A.
Komponen-Komponen Pendidikan Anak
Komponen
merupakan bagian dari suatu sistem yang meiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan
berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil
dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat diaktan
bahwa untuk berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan
komponen-komponen tersebut.
Pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan agar dapat
memajukan ksempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya.[1] Dalam
proses pendidikan sangat diperlukan komponen-komponen pendidikan. Komponen itu
sendiri berarti bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai sebuah tujuan. Komponen pendidikan
berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil
dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan.
Komponen-komponen
yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses
mendidik minimal terdiri dari 6 komponen, yaitu:
1.
Tujuan
Pendidikan
“Tingkah
laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan.
Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai
pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh
sifat ilmu pendidikan yang normative dan praktis”[2].
a.
Ilmu
pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan merumuskan
kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya
dilaksanakan oleh manusia.
b.
Ilmu
pengetahuan praktis
“Tugas
pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan sistem-sistem norma
tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang
dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat”[3]. Tujuan
umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu.
Pandangan hidup yang menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku
pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
2.
Peserta
Didik
Peserta
didik sangat menunjang dalam proses pendidikan, dengan perkembangan konsep
pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja memberikan
konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang mengansumsikan
peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka sekarang peserta
didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.
3.
Pendidik
Salah
satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis
pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas
pada pendidik di sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan muncullah
beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam
lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan
pimpinan masyarakat baik formal maupun nonformal sebagai pendidik dilingkungan
masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut yang termasuk kategori pendidik
adalah sebagai berikut[4]:
a.
Orang
Dewasa
Orang
dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa,
sebagaimana dikemukakan oleh syaifullah yaitu, manusia yang memiliki pandangan
hidup yang pasti dan tetap, manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau
cita-cita hidup tertentu termasuk cita-cita untuk mendidik.
b.
Orang
Tua
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati
dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pendidik utama dan yang
pertama yang berlandaskan pada hubungan cinta kasih bagi keluarga atau anak
yang lahir di lingkungan keluarga mereka.
Secara kodrat orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama
terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak-anaknya di rumah. Prediket orang
tua sebagai pendidik di rumah datang secara otomatis setelah pasangan suami
istri dikaruniai anak. Kedudukan orang tua sebagai pendidik sudah berlangsung
lama, bahkan sebelum ada orang yang memikirkantentang pendidikan.
c.
Guru/Pendidik
di Sekolah
Guru
sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mendapat
tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu
kedudukan guru sebagai pendidik harus memenuhi persyaratan-persyaratan baik
persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasarkan
pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut,
kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi)
terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan
yang ingin disampaikan maupun cara penyampainnya dan memiliki filsafat
pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d.
Pemimpin
Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan
Peran
pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam
mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin
keagamaan sebagai pendidik tampak pada aktifitas pembinaan atau pengembangan
sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.
4.
Metode
Pendidikan
Dalam
interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau bagaimana pendidikan
dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik,yaitu :
a.
Metode
Diktatoral
“Metode
ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan manusia
semata-mat ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan sikap
dictator dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya”[5].
b.
Metode
Liberal
Bersumber
dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu
sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada
diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu
banyak ikut campur terhadap perkembangan anak. Membiarkan anak berkembang
sesuai dengan kodratnya secara bebas.
c.
Metode
Demokratis
Bersumber
dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung
pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan anak kita tidak
boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangan
anak. Disini tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama penting dalam
proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
5.
Isi
Pendidikan / Materi Pendidikan
Isi
pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang
biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal. Macam-macam pendidikan
tersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan social, pendidikan
keterampilan, pendidikan jasmani dll.
6.
Lingkungan
Pendidikan
Lingkungan
pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan
pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi
pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana lingkungan pendidikan
adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak didik dan komponen-komponen
pendidikan yang lain.
7.
Alat
dan Fasilitas Pendidikan
Alat
dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan
adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan
dengan lancar sehingga tujuan pendidikan
akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium
lengkap dengan alat-alat percobaannya, internet dll.
[2]
Syaiful Bahri Djamarah & AswanZain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 29.
0 Comments
Post a Comment