BAB III
KONSEP KELUARGA MENURUT PERSPEKTIF ISLAM
A. Kedudukan
Keluarga dalam Pendidikan Anak
Ajaran Islam meletakkan dua landasan
utama bagi permasalahan anak. Pertama, tentang kedudukan dan hak
anak-anak. Kedua, tentang pembinaan sepanjang pembinaannya. Kedua
landasan ini inilah diujudkan “konsep anak yang ideal” yang disebut waladun
shalih yang merupakan dambaan seorang muslim.
Allah berfirman dalam Surat Al-kahfi
ayat 46 sebagai berikut:
الْمَالُ
وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ
عِندَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلا)ًالكهف: ٤٦(
Artinya: Harta
dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal
lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.(Qs. Al-kahfi: 46)
Dalam Islam anak merupakan anugerah
sekaligus titipan yang harus di jaga. Islam memiliki pandangan bahwa anak yang
lahir pada dasarnya adalah suci, ibarat kertas putih. Kedua orang tualah yang
menjadikan anaknya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Dalam hal
ini peranan kedua orang tua, baik seorang bapak atau seorang ibu memiliki arti yang
sangat penting dalam proses pembentukan watak seorang anak. Lebih-lebih peranan
seorang ibu yang lebih memiliki kedekatan psikologis dengan anak. Dalam
pendidikan di lingkungan keluarga sangat menentukan masa depan anaknya. Dalam
hal ini masalah yang perlu mendapatkan perhatian dalam pendidikan masa depan adalah masalah
pendidikan keluarga.
Orang tua terdiri dari ayah dan ibu
sebagai orang yang memimpin dalam rumah tangga. Kedudukan ayah sebagai kepala
keluarga dan ibu sebagai pengurus rumah tangga, kedudukannya berkewajiban
mendidik dan membesarkan anak-anaknya sehingga mengenal dirinya, Tuhannya dan
mengenal kedua orang tuanya. Satu-satunya jalan yang dapat di tempuh oleh ayah
dan ibu untuk membina dan mendidik anak supaya menjadi anak yang shaleh adalah
dengan mengajar dan menanamkan tauhid kepada Allah Swt. Adapun kedudukan ayah
dan ibu dalam rumah tangga antara lain:
1.
Kedudukan Ayah
Ayah merupakan seorang kepala rumah
tangga yang sangat menentukan terhadap keberuntungan anak-anaknya. Tentu saja,
peran dan kewenangannya masing-masing memiliki
peran dan wewenangnya tersendiri yang paling melengkapi demi kemajuan
dan masa depan anak.
Ayah adalah orang yang sangat
berpengaruh terhadap keluarga yang memimpin terutama anak. Cara ayah melakukan
pekerjaan sehari-hari dapat mempengaruhi pada hasil pekerjaan anaknya. “Jika
Bapak seorang yang tekun, suka bekerja keras dan tahu akan kewajiban-
kewajibannya maka hal yang demikian ini akan menimbulkan dorongan bagi anaknya
dalam bekerja baik di rumah maupun di sekolah. Bapak juga sebagai pembimbing
utama dan pertama dalam keluarga.[1]
Oleh karena kedudukan Bapak sebagi
kepala keluarga sangat besar sekali pengaruhnya dalam keluarga, karena dengan
kehadiran ayah akan dapat mengatasi segala problema, baik yang menyangkut
dengan materi maupun non materi. Bapak mempunyai fungsi dan kewajiban yang
sangat penting dalam keluarga atau dalam mendidik anak-anak terutama batin.
2.
Kedudukan Ibu
Disini peranan ibu sangat menentukan
bagi kehidupan pendidikan anak-anaknya. Dengan demikian, kedudukan seorang ibu
dalam pendidikan anaknya sangat besar artinya karena seorang ibu telah
mengandung jabang bayi selama kurang lebih sembilan bulan. Kemudian dilanjutkan
dengan menyusui selama kurang lebih dua tahun, merawatnya dengan penuh kasih
sayang dan demikian seterusnya sampai mendidiknya.
Peran ibu dalam rumah tangga selalu
membantu tugas suaminya sehari-hari, di samping itu berkewajiban terhadap mendidik
atau memelihara anaknya. Para ibu berkewajiban untuk menyusukan anak selama dua
tahun. Hal ini juga merupakan kewajiban ibu terhadap anaknya. Di samping itu
juga ibu memegang peranan penting dalam menjalankan tugasnya dalam mendidik
anak dilingkungan rumah tangga, sebab ibulah yang hampir setiap hari berada di
rumah. Sebagai ibu adalah guru pertama dan paling penting bagi anak. Pelajaran
yang dipelajari oleh anak selama dalam rumah tangga diarahkan terhadap
pembentukan tabiat. Seorang ibu, juga berkewajiban memberi pendidikan kepada
anak-anaknya, karena masalah pendidikan kepada anak-anaknya merupakan suatu hal
yang sangat penting bagi kehidupan anak, untuk itu seorang ibu harus
mengarahkan anaknya ke arah yang di inginkan. Karena ibu berkedudukan sebagai
wakil dari ayah untuk mendidik dan membina anak-anak di dalam rumah tangga maka
segala urusan yang menyangkut dengan nafkah di tanggung oleh bapaknya.
Pemenuhan kewajiban tersebut mutlak di tanggung oleh ayah. Ayah tidak boleh
mengelak dari tugas tersebut, sehingga ayah kurang memberikan perhatian
dikarenakan kesibukannya dalam mencari nafkah lahir untuk anak-anak dan
istrinya.
3.
Kewajiban Ibu dan Bapak
Memang sudah seharusnya kewajiban kedua
orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban dan perkembangannya anak,
orang tualah yang paling utama bertanggung jawab terhadap perkembangan anaknya
termasuk tanggung jawab memenuhi kebutuhan anak. Dalam pergaulan sehari-hari
anak dengan orang tuanya di rumah harus selalu dibiasakan dengan pendidikan
akhlak yang baik terutama ibu yang mengajarkan anaknya dengan perkataan lemah
lembut dalam pergaulan mereka. Seorang ibu dalam berbicara dengan anaknya
jangan terlalu menyakitkan hati karena hal ini akan mengundang timbulnya emosi
yang tidak baik.
Tanggung jawab orang tua adalah suatu
proses pemikiran yang meliputi perencanaan, pengawasan dan penelitian dan
penggunaan dari sumber-sumber yang ada pada keluarga, untuk mencapai
kesejahteraan karena tujuan dari setiap keluarga tidak lain kecuali dapat hidup
bahagia aman dan sejahtera. Dalam hal ini sangat tergantung pada kecakapan
mengatur dan mempergunakan apa yang ada di sekelilingnya.[2]
Kerja sama orang tua untuk menciptakan
suasana dan keadaan yang baik diperlukan adanya pengertian yang cukup dari
orang tua terhadap anaknya. jadi fungsi orang tua dalam keluarga terutama ibu
dan Bapak dengan menentukan terhadap perkembangan dan pertumbuhan terhadap
perilakunya. Keduanya berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap anak
untuk memenuhi kebutuhan rohani. Orang tua perlu memiliki pendidikan untuk
membina dan memberikan pengarahan kepada
si anak agar ia menjadi orang yang berguna dan mempunyai akhlak yang baik.
Dengan demikian kedua orang tua dalam
melakukan pembinaan terhadap anaknya merupakan tugas yang harus dipenuhi untuk
dapat menciptakan suasana yang Islami. Ayah dan ibu dalam satu keluarga
memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak, karena keluarga
adalah lingkungan yang pertama dilalui oleh si anak sejak ia dilahirkan. Maka
lingkungan keluarga sangat memegang peran penting dalam pembinaan agama anak,
dan lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga tempat anak pertama menerima
pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya.
Alam keluarga adalah pusat pendidikan
yang pertama dan terpenting, oleh karenanya
sejak timbul adat kemanusiaan hingga kini, hidup keluarga itu selalu
mempengaruhi bertumbuhnya budi pekerti tiap-tiap manusia.[3] Penanaman jiwa takwa juga
harus dimulai sejak si anak lahir sebagai mana yang diajarkan dalam agama islam
karena setiap bayi yang lahir harus di azankan, supaya pengalaman pertama yang
didengarkan atau diterimanya adalah kalimah suci yang membawa kepada taqwa.
Islam memandang keluarga bertanggung
jawab atas fitrah anak, segala penyimpangan yang menimpa fitrah itu menurut
pandangan Islam berpangkal pada orang tua. Tujuan utama pembinaan dalam
keluarga adalah menegakkan hukum-hukum Allah Swt dalam kaitannya dengan segala
urusan. Hai ini berarti menegakkan keluarga muslim yang kehidupannya di
dasarkan atas manifestasi ibadah kepada Allah Swt. sebagai suatu usaha untuk
merealisasikan tujuan pendidikan Islam.[4]
Di samping itu juga ayah dan ibu wajib
untuk mendidik dan membina anak-anaknya, dengan tujuan agar dapat
merealisasikan ajaran Islam dan rukun iman di dalam jiwa. Pengertian pengasuhan
atau pembinaan yang disampaikan oleh para ahli fiqh dipersingkat oleh Rifa’i
bahwa beliau mendefinisikan pengasuhan dengan kalimat yang singkat yaitu
“memelihara anak dan mendidiknya dengan baik.[5]
Dari keterangan di atas para orang tua
sebaik mungkin membina dan mendidik anak-anak supaya menjadi anak yang baik,
saleh, patuh dan taat serta menyembah Allah Swt. Kesempurnaan seorang ayah dan
ibu dalam memelihara dan mendidik anak-anaknya tercermin dari sikap dan prilaku
anak-anak dalam kehidupan sehari-hari,
karena akan langsung dipraktekkan dan diterjemahkan, baik sesama anggota
keluarga, sahabat maupun terhadap Allah Swt. sebagai pencipta.
4.
Relasi dalam pendidikan antara ibu dan
anak
Hubungan antara ibu dan anak dalam
keluarga merupakan faktor penting. Hal ini sebagaimana di jelaskan oleh Mansur
sebagai berikut:
Relasi pendidikan antara ibu dan anak
dimulai sejak masa pranatal. Perilaku atau tindakan ibu dapat mempengaruhi
perkembangan anak yang belum lahir meliputi dua segi, yakni meliputi perilaku
secara fisik dan psikis (spiritual) atau perilaku jasmani dan rohani yang masing-masing dapat berakibat langsung
atau tidak langsung. Oleh karenanya bagi orang tua hendaknya melakukan tindakan
atau perilaku yang bersifat mendidik.[6]
Masalah
penting yang harus dihadapi seorang ibu dalam melaksanakan fungsi reproduksi, dimulai
dengan kehamilan dan melahirkan bayi sampai pada pemeliharaan anak. Salah satu kesulitan pokok dalam pelaksanaan
tugas ini adalah adanya konflik kepentingan spesies (demi melanggengkan spesies
manusia).
Maka tugas paling berat bagi ibu muda
adalah menciptakan unitas atau kesatuan yang harmonis antara diri sendiri dan
anaknya. Dengan kata lain seorang ibu harus mampu mengidentifikasi diri secara
selaras dengan bayi atau anaknya. Anak yang sedang berkembang menemukan jati
dirinya, jika dibiarkan tanpa diarahkan oleh kedua orang tuanya akan
mendapatkan kesulitan dalam menempuh jalan pendidikan yang besar dan positif,
maka ibu harus memperhatikan dan menguasai jalan pendidikan anak, agar anak
terkontrol dalam menempuh pendidikannya.
Keluarga merupakan pengelompokan primer
yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah.
Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu,
dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti ada orang lain:
kakek, nenek, adik/ipar, pembantu dan lain-lain).[7]
Keluarga merupakan lembaga pendidikan
tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta
lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar berkembang dengan baik. Lingkungan
keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan
dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak
adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam
keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan
yang pertama memiliki fungsi dan peranan dalam pendidikan, yaitu: Pertama,
Pengalaman pertama masa kanak kanak. Kedua, Menjamin kehidupan emosional
anak. Ketiga, Menanamkan dasar pendidikan moral. Keempat, Memberikan
dasar pendidikan sosial. Kelima, Peletakan dasar-dasar keagamaan.[8]
Keterangan diatas sejalan dengan yang
di kemukakan oleh M. Ngalim Purwanto berikut:
Suasana kehidupan keluarga merupakan
tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan
individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan
pendidikan kearah pembentukan pribadi yang sempurna, tidak saja bagi anak-anak
kecil tetapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai
penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh.[9]
Secara khusus terdapat dasar-dasar
tanggung jawab orang tua terhadap anaknya meliputi:
Pertama, Adanya motivasi atau dorongan cinta
kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak. Kedua, Pemberian
motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap
anaknya. Ketiga, Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang
pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Keempat,
Memelihara dan membesarkan anaknya. Kelima, Memberikan pendidikan dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak
kelak.[10]
Berdasarkan keterangan diatas bahwa pendidikan
keluarga adalah yang pertama dan utama. Pertama maksudnya bahwa kehadiran anak
di dunia ini di sebabkan oleh hubungan kedua orang tuanya. Sedangkan utama,
maksudnya adalah bahwa orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak.
Hal itu memberikan pengertian bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak
berdaya, dalam keadaan penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak mampu
berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia lahir dalam
keadaan suci bagaikan kain berwarna putih (a sheet of white paper avoid of
all characters) atau yang lebih dikenal dengan istilah tabularasa.[11]
Secara umum perkembangan psikologis
anak akan terbentuk dari lingkungannya. Lingkungan terdekat anak tidak lain
adalah keluarganya sendiri, sehingga posisinya dan peran seorang anak dalam
keluarga akan sangat mempengaruhi sikap dan perkembangan perilakunya.
[1]Ahmad
Syalaby, Sejarah Pendidikan Islam, terj. M. Mukhtar Yahya dan M. Sanusi Latief, (Jakarta: Bulan
Bintang, t.t), hal. 286.
12 Aisyah Dahlan, Pembinaan Rumah Tangga dan Peranan Agama dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Jamudu, 1967), hal. 37.
[3]
Hanafiah Faisal, Pendidikan Luar Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional,
1981), hal. 75.
[4]
Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam,
(Yokyakarta: Diponegoro, 1989), hal. 196.
[6] Mansur, Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, (Jakarta : Mitra
Pustaka, 2004), hal. 200.
[7]
Umar Tirtarahadja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, Cet.II, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 168.
[8] Tim
Dosen IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, Cet.III, (Malang: Usaha Nasional
Surabaya-Indonesia,1980), hal.17-18.
[9] M.
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Kosda Karya,1995), hal. 18.
[10] Ibid., hal. 18.
0 Comments
Post a Comment