A.
Hakikat
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
1.
Pengertian
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pembelajaran berasal dari kata
“ajar” yang mendapat imbuhan “be”yang mengadung makna ”usaha” selanjutnya kata
tersebut mendapat imbuhan “pe-an” yang mengandung makna “proses”, kata belajar
diartikan dengan berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan kata
pembelajaran berarti proses,
cara, perbuatan menjadi orang atau makluk hidup yang belajar.[1] Menurut Ramly Maha kata
pembelajaran berasal dari kata
“belajar” yang bearti proses atau cara yang menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar.[2] Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.[3]
Roestiyah
N. K. dalam buku strategi belajar mengajar mendefinisikan
bahwa pembelajaran
adalah “proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka penyajian dan
penyerapan materi pelajaran yang diakumulasikan dalam sebuah kelompok formal.[4]
Oemar
Hamalik mengemukakan bahwa :
Pembelajaran
adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi
peserta didik. Kegiatan ini meliputi unsur unsur manusiawi, material fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Unsur manusiawi ini meliputi siswa, guru dan tenaga lainnya.[5]
Dari
beberapa pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan pembelajaran adalah
suatu kegiatan yang melibatkan guru, siswa dan komponen lainnya dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
Al-Qur’an Hadits adalah sub bagian
materi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan sumber utama ajaran Islam.[6] Al-Qur’an
Hadits menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna
secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Mata pelajaran Al-Qur'an Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca
dan menulis Al-Quran hadits dengan benar, hafalan terhadap surat – surat pendek
dalam Al-Quran, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat – surat
pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. Hal ini sejalan
dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1) pengembangan potensi dan
kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya
diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; (2) pengembangan kemampuan
baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan YME; serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya. Di samping
itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap
perkembangan intelektual anak usia 6 – 11 tahun adalah operasional konkret
(Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa
social imitation (usia 6 – 9 tahun).
[3] Oemar Hamalik,
Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hal.5.
[5] Oemar Hamalik,
Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1995), hal. 57.
0 Comments
Post a Comment