 72)
5.
Al-nazr
Memiliki arti
melihat. Misalnya dalam ayat berikut:
قَالَ
سَنَنظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ) النمل: ٢٧(
Artinya: Berkata Sulaiman:
"Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang
berdusta.(Qs. An Naml: 27)
[1] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Edisi Revisi,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 24.
0 Comments
Post a Comment