Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pengertian Anak Berbakat


A.    Pengertian Anak Berbakat


Bakat adalah "Kecakapan (potensi-potensi) yang merupakan bawaan sejak lahir yaitu semua sifat-sifat, ciri-ciri dan kesanggupan-kesanggupan yang dibawa secajk lahir".[1] Bakat adalah “Sebagai kondisi atau kemampuan yang dimiliki seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus dapat memperoleh sustu kecapakan, pengetahuan dan ketrampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan bermaian musik atau menciptakan musik”.[2]
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa bakat merupakan suatu potensi atau kemampuan khusus yang bersifat menonjol yang dimiliki seseorang. Dengan melalui pendidikan atau latihan-latihan tertentu bakat tersebut akan dapat berkembang dan diaktualisasikan menjadi satu kemampuan atau kecakapan yang nyata. Bakat akan memungkinkan seseorang untuk berprestasi lebih baik dalam bidang yang sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Bakat ini juga memegang peranan penting dalam proses belajar anak, apabila anak belajar sesuai dengan bakatnya, maka akan mendapatkan prestasi belajar yang baik. Dalam hal ini sebagai berikut:
Ketidakmampuan seorang anak yang berbakat untuk berpotensi disebabkan oleh kondisi-kondisi tertentu, misalnya taraf sosial ekonomi yang rendah atau tinggal di daerah-daerah terpencil yang tidak dapat menyediakan fasilitas pendidikan dan kebudayaan sehingga mempengaruhi prestasi belajar anak.[3]

Bakat akan tumbuh dan berkembang pada situasi yang sesuai. Bakat atau sifat keturunan dengan interaksi lingkungan mempengaruhi perkembangan anak. bakat atau sifat keturunan dengan interaksi lingkungan mempengaruhi perkembangan anak. Hal ini identik dengan apa yang disebutkan bahwa “gen mengatur sifat menurun tertentu yang mengandung satuan informasi genetika. Gen ini merupakan satuan kimia yang diwariskan dalam kromosum yang dengan interaksi lingkungan mempengaruhi atau menentukan perkembangan suatu individu”.[4]
            Bakat juga mempunyai kualitas tertentu, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah. Pada manusia yang paling normal terdapat sejumlah jenis bakat khusus yang berbeda-beda kualitasnya. Memperhatikan kelebihan dan bakat anak membutuhkan usaha yang serius dan berkesinambungan. Penelusuran dan penjajakan yang dangkal dapat menyesatkan, misalnya, ”Saya merasa bakat saya di bidang musik karena saya suka sekali mendengar musik”.”Saya suka traveling dan kelihatannya menyenangkan menjadi pemandu wisata, bisa jalan-jalan makanya saya akan memilih sekolah pariwisata”, ”Saya senang masak, lulus SMP saya akan memilih Perhotelan”. Alasan-alasan untuk memilih studi lanjutan sebagaimana pada contoh tersebut tidak cukup kuat, dan membutuhkan penelusuran yang lebih jauh, baik untuk bidang studi yang akan dipilih maupun dari kemampuan, minat serta kepribadian remaja.
Dengan mengembangkan bakat serta memberikan bimbingan karir sejak dini, remaja akan semakin menyadari mengenai apa yang ia suka dan mampu lakukan, dan akan menjadi lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya disertai dengan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahannya, sehingga ia bisa menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan diri untuk menggapai impiannya.
Di samping inteligensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang, hampir tidak ada orang yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat akan memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. Anak yang memiliki bakat yang tiggi, disebut anak berbakat.
Secara defenitif, anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang yang berkualifikasi profesional di indetifikasikan sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi.[5] Demikian pula sebaliknya, belum tentu apabila anak yang berbakat akan selalu mencapai prestasi yang tinggi, karena ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan sejauhmana bakat seseorang dapat terwujud. Faktor-faktor itu sebahagian ditentukan oleh keadaan lingkungan seseorang, seperti kesempatan, sarana, dan prasrana yang tersedia, dukunagn dan dorongan orang tua, taraf sosial ekonomi orang tua, tempat tinggal dan sebaigainya. Sebagian faktor ditentukan oleh keadaan dalam diri orang itu sendiri, seperti minatnya terhadap suatu bidang, keinginannya untuk berprestasi, dan keuletanny untuk mengatasi kesulitan atau rintangan yang akan timbul. Sejauh mana seseorang dapat mencapai prestasi yang unggul, banyak begantung pada motivasinya untuk berprestasi, di samping bakat bawaanya. Keunggulan dalam suatu bidang, apakah itu bidang sastra, matematika, atau seni, merupakan hasil interaksi dari bakat pembwaan dan faktor lingkungan yang menunjang, termasuk minat dan dorongan pribadi.
Dan  adapun defenisi tentang anak berbakat sangat beragam, Keragaman itu sangat tergantung dari perkembangan pandangan masyarakat terhadap keberbakatan. Beberapa definisi keberbakatan dapat dikemukakan sebagai berikut;
1.     Definisi versi Amerika
Pengertian berbakat di Amerika Serikat pada dasarnya dikaitkan dengan skor tes inteligensia Stanford Binet yang dikembangkan oleh Terman setelah Perang Dunia I. Dalam hasil tesnya itu, anak-anak yang memiliki skor IQ 130 atau 140 dinyatakan sebagai anak berbakat. Sekitar tahun 1950 pengertian tersebut mulai berkembang ketika para pendidik di Amerika Serikat berusaha memberikan  pengertian yang lebih luas tentang anak berbakat.
Pada waktu itu yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted dan talented) ialah “mereka yang menunjukkan secara konsisten penampilan luar biasa hebat dalam suatu bidang yang berfaedah”[6]. Adapun definisi yang digunakan dalam Public Law 97-135 yang disahkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1981, yang dimaksud dengan anak berbakat ialah berikut ini: Anak yang menunjukkan kemampuan/penampilan yang tinggi dalam bidang-bidang, seperti intelektual, kreatif, seni, kapasitas kepemimpinan atau bidang-bidang, akademik khusus, dan yang memerlukan pelayanan-pelayanan atau aktivitas-aktivitas yang tidak biasa disediakan oleh sekolah agar tiap kemampuan berkembang secara penuh. Bertolak dari hasil penelitian tentang proses belajar maka Clark  mengemukakan definisi keberbakatan sebagai berikut.
Keberbakatan adalah suatu konsep yang berakar biologis, suatu nama dari inteligensia taraf tinggi sebagai hasil dari integrasi yang maju cepat dari fungsi-fungsi dalam otak meliputi pengindraan, emosi,  kognisi, dan intuisi. Fungsi yang maju dan cepat tersebut mungkin diekspresikan dalam bentuk kemampuan-kemampuan yang melibatkan kognisi, kreativitas, kecakapan akademik, kepemimpinan atau seni rupa dan seni pertunjukan. Oleh karena itu, dengan inteligensia ini individu berbakat menampilkan atau menjanjikan harapan untuk menampilkan inteligensia pada taraf tinggi. Oleh karena kemajuan dan percepatan perkembangan tersebut, individu memerlukan pelayanan dan aktivitas khusus yang disediakan oleh sekolah agar kemampuan mereka berkembang secara optimal.
Definisi formal yang dikemukakan oleh Francoya Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Alex Sobur adalah sebagai berikut: Giftedness berhubungan dengan kecakapan yang secara jelas berada di atas  rata-rata dalam satu atau lebih rendah (domains) bakat manusia. Talented berhubungan dengan penampilan (performance) yang  secara jelas berbeda di atas rata-rata dalam satu atau lebih bidang aktivitas manusia[7].
2.     Definisi versi Indonesia
Adapun definisi berbakat versi Indonesia, seperti dirumuskan dalam seminar/lokakarya Program alternatives for the gifted and talented yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1982 bahwa yang disebut anak berbakat adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang profesional mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa. Mereka menonjol secara konsisten dalam salah satu atau beberapa bidang, meliputi bidang intelektual umum, bidang kreativitas, bidang seni/kinetik, dan bidang psikososial/kepemimpinan. Mereka memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan turunan mereka terhadap masyarakat maupun terhadap diri sendiri.
Rumusan di atas mengandung implikasi bahwa (a) bakat merupakan potensi yang memungkinkan seorang berpartisipasi tinggi, (b) terdapat perbedaan antara bakat sebagai potensi yang belum terwujud dengan bakat yang sudah terwujud dan nyata dalam prestasi yang unggul, ini berarti anak berbakat yang underachiever juga diidentifikasi  sebagai anak  berbakat, (c) terdapat keragaman dalam bakat, (d) ada kecenderungan bahwa bakat hanya akan muncul dalam salah satu bidang kemampuan, dan (e) perlunya layanan pendidikan khusus di luar jangkauan pendidikan biasa.
Dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989, yang disebut bahwa:
Anak berbakat  adalah “warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa”. Kecerdasan berhubungan dengan perkembangan kemampuan intelektual, sedangkan kemampuan luar biasa tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual. Jenis-jenis kemampuan dan kecerdasan luar biasa yang dimaksud dalam batasan ini meliputi (a) kemampuan intelektual umum dan akademik khusus, (b) berpikir kreatif-produktif, (c) psikososial/ kepemimpinan, (d) seni/kinestetik, dan (e) psikomotor[8].

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa anak berbakat adalah anak yang mempunyai kemampuan yang unggul dari anak rata-rata/normal baik dalam kemampuan intelektual maupun nonintelektual sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan secara khusus. Keberbakatan merupakan istilah yang berdimensi banyak. Keberbakatan bukan semata-mata karena seseorang memiliki inteligensia tinggi melainkan ditentukan oleh banyak faktor.[9]
Anak berbakat adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (inteligensi), kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) di atas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk mewujudkan potensinya menjadiprestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus[10]. Pegertian lainnyabahwa anak gifted (anak berbakat) adalah anak yang mempunyai potensi unggul di atas potensi yang dimiliki oleh anak-anak normal. Para ahli dalam bidang anak-anak gifted memiliki pandangan sama ialah keunggulan lebih bersifat bawaan daripada manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan. Berdasarkan pada hal tersebut yang dimaksud dengan anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan di atas anak lainnya (anak normal), memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas dan memiliki kreativitas yang tinggi dan merupakan kemampuan bawaan dan bukan hasil manipulasi lingkungan.         



[1] Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Keaktifan Anak, (Jakarta: Gramedia, 1985), hal. 54.
[2] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 254.

[3] Munandar, Mengembangkan ..., hal. 54.
[4]Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Isteraksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 54.
[5] Nasution, S, Berbagai Pendekatan Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara,1984), hal. 55.
[6] Winkel, W.S, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1987), hal. 33
               [7] Alex Sobur, Pskologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hal. 185-187.
               [8] Anonymous, Undang-Undang No 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2009), hal. 19.

               [9] http//anak berbakat.com, diambil pada tgl 13, pukul 19.30 WIB.

               [10] Conny Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, (Jakarta: Depdikbud, 1996), hal. 29.