Metode dan Media Pembelajaran Aqidah Akhlak di MIN
1.
Metode dan Media Pembelajaran Aqidah Akhlak di MIN Cot Batee
Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah
digunakan beberapa metode pembelajaran yang dalam penggunaan metodenya telah
disesuaikan dengan kemampuan dasar, tujuan yang hendak dicapai serta materi/
pokok bahasan yang hendak disampaikan.
Menurut Pengakuan Ibu Mariana, S.Pd.I bahwa Selain metode
tanya jawab yang menjadi metode utama dalam pembelajaran Akhlak di MIN Cot
Batee, guru juga menggunakan metode sebagai berikut[1]:
1.
Metode Ceramah
Metode ceramah sangat lazim digunakan dalam proses
belajar mengajar. Tidak berlebihan sekiranya penulis katakan bahwa metode ceramah
adalah metode yang sangat pertama sekali. Berdasarkan observasi di kelas guru
lebih sering menggunakan metode ini. Metode ceramah digunakan oleh guru mulai
awal pertemuan sampai dengan akhir pertemuan (mulai awal kegiatan inti sampai
jam pelajaran habis).
2.
Metode Diskusi
Merode diskusi ini dilaksanakan pada materi-materi
tertentu saja, yang dianggap manarik untuk dibahas. Itu pun sifatnya tidak
rutin minimal dua kali dalam satu bulan. Karena metode ini hampir mendekati
fungsi dan manfaatnya dengan metode tanya jawab.
3.
Metode Pemberian Tugas
Dalam memberikan tugas ini ada yang langsung dikerjakan
di sekolah seperti menjawab soal-soal latihan yang ada dibuku, membuat
rangkuman dan sebagainya, dan langsung diselesaikan pada waktu pelajaran
tersebut. dan ada juga pemberian tugas untuk dikerjakan dirumah oleh siswa.
Selanjutnya Menurut pengakuan Ibu Marhaya, S.Pd.I bahwa jenis
media pembelajaran yang cocok digunakan pada pembelajaran aqidah di MI menurut beliau
adalah media cetak seperti buku pelajaran, modul, brosur, leaflet,kartun,komik
gambar,media audio seperti CD, tape recorder kaset, media audio visual seperti
film, video, televisi, komputer. Permainan (game), manusia dan lingkungan. Agar
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik, perlu
dilakukan langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam
langkah- langkah tersebut, guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan
pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung jawab bersama. Media mana yang
akan digunakan tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat bahan ajar,
ketersediaan media tersebut, dan juga kemampuan guru dalam menggunakannya.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila
tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya
media audio yang tepat untuk digunakan. Jika
tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media
cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik
(gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping
itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti:
biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis[2].