Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Akhlak Terhadap Tumbuh-Tumbuhan


BAB I
P E N D A H U L U A N


A.    Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Qur'an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaanya. Dalam pandangan Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.
Ini berarti manusia dituntut mampu menghormati proses yang sedang berjalan, dan terhadap proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertangung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia itu sendiri. Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa semuanya di ciptakan oleh Allah SWT, dan menjadi milik-Nya, serta kesemuanya memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semunya adalah "umat" Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.
Akhlak yang baik bagi sebagian besar masyarakat diterjemahkan sebagai bentuk ketaatan terhadap hukum agama yang diterjemahkan dalam ritual keagamaan sepertishalat, puasa, atau naik haji. Pandangan ini perlu diperluas, sebab akhlak yang baik tidak semata-mata sekedar menjalankan ibadah atau ritual keagamaan. Akhlak yang baik yangterbatas pada aktivitas ritual agama saja akan menjadi sempit karena menafikkan relasimanusia dengan lingkungan sebagai tempat berpijak. Akhlak yang baik yangsesungguhnya adalah akhlak yang paripurna karena sesungguhnya agama itu adalah akhlak yang baik (khusnul khuluq).Akhlak yang baik merupakan akhlaq yang di dalamnya tercakup relasi manusia – Tuhan, relasi antarmanusia, dan relasi manusia-lingkungan. Manusia dengan lingkungansesungguhnya terdapat relasi yang sangat erat. Manusia sangat bergantung pada alam,kerusakan alam adalah ancaman bagi eksistensi manusia. Berbeda dengan alam, alam tidak memiliki ketergantungan langsung dengan manusia meskipun rusak tidaknya alamdipengaruhi oleh aktivitas manusia











BAB II
P E M B A H A S A N

A.    Akhlak Terhadap Tumbuh-Tumbuhan
Diantara anugerah Allah kepada manusia adalah diciptakanNya tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar makanan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan. Demikian pula makanan binatang-binatang ternak, sebagian besar adalah tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam jenisnya. Manusia perlu menyayangi tumbuh-tumbuhan karena sebagian dari pemenuhan keperluan hidup manusia itu berasal dari tumbuh-tumbuhan, baik tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan seperti daunnya, maupun tumbuh-tumbuhan yang batang atau bunganya dapat diambil manfaatnya dan berfungsi membersihkan udara. Semuanya perlu diberi air sesuai dengan kebutuhannya.
Dengan demikian semura tumbuhan terutama tumbuhan yang ditanam harus dipelihara dengan baik, seperti membersihkan rumput-rumput yang tidak berguna harus di buang, dijaga jangan sampai dirusak atau dimakan hama, semuanya itu agar tumbuh subur. Itulah sebagian diantara cara-cara menyayangi tumbuh-tumbuhan. Alam dan isinya diciptakan oleh Allah Swt. untuk dimanfaatkan manusia. Tumbuhan merupakan bagian dari alam yang merupakan anugerah dari Allah Swt. bukan hanya untuk kehidupan manusia namun juga untuk kehidupan binatang-bintang. Sebagian besar makana manusia dan hewan tersebut berasal dari tumbuhan-tumbuhan, sebgaaimana firman Allah Swt. Q.S. Thaha: 53-54 sebagai berikut:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْداً وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلاً وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجاً مِّن نَّبَاتٍ شَتَّى, كُلُوا وَارْعَوْا أَنْعَامَكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّأُوْلِي النُّهَى) طه: ٥٤(
Artinya: Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.(Qs. Thahaa:53-54).

Oleh karena itu, sepantasnya manusia menjaga, melestarikan, dan memanfatkan sesuai dengan kebutuhannya sebagai ungkapan syukur atas pemberian-Nya. Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan, bukan saja terhadap manusia akan tetapi juga bagi makhluk yang lain seperti tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu lingkungan harus tetap terjaga keserasian dan kelangsungan hidupnya sehingga secara berkesinambungan tetap dalam fungsinya sebagai pendukung kehidupan.
Akhlak terhadap lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan manusia yaitu dengan menjaga keserasian dan kelestarian serta tidak merusak limgkungan hidup. usaha-usaha yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah-masalah kelestarian lingkungan. Apa yang kita saksikan saat ini adalah bukti ketiadaan akhlak terhadap lingkungan. Sehingga akhirnya, akibatnya menimpa manusia sendiri. Banjir, tanah longsor, kebakaran, dan isu yang sering dibicarakan yaitu “global warming” sedang mengancam manusia. Allah swt. Telah Berfirman dalam Q.S. al-Rum: sebagai berikut:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ) الروم: ٤١(
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Qs. Ar-Rumm:41).

Dalam Q.S. al-Qashas: 77, Allah Swt. berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ) القصص: ٧٧(
Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(Qs. Al-Qashas:77)

Dalam Q.S. al-Baqarah: 205, Allah swt. Berfirman:
وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيِهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الفَسَادَ) البقرة: ٢٠٥(
Artinya: dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.(Qs. Al-Baqarah:205).

B.    Akhlak Terhadap Hewan
Allah Swt. menciptakan binatang untuk kepentingan manusia dan juga menunjukkan kekuasaan-Nya, sebagaimana firman Allah Swt. di dalam Q.S. al-Nur: 45, sebagai berikut:
وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِن مَّاء فَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ) النور: ٤٥(
Artinya: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Qs. An-Nur:45).

Betapa banyaknya binatang telah dimanfaatkan oleh manusia, ada yang dimanfaatkan tenaganya, air susunya, madunya, dagingnya dan sebagianya. Oleh sebab itu, tepatlah apabila kita disuruh untuk memlihara dan menyayangi binatang tersebut sampai-sampai apabila hendak menyembelih binatang ternak kita disuruh untuk menggunakan pisau yang sangat tajam supaya binatang ternak itu tidak lama mersakana sakitnya.
Akhlak ini terbagi menjadi dua pengertian:
  1. Syafaqah
Yaitu perasaan halus dan rasa belas kasih untuk berbuat baik kepada sesama makhluk Allah Swt. Sesungguhnya tiap-tiap pertolongan seseorang terhadap hewan yang berjiwa itu dapat pahala, walaupun ia seekor anjing yang hina. Jika kita menunggangi kuda atau binatang lainnya, kita wajib memberinya hak istirahat dan dilarang menyiksanya. Dalam menyembelih binatang kita diperintahkan untuk menajamkan pisaunya. Jika ada binatang yang berbahaya maka jika ingin dibunuh maka harus langsung dibunuh tidak boleh disiksa.
Ada sebuah hadis yang menceritakan bahwa ada seorang perempuan yang dimasukan ke dalam neraka disebabkan seekor kucing yang diikat oleh dia, tidak diberi makan dan tidak dilepaskan sampai kucing itu mati.
  1. Himayah (Pemeliharaan)
Allah Swt. tidak melarang untuk memelihara binatang untuk memperoleh manfaatnya. Allah Swt. menerangkan dalam al-Quran bahwa hewan-hewan itu dijadikan-Nya untuk menjadi kesenangan dan i’tibar bagi manusia.
















BAB III
P E N U T U P
            Berdasarkan uraian-uraian yang penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab terakhir ini penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan serta mengajukan beberapa saran.
A. Kesimpulan
1.     Manusia perlu menyayangi tumbuh-tumbuhan karena sebagian dari pemenuhan keperluan hidup manusia itu berasal dari tumbuh-tumbuhan, baik tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan seperti daunnya, maupun tumbuh-tumbuhan yang batang atau bunganya dapat diambil manfaatnya dan berfungsi membersihkan udara.
2.     Allah Swt. menciptakan binatang untuk kepentingan manusia dan juga menunjukkan kekuasaan-Nya.
B. Saran-Saran
1.     Disarankan kepada para siswa agar dapat belajar al-Qur’an karena al-Qur’an merupakan induk dari semua ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.     Disarankan kepada para guru agar dapat mengaitkan pembelajaran disekolah dengan al-Quran karena Al-qur’an sumber ilmu pengetahuan.




DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya (edisi yang disempurnakan), cetakan pertama, Jumadil Awal 1429 H/Juni 2008.


Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmi, Jakarta; Kementerian Agama RI, 2010.

www.crayonpedia.org/…/Kelangsungan_Hidup_Makhluk_Hidup_M…

Ensiklopedi Muslim (terjemahan dari: Minhajul Muslim), Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazari. Penerbit: Darul Falah, Jakarta. Cet. Pertama: Rajab 1421 H / Oktober 2000.