A.
Sistem Evaluasi dalam Pendidikan
Sistem evaluasi dalam pendidikan Islam mengacu pada
sistem evaluasi yang digariskan oelh Allah SWT, dalam Alquran dan di jabarkan
dalam as-Sunnah, yang dilakukan Rasulullah dalam proses pembinaan risalah
Islamiyah.
Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam
oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya
berimplikasikan paedagogis sebagai berikut:[1]
Pertama, untuk menguji
daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema
kehidupan yang dihadapi. Seperti tercantum dalam dalam surat Al-Baqarah ayat 155 sebagai berikut:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ) البقرة: ١٥٥(
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(Qs.
Al-Baqarah:155).
Kedua, untuk mengetahui sejauhmana hasil
pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah Saw. kepada umatnya. Seperti tercantum
dalam dalam surat An-Naml ayat 40 sebagai berikut:
قَالَ
الَّذِي عِندَهُ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ
إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرّاً عِندَهُ قَالَ هَذَا مِن فَضْلِ
رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ
لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ) النمل: ٤٠(
Artinya: Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari
AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni'mat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia".(Qs. An-Naml:40)
Juga seperti pengevaluasian Nabi
Sulaiman terhadap burung hud-hud, seperti tercantum dalam Alquran surat Al-Naml ayat 27 sebagai berikut:
قَالَ
سَنَنظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ) النمل: ٢٧(
Artinya: Berkata
Sulaiman: “Akan Kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu Termasuk orang-orang
yang berdusta.( Qs.
An-Naml:27)
Ketiga, untuk
menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keIslaman atau keimanan seseorang,
seperti pengevaluasian Allah SWT.
terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putera yang dicintainya. Seperti tercantum dalam Alquran surat as-Shaffat ayat 103-107 sebagai berikut:
فَلَمَّا
أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ, وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ, قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِينَ, إِنَّ
هَذَا لَهُوَ الْبَلَاء الْمُبِينُ, وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ) الصافات: ٣ ١٠ -١٠٧ (
Artinya: Tatkala
keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: “Hai
Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya
Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya
ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar.(Qs. as-Shaffat: 103-107)
Keempat, untuk mengukur
daya kognisi, hafalan manusia dari pelajaran yang telah diberikan
padanya, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang
diajarkan Allah Swt. kepadanya di hadapan para malaikat, seperti tercantum
dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 31 sebagai
berikut:
وَعَلَّمَ
آدَمَ الأَسْمَاء كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي
بِأَسْمَاء هَـؤُلاء إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ) البقرة: ٣١(
Artinya: Dan
Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku
nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar! (Qs.
Al-Baqarah: 31).
Kelima, memberikan
semacam tabsyîr (berita gembira) bagi yang beraktivitas baik, dan
memberikan semacam iqab (siksa) bagi mereka yang beraktivitas buruk,
seperti tercantum dalam Al-qur’an surat al-Zalzalah ayat 7-8 sebagai berikut:
فَمَن
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ, وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ) الزلزلة: ٧-٨(
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.Dan Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya
pula.( Qs. al-Zalzalah: 7-8).
Allah menganugerahi hasil yang baik
yakni hasil evaluasi yang diberikan adalah berdasarkan hasil kerja mereka. Bila
pekerjaannya baik maka dia akan memperoleh hasil yang membahagiakan yaitu
surga. Namun bila hasil evaluasinya buruk karena pekerjaannya jelek maka dia
akan memperoleh hasil yang mengecewakan berupa siksa neraka. Al-hisab
adalah prinsip evaluasi yang berlaku umum, mencakup teknik dan prosedur
evaluasi Allah terhadap makhluknya. Al-hisab sering diikuti dengan lafaz
sari’ (cepat). Di akhirat kelak perhitungan hasil evaluasi manusia
dilakukan sangat cepat.
0 Comments
Post a Comment