Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hubungan Surat Al Isra dengan Surat Sebelum dan Sesudahnya


A.    Hubungan dengan Surat Sebelum dan Sesudahnya      


Menurut T.M. Hasbi Ash – Shiddieqy, sebagaimana yang dikutip dalam kitab tafsir an-nuur, hubungan surat al-Isra dengan surat sebelumnya adalah:
Pertama, dalam surat an-Nahl diterangkan perselisihan orang yahudi tentang hari sabtu. Selain itu juga diterangkan tentang syariat orang-orang yahudi yang dituangkan oleh Allah dalam at-Taurat. Diriwayatkan oleh Ibn Jarir dari Ibn Abbas bahwa beliau itu berkata: “seluruh isi at-Taurat dicakup oleh 15 ayat dari surat Bani Israil.”
Kedua, di dalam surat an-Nahl, Allah menyuruh Muhammad bersabar dan melapangkan dada, sedangkan dalam surat ini Allah menjelaskan kemuliaan Muhammad dan ketinggian martabatnya di sisi Tuhan.
Ketiga, dalam surat an-Nahl diterangkan tentang berbagai nikmat, sehingga surat itu juga dinamakan surat an-Ni’am. Didalam surat ini juga diretangkan tentang beberapa nikmat yang khusus dan nikmat yang umum.
Kempat, dalam surat an-Nahl dijelaskan pula bahwa madu itu mengandung obat yang menyembuhkan penyakit, sedangkan di dalam surat ini diterangkan bahwa al-Quran merupakan penawar dan rahmat bagi para mukmin.
Kelima, dalam surat an-Nahl kita diperintahkan untuk memberi bantuan dan pertolongan kepada kaum kerabat. Selain itu juga diperintahkan untuk memberi pertolongan dan bantuan kepada orang miskin dan ibnu sabil.[1]
Adapun hubungan surat al-Isra dengan surat sesudahnya adalah surat al-Israa’ dimulai dengan tasbih, sedangkan surat al-Kahfi dimulai dengan tahmid. Tasbih dan tahmid memang selalu beriringan dalam pembicaraan. Surat al-Israa’ diakhiri dengan mengungkapkan pujian kepada Allah. Dalam surat al-Kahfi pujian kepada Allah justru terdapat dalam permulaan surat.[2]



[1] M. Hasbi Ash-Shiddiqey, Tafsir An-Nuur, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000), hal. 2.295.

[2] Ibid, hal. 2.383.