BAB II
STRATEGI PEMBINAAN ANAK BERBAKAT
A. Strategi Pembinaan Anak Berbakat
Strategi adalah “semua aspek yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan”[1]
sedangkan pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.[2] Kata pembinaan berasal dari kata bahasa Indonesia yang kata
asalnya adalah “bina” kemudian diberi awalan “pe" dan akhiran “an”.
“pembinaan” adalah “pembangunan Negara (dan
sebagainya), pembaharuan”.[3]
pembinaan adalah “salah satu usaha manusia untuk membawa si anak ke tingkat
kedewasaan dalam arti sadar dalam memikul tanggung jawab segala perbuatan
secara moral”.[4]
Adapun pembinaan yang dimaksud adalah,
usaha yang dilakukan oleh guru pesantren yaitu membimbing dan mengarahkan
santri unutk memiliki keterampilan dan keahlian khusus yang nantinya akan
menjadi keterampilan siap pakai dalam kehidupan di masyarakat.
Anak berbakat adalah “mereka yang memiliki
kemampuan-kemampuan yang unggul dan mampu memberikan prestasi yang tinggi. Anak
berbakat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk membantu mereka mencapai
prestasi sesuai dengan bakat-bakat mereka yang unggul”[5].
Bakat” (aptitude) pada umumnya diartikan
sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan
dilatih agar dapat terwujud. Berbeda dengan bakat, “kemampuan” merupakan daya
untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan (performance) dapat dilakukan
sekarang. Sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan
dapat dilakukan dimasa yang akan datang. Bakat dan kemampuan menentukan
“prestasi” seseorang. Jadi prestasi itulah yang merupakan perwujudan dari bakat
dan kemampuan.
Pembinaan anak berbakat dan jiwa agama
seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilalui oleh
seorang anak, sejak usia dini anak harus diajarkan dengan didikan yang baik,
karena pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak sangat berpengaruh terhadap
perkembangan bakat anak itu sendiri. Sejak lahir, manusia telah membawa potensi
dasar, termasuk bakat.
0 Comments
Post a Comment