A.
Proses Pendidikan Keluarga Menurut Islam
Keluarga, menurut pandangan Islam, tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya
suami, istri dan anak. Lebih dari itu, keluarga memiliki fungsi dan peranan
yang signifikan dalam menentukan nasib suatu bangsa. Allah menegaskan bahwa
kerugian terbesar pada hari kiamat nanti adalah ketika kita kehilangan keluarga
yang kita sayangi. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Asy Syuura ayat 45 sebagai berikut:
وَتَرَاهُمْ
يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا خَاشِعِينَ مِنَ الذُّلِّ يَنظُرُونَ مِن طَرْفٍ خَفِيٍّ
وَقَالَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ
وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا إِنَّ الظَّالِمِينَ فِي عَذَابٍ
مُّقِيمٍ) الشورى: ٤٥(
Artinya: Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke
neraka dalam Keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan
pandangan yang lesu. dan orang-orang yang beriman berkata: "Sesungguhnya
orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri
dan (kehilangan) keluarga mereka pada hari kiamat. Ingatlah, Sesungguhnya
orang- orang yang zalim itu berada dalam azab yang kekal. (Qs. Asy Syuura: 45).
Perbaikan keluarga dalam segala hal haruslah menjadi prioritas utama
sebelum kita memprioritaskan yang lain, kualitas keluarga yang sesungguhnya
bukan hanya sekedar baik nilai ujian atau yang lainnya. Ada tiga hal yang harus
diperhatikan oleh orang tua sebagai konsep dasar apabila kita tidak ingin
kehilangan keluarga kelak di akhirat. Kelahiran dan kehadiran seorang anak
dalam keluarga secara ilmiah memberikan adanya tanggung jawab dari pihak orang
tua. Tanggung jawab ini didasarkan atas motivasi cinta kasih, yang pada
hakekatnya juga dijiwai oleh tanggung jawab moral. “Secara sadar orang tua
mengemban kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu
berdikari sendiri (dewasa) baik secara fisik, sosial, ekonomi maupun moral”[1].
Sedikitnya orang tua meletakan dasar-dasar untuk mandiri itu.
Dorongan/motivasi kewajiban moral, sebagai konsekwensi kedudukan orang tua
terhadap keturunannya. Tanggung jawab moral ini meliputi nilai-nilai religius
spiritual yang dijiwai Ketuhanan Yang Maha Esa dan agama masing-masing, di
samping didorong oleh kesadaran memelihara martabat dan kehormatan keluarga. “Lingkungan
keluarga itu amat dominan dalam memberikan pengaruh-pengaruh keagamaan terhadap
anak-anak, sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga dalam kaitannya
dengan pendidikan agama sangat menentukan baik keberhasilannya”[2].
Sehingga amat disayangkan kalau kesempatan yang baik dari lingkungan pertama
yaitu keluarga itu disia-siakan atau dilalui anak tanpa pendidikan agama dari
pihak ibu dan bapak serta orang-orang yang bertanggung jawab di sekitarnya.
Pentingnya pendidikan orang tua terhadap anak di lingkungan keluarga itu
karena didorong oleh beberapa kewajiban, kewajiban moral, kewajiban sosial dan
oleh dorongan cinta kasih dari seseorang terhadap keturunannya. Dalam
hubungannya dengan kelanjutan pendidikan atau kehidupan anak di masa mendatang,
maka pendidikan di lingkungan keluarga, termasuk di dalamnya pendidikan agama,
hal itu merupakan sebagai tindakan pemberian bekal-bekal kemampuan dari orang
tua terhadap anak-anaknya, dalam menghadapi masa-masa yang akan dilaluinya.
Jalaluddin Rahmat dan Muhtar Gandatama menjelaskan bahwa:
Dalam hubungannya dengan pendidikan di sekolah maka
sebagai persiapan untuk mengikuti pendidikan atau sebagai pelengkap dari
pendidikan yang berlangsung di bangku sekolah. Dan dalam hubungannya dengan
kehidupan bermasyarakat, maka sebagai upaya untuk mempersiapkan diri agar anak
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.[3]
Secara sepintas pembahasan tentang dasar pelaksanaan pendidikan agama di
lingkungan keluarga ini telah disebutkan di atas, yaitu atas dasar cinta kasih
seseorang terhadap darah dagingnya (anak), atas dasar dorongan sosial dan atas
dasar dorongan moral. Akan tetapi dorongan yang lebih mendasar lagi tentang
pendidikan agama di lingkungan keluarga ini bagi umat Islam khususnya adalah
karena dorongan syara (ajaran Islam), yang mewajibkan bagi orang tua untuk
mendidik anak-anak mereka, lebih-lebih pendidikan agama.
0 Comments
Post a Comment