Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pendidikan Mental Anak


C. Pendidikan Mental Anak

Pendidikan Mental Anak

Para psikolog membuat banyak pengertian mental sehat, dalam berbagai pengertian itu nampak adanya beragam penekanan pada masalah perilaku manusia sesuai perbedaan aliran dan sudut pandang yang dipilih oleh masing-masing psikolog. Meskipun demikian perbedaan yang mengemuka tetap bermuara pada satu poros yaitu pemahaman tentang mental sehat. Inti pembahasan mental sehat adalah kemampuan beradaptasi secara personal dan  sosial  sehingga individu hidup dengan perasaan senang dan bahagia.
Dalam Islam, Individu  dapat dikatakan sehat tidak cukup hanya dilihat dari segi fisik, psikologis, dan sosial saja, tetapi juga perlu dilihat dari segi spiritual atau agama. Jadi seseorang yang sehat mentalnya tidak cukup hanya terbatas pada pengertian terhindarnya dia dari gangguan dan penyakit jiwa baik neurosis maupun psikosis, melainkan patut pula dilihat sejauhmana seseorang itu mampu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan lingkungannya, mampu mengharmoniskan fungsi-fungsi jiwanya, sanggup mengatasi problema hidup termasuk kegelisahan dan konflik batin yang ada, serta sanggup mengaktualisasikan potensi dirinya untuk mencapai kebahagiaan.
            Dalam mendidik anak, islam menerapkan program pendidikan yang bertujuan untuk merealisasikan keseimbangan antara dimensi material dan dimensi spritual dalam pribadi manusia. Karena hanya dengan keseimbangan inilah akan tercipta kepribadian yang mantap yang pada gilirannya akan menghasilkan kesehatan mental, berhubung banyak sekali manusia yang cenderung untuk meraih kebahagian akhirat yang lebih langgeng, maka orang tua harus memberikan pendidikan khusus dalam mendidik anaknya yaitu pendidikan mental.
Beberapa pakar psikologi mendefinisikan mental sehat sebagai suatu keadaan di mana individu terbebas dari penyimpangan, kekhawatiran, kegelisahan, kesalahan dan kekurangan. Individu yang sehat mentalnya adalah individu yang tidak menyimpang dari norma, tidak berperilaku salah, tidak menampakkan kekhawatiran dan kegelisahan, individu seperti inilah individu ideal yang terhindar dari kekurangan dan kelemahan.”25
Pengertian di atas nampak sederhana tetapi maknanya sangat beragam dan menjadikannya tidak bisa diterima baik secara teoritis maupun praktis, beberapa pengertian tersebut adalah :
a.      Tidak ada individu yang terhindar dari penyimpangan, tidak akan pernah dijumpai individu yang terbebas dari kekhawatiran  dan kekurangan. Manusia bukanlah malaikat yang tidak pernah berbuat salah dan tidak pernah menyimpang, manusia bisa salah bisa benar, bisa menyimpang bisa lurus. Nabi memberikan petunjuk kepada manusia bahwa salah adalah watak atau tabiat yang dimiliki manusia sebagaimana sabdanya:
b.     Terhindarnya individu dari penyimpangan bukan berarti individu tersebut sehat mentalnya, sebagaimana tubuh yang tidak sakit bukan berarti semua anggota tubuh mampu berfungsi dengan baik tanpa adanya kekurangan. Jiwa yang terbebas dari penyimpangan bukan berarti ia mampu menanggung semua beban
Dengan demikian, agar pengertian ini sesuai dengan pengertian mental sehat, maka idealnya definisi mental sehat adalah mental yang terhindar dari penyimpangan yang berat, kekhawatiran yang kuat dan kesalahan yang banyak. Individu yang sehat mentalnya adalah individu bisa meminimalisir kesalahan, sedikit penyimpangan  dan kekhawatiran.
            Pembentukan mental islam yang kuat akan menghindarkan anak didik dari penyakit hati seperti benci, dengki, buruk sangka, sombong, bohong, pesimis, dsb. Jika seseorang telah mampu mengeliminasi penyakit hati, maka orang tersebut berpotensi besar untuk sukses.  Allah SWT tidak pernah memerintahkan keimanan kecuali disertai dengan tindakan nyata. Maka berawal dari kenyataan ini, Rasulullah SWT melakukan penguatan pengetahuan teoritis dengan aplikasi praktis. Sebab akan bisa didapatkan manfaat hakiki yang lahir dari aplikasi praktis terhadap pengetahuan teoritis tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-qur’an surat Ar-ra’d ayat 29:
الذين أمنوا وعملوا الصالحات طوبى لهم وحسن مأب ) الرعد:٢٩(
Artinya:Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka         kebahagiaan dan tempat kembali yang baik(Qs.Ar-Ra’d : 29)



               25 Soddy, K & Ahrenfeld R.E. Mental Health in Changing World, (Toronto:Tavistock Publ, 1965), hal. 34.