A.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak
Materi-materi pendidikan yang dapat disampaikan oleh
Orang tua dalam mempersiapkan anak
memasuki kehidupan yang berhasil dan mulia sehat wal afiat, penuh dengan
kebijaksanaan, akal, logika rasa sosial yang sehat, penyesuaian psikologi
dengan diri dan orang lain, mengenal Allah dengan sebaik baiknya setiap saat,
berpegang teguh ajaran agama dengan akhlak mulia dalam pergaulan dengan
manusia, adalah : pendidikan jasmani, kesehatan, akal, keindahan, emosi dan
psikologikal, agama dan spiritual, akhlak, sosial dan politik.[1] Sementara Nashih Ulwan membagi materi dalam pendidikan
meliputi : pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan
rasio, pendidikan kejiwaan (psikologis), pendidikan sosial dan pendidikan
seksual.[2]
Berikut ini penulis akan mengkaji lebih lanjut beberapa
hal sejauh yang memungkinkan dari kedua pendapat tersebut secara sekilas
setelah digabungkan.
1.
Pendidikan
Iman
Pendidikan agama dan spiritual berarti membangkitkan
kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluri yang ada pada anak-anak
melalui bimbingan agama yang sehat dan mengamalkan ajaran-ajaran agama. Begitu
juga membekalkan anak-anak dengan pengetahuan agama dan kebudayaan Islam yang
sesuai dengan umurnya dalam bidang akidah, muamalah dan sejarah. Begitu pula
dengan mengajarkan cara menunaikan syiar dan kewajiban agama dan menolongnya
mengembangkan sikap agama yang betul, termasuk mula-mula sekali adalah iman
kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhirat, kepercayaan
agama yang kuat, takut kepada Allah dan selalu mendapat pengawasanNya dalam
segala perbuatan dan perkataan.[3]
Menurut Nashih Ulwan, pendidikan Iman adalah mengikat anak
dengan dasar-dasar iman, rukun Islam dan dasar-dasar syariah sejak anak mulai
mengerti dan dapat memahami sesuatu. Dasar-dasar iman adalah segala sesuatu
yang ditetapkan melalui pemberitaan secara benar, berupa hakikat keimanan dan
masalah ghaib, meliputi rukun iman, beriman bahwa manusia akan ditanya oleh dua
malaikat, beriman dengan siksa kubur, hisab, syurga, neraka dan perkara ghaib
lainnya.
Sementara yang dimaksud dengan rukun Islam adalah setiap
ibadah yang bersifat badani dan harta yang termasuk dalam rukun Islam.
Dasar-dasar syariah adalah segala yang berhubungan dengan sistem atau aturan
Ilahi dan ajaran-ajaran Islam berupa akidah, ibadah, akhlak,
perundang-undangan, peraturan dan hukum.
Kewajiban pendidik adalah menumbuhkan anak atas dasar
pemahaman dan dasar-dasar iman dan ajaran Islam sejak masa pertumbuhannya,
sehingga anak akan terikat dengan Islam baik akidah maupun ibadah dan hanya
mengenal Islam sebagai agamanya, al-Qur'an sebagai imamnya dan Rasul SAW. sebagai
pemimpin dan teladannya.[4]
2.
Pendidikan
Tauhid
Petunjuk Rasulullah s.aw. agar orang tua
memperdengarkan kalimat tauhid,
sebagaimana hadis Nabi s.aw. yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas oleh Hakim[5]
:
عن ابن عباس عن النبي صلى الله عليه وسلم قال افتحوا على
صبيانكم أول كلمة بلا إله إلا الله ولقنوهم ثم الموت لا إله إلا الله
Artinya: "Bukakanlah
(pendengaran) anak-anakmu pertama kali dengan kalimat”Lailaahaillallah”, dan ajarkanlah
kepada mereka yang dalam sakratul maut kalimat”Lailaahaillallah”.(HR.Al-Hakim)
3.
Pendidikan
Fiqih
Petunjuk Rasulullah s.aw. agar orang tua mengajarkan dan
mengenalkan ketaatan dan tidak bermaksiat kepada Allah SWT. Pendidikan Ibadah. Hal ini berdasarkan Sabda Nabi s.a.w. yang diriwayatkan
dari ibnu Amr bin al-Ash oleh Abu Daud :
قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم ثم مروا أولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع سنين واضربوهم عليها وهم
أبناء عشر وفرقوا بينهم في المضاجع
Artinya: Perintahkan
anak-anakmu menjalankan ibadah Shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun.
Dan jika mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah mereka jika tidak
mau melaksanakannya dan pisahkan tempat tidur mereka (HR.Abu Daud)[6]
4.
Pendidikan
Al-Quran
Al-Qur`an
diturunkan untuk menjadi petunjuk bagi dan sebagi kabar gembira bagi
orang-orang bertaqwa. Para ulama dan para ahli pendidikan banyak mewasiat agar
anak mempelajari al-Qur`an pada usia dini
mereka.Diantara ulama yang mewasiatkan demikian adalah Imam Al-Ghazali dalam
kitab Ihya Ulumuddin,dan juga ibnu sina dalam kitabnya As-siyasah,dan Ibnu
khaldun dalam dalam muqaddimahnya[7]
5.
Pendidikan
Akhlak
Pendidikan agama
berkaitan erat dengan pendidikan akhlak, bahkan pendidikan akhlak hampir tak
dapat dipisahkan dari pendidikan agama atau pendidikan iman. Sebab ukuran baik
atau tidak baik adalah berdasarkan agama atau keimanan. Apa yang dianggap baik
oleh agama maka baiklah ia, sebaliknya jika dalam pandangan agama tidak baik
maka buruklah ia. Sehingga nilai-nilai akhlak dan keutamaan-keutamaan akhlah
dalam masyarakat Islam adalah nilai dan keutamaan yang diajarkan oleh agama.
Seorang Muslim tidak sempurna agamanya sehingga akhlaknya menjadi baik. Maka
pendidikan akhlak merupakan jiwa dari pendidikan Islam dikarenakan tujuan tertinggi
pendidikan Islam adalah mendidik jiwa dan akhlak.[8]
[1] Hasan Langgulung, Manusia
dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta:
A1Husna Zikra, 1995), hal. 363.
[2]Abdullah
Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Jamaluddin Miri,
(Jakarta : Amani Press, 1995), hal. 150.
[5] Abu
Fahmi, 7 Langkah Aman Membentuk Anak Shalih, (Jakarta : Wala' Press, 1997), hal. 11.
[7]
Adil Fathi Abdullah,Pahami Anak Anda, Anda Akan Sukses Mendidiknya (Jakarta: Pustaka Al-kausar,2005), hal.79.
0 Comments
Post a Comment