Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pengertian Manajemen Kurikulum


BAB II

LANDASAN TEORITIS TENTANG MANAJEMEN KURIKULUM DALAM MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

A.    Pengertian Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum merupakan salah satu bagian dari manajemen pendidikan. Sebelum lebih jauh berbicara tentang manajemen kurikulum, maka terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari kata “to manage yang artinya mengatur. Manajemen bisa diartikan sebagai seni, ilmu dan profesi. Follet mengartikan “manajemen sebagai seni, karena untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, seorang manajer harus bisa mengatur dan menggerakkan orang untuk melakukan tugas-tugasnya”[1]. Dikatakan sebagai ilmu oleh Gulick karena “manajemen dipandang sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami dan bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan suatu profesi karena untuk menjadi manajer seseorang membutuhkan keahlian khusus dan profesional”[2]
Pandangan yang lebih umum tentang pengertian manajemen menurut Johnson adalah bahwa “manajemen adalah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan”. Yang dimaksud sumber-sumber disini adalah mencakup orang-orang, alat, media, barang, uang dan sarana yang akan diserahkan dan dikoordinasikan agar terpusat dalam rangka penyelesaian tujuan.[3]
Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulum secara kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan.[4] Dalam proses manajemen kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.[5]
Dalam pelaksanaanya, pengembangan kurikulum harus berdasarkan dan disesuaikan dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).[6] Dengan pengertian, bahwa manajemen kurikulum itu memang atas dasar konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah. Suatu intitusi pendidikan diberi kebebasan untuk menentukan kebijakan dalam merancang dan mengelola kurikulum menurut kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Pemerintah hanya menetapkan standar nasional dan untuk pengembanganya diserahkan sepenuhnya kepada lembaga sekolah dan madrasah terkait.
E. Mulyasa mengatakan bahwa desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah diberlakukan  untuk memberikan keluasan pada sekolah dan perlibatan masyarakat untuk mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikanya sesuai prioritas kebutuhan dengan semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. Tidak hanya itu dengan pemberdayaan sekolah lewat pemberian otonomi adalah bentuk tanggap dari pemerintah terhadap tuntutan masyarakat dan pemerataan pendidikan.[7]
Dalam pendidikan, manajemen didasarkan pada peningkatan mutu atau kualitas pendidikan yang ditangani secara efisien, artinya berbagai sumber yang mempengaruhi proses pendidikan perlu ditangani secara jelas, terkendali dan terarah. Dalam pendidikan, manajemen juga diartikan sebagai “aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya”[8].
Pengertian diatas memberikan gambaran bahwasanya manajemen merupakan bagian yang cukup penting dalam pendidikan karena didalamnya terdapat sebuah proses memadukan sumber-sumber belajar yang terdiri dari berbagai aspek mulai dari guru sebagai fasilitator, peserta didik, bahan pelajaran, buku maupun media sebagai alat bantu yang digunakan untuk mencapai keberhasilan pendidikan.


               [1] Muhammad Bukhori dkk, Azas-azas Manajemen, (Yogyakarta: Aditya Media, 2005), hal. 1.
              
               [2] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hal. 1.
               [3] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), hal. 4.
              
               [4] Dadang  Suhardan dkk, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 191.

               [5] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosyda Karya, 2006), hal. 16.

               [6] Dandang Suhardan dkk, Manajemen..., hal. 191.
               [7] E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung:  Rosyda Karya, 2004), hal. 33.

               [8] Made Pidarta, Manajemen..., hal. 5.