Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Dasar dan Tujuan Pendidikan Anak


BAB III
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM ABDULLAH NASHIH ULWAN TENTANG PENDIDIKAN ANAK

A.    Dasar dan Tujuan Pendidikan Anak
Adapun dasar pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah sebagai berikut:
a) Al-Qur'an
Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang beliau tegaskan dalam bukunya yakni:
"Agar setiap orang yang berkepentingan dalam masalah pendidikan memiliki referensi yang cukup, mereka mengikuti jalan yang paling utama dalam mempersiapkan anak secara islami, membina secara rohani, moral, dan intlektual, apabila karya dan usaha setiap individu dalam penulisan tentang pendidikan islam sudah mencapai kuantitas yang memadai dan mereka telah melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab dibidang ini, berarti mereka telah menerangi jalan kebenaran dan kemuliaan kepada generasi kini dan mereka telah menjelaskan cara - cara praktis yang membawa kepada berdirinya masyarakat dan terbentuknya generasai teladan"[1]. (Ulwan,1981 : xvi )

Dasar pelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dalam Al-Qur’an, surat Asy-Syura  ayat 52
وَ آَذ لِكَ اَوْ حَيْنَا اِلَيْكَ رُوْحاً مِّنْ اَمْرِنَا مَا آُنْتَ تَدْ رِى مَا الكِتبُ وَلاَ اْلِايْمَانُ وَلكِنْ جَعَلْنَا هُ نُوْ رًا نََّهْدِى بِه مَنْ نَّشَاءُ مِنْ عِبَا دِ نَا وَاِنَّكَ لَتَهْدِيْ اِلى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ) الشورى: ٥٢(
Artinya: “Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya yang Kami beri petunjuk dengan dia siapa yang Kami kehendaki diatara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang benar” ( Qs. Asy-Syura: 52)

b) As-Sunnah
As-Sunnah adalah sumber kedua hukum Islam, segala aktivitas umat Islam termasuk aktivitas dalam pendidikan. Alasan As-Sunnah dapat dijadikan sumber pendidikan yang kedua adalah: Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar mentaati kepada rasulullah dan wajib berpegang teguh atau menerima segala yang datang dari Rasul Allah danPribadi rasulullah adalah teladan bagi umat Islam.
c)     Al-Ijtihad
Yang dimaksud Al-Ijtihad dalam kaitannya dengan pendidikan Islam adalah usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh ulama'-ulama' Islam dalam memahami nas-nas Al-Qur'an dan As-Sunnah Nabi yang berhubungan dengan penjelasan dan dalil tentang dasar pendidikan Islam, sistem dan arah pendidikan Islam.
Menurut Abdullah Nashih Ulwan dari ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits Nabi di atas dapat diambil titik relevansinya dengan atau sebagai dasar pendidikan agama, kemudian dasar tadi dikembangkan dalam pemahaman para ulama dalam bentuk qiyas syar’i, ijma’ yang diakui, ijtihad dan tafsir yang benar dalam bentuk hasil pemikiran yang menyeluruh dan terpadu tentang jagat raya, manusia, masyarakat dan bangsa, pengetahuan kemanusiaan dan akhlak, dengan merujuk kepada sumber asal (Al-Qur’an dan Al-Hadist) sebagai sumber utama.[2]
b. Tujuan Pendidikan Anak.
Pendidikan  Agama Islam  merupakan pendidikan yang berkesadaran dan bertujuan, Allah telah menyusun landasan pendidikan yang jelas bagi seluruh umat manusia melalui Syariat Islam, termasuk tentang tujuan pendidikan agama Islam.
Adapun tujuan pendidikan bagi anak menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah sebagai berikut:
1.     Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.
2.     Pendidikan dan pengajaran bukanlah sekedar memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan),
3.     membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas, dan jujur.
4.     Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
5.     Pendidikan Islam memiliki dua orientasi yang seimbang, yaitu memberi persiapan bagi anak didik untuk dapat menjalani kehidupannya di dunia dan juga kehidupannya di akhirat.
6.     Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan.
7.     Pendidikan Agama Islam tidak bersifat spiritual, ia juga memperhatikan kemanfaatan duniawi yang dapat diambil oleh siswa dari pendidikannya.
8.     Menumbuhkan roh ilmiah ( scientific spirit ) pada pelajar dan memuaskan keinginan hati untuk mengetahui ( curiosity ) dan memungkinkan ia mengkaji ilmu sebagai sekedar ilmu.[3]

Dengan demikan,Pendidikan Agama Islam tidak hanya memperhatikan pendidikan agama dan akhlak, tapi juga memupuk perhatian kepada sains, sastra, seni, dan lain sebagainya, meskipun tanpa unsur-unsur keagamaan didalamnya.


[1] Abdullah Nashih Ulwan,  Pedoman Pendidikan anak ..............”, , hal. xvi
[2] Abdullah Nashih Ulwan,  Pedoman Pendidikan anak .............., , hal. 69
[3] Abdullah Nashih Ulwan,  Pedoman Pendidikan anak .............., , hal. 44