B.
Karamah
Karamah adalah kemuliaan dari Allah
bagi para walinya yaitu orang yang telah sampai ke terminal hakikat dalam
perjalanan ruhaninya menuju makrifat, karamah adalah satu tingkat di atas
barokah dan satu tahap di bawah mukjizat para nabi,tetapi tidak di perintahkan
untuk diproklamirkan atau di umumkan dan di tunjukan kepada orang lain. Karamah
tidak dapat di analisa oleh akal telanjang mata, dengan karamah para wali dapat
membuka mata kepala bisa menyadarkan mata fikiran, serta memantapkan mata hati
terhadap hakikat tauhid, karamah itu hanya di berikan kepada orang-orang
muttaqin, orang-orang muttaqin adalah wali-wali Allah.[1]
Karamah merupakan sesuatu kejadian yang
luar biasa yang terjadi diluar kebiasaan manusia. Karamah yang ada pada para
Nabi di sebut dengan mukjizat, contohnya adalah mukjizat al-Qur’an yang dimiliki Rasulullah
Saw. Mukjizat tongkat Nabi Musa Saw. Adapun karamahyang dimiliki oleh
orang-orang salih, seperti yang kita kenal contohnya apa yang terjadi dalam
kisah Ashabul Kahfi dan juga kisah Maryam sebagaimana firman Allah dalam surat
Ali-Imran Ayat 37 yang berbunyi:
$ygn=¬6s)tFsù $yg/u @Aqç7s)Î/ 9`|¡ym $ygtFt7/Rr&ur $·?$t6tR $YZ|¡ym $ygn=¤ÿx.ur $Ìx.y ( $yJ¯=ä. @yzy $ygøn=tã $Ìx.y z>#tósÏJø9$# yy`ur $ydyZÏã $]%øÍ ( tA$s% ãLuqöyJ»t 4¯Tr& Å7s9 #x»yd ( ôMs9$s% uqèd ô`ÏB ÏZÏã «!$# ( ¨bÎ) ©!$# ä-ãöt `tB âä!$t±o ÎötóÎ/ A>$|¡Ïm ÇÌÐÈ
Artinya: “Maka
Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya
pemeliharanya. setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati
makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan)
ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah".
Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa
hisab.”
Karamah merupakan perkara luar biasa yang
berlaku ke atas ulama atau wali Allah. Mereka adalah golongan insan yang
beriman dan beramal saleh, ikhlas dalam perkataan, perbuatan serta menjadikan
seluruh kehidupan mereka hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Para kekasih Allah
sangat menumpukan seluruh perhatiannya kepada Allah dan Allah pun senantiasa
memperhatikannya bahkan menjadikan insan soleh tersebut lebih dekat kepada-Nya.
Karamah berlaku sepanjang zaman sejak dahulu hingga ke hari ini. Begitu halnya
dari kalangan para sahabat, memiliki karamah atau kelebihan yang luar biasa.
Mereka beriman dengan kejernihan kalbu, kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya
melebihi segala-galanya bahkan kasih sayang mereka terhadap orang mukmin sangat
mendalam, sehingga akhirnya mereka memperoleh darjat yang tinggi.
Karamah bukan sebagai syarat mutlak bagi
seorang wali, karamah diberikan Allah kepada seseorang boleh jadi sebagai
cobaan dan ujian kepadanya, atau untuk menambah kenyakinannya kepada ajaran
Allah, atau menjadi penolong dari Allah terhadap orang tersebut dalam
kesulitan. Karamah berasal dari kata Ikram yang mempunyai arti penghargaan
dan pemberian. Allah mengurniakan wali-wali-Nya berbagai kejadian luar biasa
atau yang biasa disebut karamah. Hal itu diberikan kepada mereka sebagai rahmat
dari Allah dan bukan karena hak mereka. Karamah biasa disebut sebagai kejadian
yang luar biasa yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang selalu meningkatkan
taraf ibadahnya dan ketaatannya. Karamah itu diberikan sebagai suatu pembekalan
ilmu atau sebagai ujian bagi seorang wali.[2] Dan karamah boleh terjadi tanpa sebab dan tanpa adanya tentangan
dari orang lain.
Karamah biasanya datang dengan tidak
diidam-idamkan sebelumnya bahkan para wali sangat takut sekali jika terjadinya
karamah, karena merekatakut jika hal ini akan menyebabkan takjub terhadap
dirinya sebagai hamba yang diberikan kemuliaan oleh Allah Swt. Oleh sebab itu
biasanya para wali jika terjadi suatu karamah pada dirinya mereka makin
bertambah khawatir terhadap dirinya, kalau mereka akan merasa ujub atau bangga
terhadap dirinya.[3]
Karamah yang dimiliki oleh
para wali Allah yang terpilih sungguh merupakan hujjah (argumen) dalam agama
atau merupakan suatu kebutuhan yang mesti dimiliki kaum muslim.[4]
Karamah para
wali Allah hanya dapat diperoleh dikarenakan barakah dari mengikuti Rasulullah
Saw. yang
sebenar-benarnya. Keramah itu terkadang terjadi sesuai dengan kebutuhan
seseorang.jika seseorang yang lemah imannya atau orang membutuhkan karamah
merasa perlu memiliki karamah, akan datang kepadanya apa yang dapat memperkokoh
imannya dan yang cukup memenuhi kebutuhannya.[5]
[2]Labib Mz, Memahami Ajaran Tasawuf,: Upaya menciptakan
Insan Bertaqwa Melalui Hakikat Hidup Yang Sebenarnya (Surabaya: Cahaya Egency, 2000), 199.
[3]Muhammad al-Hamid, Kriteria Wali Palsu, ,(Kuala Lumpur,
Jasmine, 2002), 2.
[4]Ibnu Taimiyah,
Terj. Ikhwan al-Shafwa, Wali Allah dan Wali Setan (jakarta:
Pustaka al-Kausar,
2006), 217.
0 Comments
Post a Comment