Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Tanggung Jawab Pendidikan Fisik


A.    Tanggung Jawab Pendidikan Fisik        
Tanggung Jawab Pendidikan Fisik

Pendidikan Jasmani/fisik adalah salah “satu segi pendidikan yang sangat penting, yang tidak dapat terlepas dari segi-segi pendidikan yang lain. Bahkan, dapat dikatakan bahawa pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang utama bagi pendidikan rohani”.[1] Di antara tanggung jawab lain yang dipikulkan Islam di atas pundak para pendidik dan orang tua adalah tanggung jawab pendidikan fisik. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat, sehat, bergairah dan bersemangat.  “Bermain adalah suatu hal yang lumrah pada diri anak. Allah swt menjadikannya sebagai naluri dalam dirinya. Hal itu bertujuan agar tubuhnya tumbuh secara wajar, karena masa kecil manusia adalah masa kecil terpanjang dibandingkan masa kecil makhluk hidup lainnya”[2].
Dalam pendidikan ini orang tua bertanggung jawab membina anak-anak agar memiliki fisik yang kuat, sehat, bergairah dan bersemangat[3] dengan cara-cara tersebut di bawah ini:
a)     Memberi nafkah yang halalan thayyiban kepada anak. sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 233 sebagai berikut:
....وَعلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ).... البقرة: ٢٣٣(
Artinya: “…Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf…”(Q.S. Al-Baqarah: 233).

b)     Membiasakan anak untuk melaksanakan adab-adab yang benar dalam hal makan, minum, dan tidur. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Araf ayat 31 sebagai berikut:
...وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ )..الأعراف: ٣١(
Artinya: ...makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan... (Qs. al-Araf. 31).
c)     Menjaga kesehatan anak.
Kewajiban para pendidik terutama para ibu, apabila salah seorang diantara anaknya terkena penyakit menular, supaya segera mengasingkan anak-anak mereka yang lain, sehingga penyakit tidak menular kepada yang lain.
d)     Mengobati ketika sakit.
Mengingat pengobatan ini berpengaruh besar dalam menolak penyakit dan mewujudkan kesembuhan, maka hendaknya para orang tua dan pendidik menerapkan petunjuk dari Nabi Saw dalam memperhatikan dan mengobati anak ketika mereka sakit. Karena berikhtiyar itu merupakan masalah fitrah dan dianjurkan dalam agama Islam.
e)     Membiasakan anak berolahraga.
Islam menyerukan untuk mempelajari renang, memanah dan menunggang kuda.
f)      Membiasakan Anak untuk Zuhud dan Tidak larut dalam Kenikmatan. 
Hal ini dimaksudkan agar pada masa dewasa nanti, anak dapat melaksanakan kewajiban jihad dan dakwah dengan sebaik-baiknya. Cukuplah Rasulullah Saw, sebagai suri tauladan generasi muslim, baik dalam kehidupannya yang sederhana, zuhudnya dalam makanan, pakaian, dan tempat tinggal, agar mereka selalu siap menghadapi segala sesuatu yang menghadangnya.



               [1] Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosda karya, 1994), hal. 151.
               [2] Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting, Cara Nabi, hal. 481.
               [3] Ibid., hal. 219.