BAB II
KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE
PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Kreativitas
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, “kreativitas berasal dari
kata “kreatif” yang berarti memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan,
bersifat (mengandung) daya cipta, pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan
imajinasi”[1]. Kreativitas
adalah “kemampuan untuk mencipta, daya cipta, prihal berkreasi, kekreatifan,
yang secara hakiki merupakan hasil kerja keras. Dalam pengertian lain,
kreativitas itu adalah daya cipta yang didasari oleh motif atau dorongan dari
dalam hati (niat) yang terwujud pada kemauan untuk menciptakan sesuatu”[2].
Sebagaimana yang dikatakan oleh Semiawan, bahwa kreativitas itu adalah
“kemampuan untuk mencipta suatu produk yang baru, bisa saja gabungannya
merupakan kombinasi, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya.
Pengertian di atas menunjukkan bahwa kreativitas adalah
kemauan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat kombinasi antar
unsur, data atau hasil yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa kreativitas menunjukkan usaha-usaha untuk meramu berbagai hal
dari obyek-obyek yang ada atau belum ada sebelumnya hingga menjadi sesuatu yang
baru. Itulah sebabnya, kreativitas itu bukan sesuatu yang mandiri atau bukan
semata-mata kelebihan yang dimiliki oleh seseorang, melainkan bagian dari buah
hasil usaha.
Di samping itu, ada pula yang melihat bahwa kreativitas
itu bukanlah produk proses inspirasi, melainkan hasil usaha yang gigih dan
peningkatan yang mantap. “Kreativitas itu tidak memerlukan intelegensi yang
besar, karena kreativitas itu hanyalah hasil dari imajinasi yang terfokus,
kerja giat, dan peningkatan yang mantap sebagai hasil usaha sesorang dalam
mewujudkan ide-idenya”[3].
Utami Munandar mengatakan bahwa:
Kreativitas (berpikir kreatif atau divergen) adalah
kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak hal
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orsinilitas dalam
berpikir, serta kemampuan mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci)
suatu gagasan[4].
Dengan demikian, kreativitas adalah kemampuan untuk
menemukan cara-cara baru bagi pemecahan problema-problema baik yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan, seni sastra dan seni lainnya, yang sama sekali baru
bagi yang bersangkutan, meskipun bagi orang lain hal itu tidakah begitu asing
lagi. Dengan kata lain, kreativitas itu bukanlah sesuatu yang belum pernah
diketahui sebelumnya melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu
yang baru bagi orang-orang tertentu atau dunia pada umumnya termasuk dirinya
sendiri.
Kreativitas erat kaitannya dengan aspek; (a) kecerdasan,
(b) kegunaan, (c) kebaruannya, (d) proses, (e) lingkungan sosial sebagai
pemecahan suatu masalah. Sebagai pemecahan masalah, James R. Evans menyatakan
enam langkah pemecahan masalah kreatif, yaitu:
Pertama, Penemuan kekacauan, yaitu kesadaran adanya tantangan, perhatian, dan
kesempatan dalam sistem dan menyeleksi sasaran yang penting. Kedua, Menemukan
fakta, yaitu mengumpulkan sebanyak mungkin informasi untuk memahami kekacauan
tersebut. Ketiga, Penemuan problem, yaitu rumusan seperangkat kondisi
sekarang, gejala-gejala, penyebab-peyebab, dan kejadian-kejadian yang
menggerkkan seperangkat problem. Keempat, Penemuan ide, yaitu penemuan
teknik-teknik yang tepat untuk mengatasi problem. Kelima, Penemuan
penyelesaian, yaitu penggunaan teknik sampai didapatkan hasil pemecahan
masalah. Keenam, Penemuan penerimaan, yaitu perumusan rencana tindakan
untuk melaksanakan hasil pemecahan masalah[5].
Menurut penulis kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya
belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi. Apakah hasil
kreativitas itu menunjukkan hal yang baru? Beberapa ahli berpendapat bahwa
kreativitas itu tidak harus seluruhnya baru, tetapi dapat pula sebagai gabungan
yang sudah ada dipadukan sesuatu yang baru.
[1]
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hal. 390.
[4]
Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), hal. 46.
0 Comments
Post a Comment