Kendala-kendala Penggunaan RPP Terhadap Pembelajaran Agama Islam di di MTs
1.
Kendala-kendala Penggunaan RPP Terhadap Pembelajaran Agama Islam di
di MTsS Malikussaleh Tanjung
Kemala
RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan
komponen penting dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang
pengembangannya harus dilakukan secara profesional. Adapun landasan RPP yaitu
sesuai dengan PP No 19 Tahun 2005 Pasal 20, yang berbunyi: Perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Mengingat pentingnya RPP dalam implementasi KTSP, yang
akan menentukan berhasil tidaknya pembelajaran; idealnya peserta didik dilibatkan
dalam pengembangannya, untuk mengidentifikasi kompetensi, menetapkan materi
standar, mengembangkan indicator hasil belajar, dan melakukan penilaian. Dalam
pada itu, mereka dapat menentukan evaluasi untuk melihat keberhasilan dan
kemajuan belajarnya. Pelibatan peserta didik tersebut antara lain dapat
dilakukan dengan cara diskusi kelompok dan curah pendapat.
Dalam pengembangan RPP, guru diberi kebebasan untuk
mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan
daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP
yang efektif, dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang
berkaitan dengan hakekat, fungsi, prinsip, dan prosedur pengembangan, serta
cara mengukur pelaaksanaan dalam pembelajaran.
Adapun kendala-kendala yang dialami oleh guru terhadap Penggunaan
RPP dalam Pembelajaran Agama Islam di di MTsS Malikussaleh Tanjung Kemala
adalah sebagai berikut:[1]
1. Faktor guru
Adapun faktor guru adalah kurang pelatihan
yang dikuti oleh guru tentang RPP sehingga sebagaian guru belum mampu
mengimplementasikan RPP dalam pembelajaran.
2. Faktor Siswa
Faktor siswa adalah kurangnya minat belajar
siswa dalam belajar sehingga membuat guru tidak bersemangat dalam mnegajar.
3. Faktor Media
Kurangnya media pembelajaran untuk mendukung
proses belajar mengajar disekolah.