Memahami Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


1.     Pembelajaran Pendidikan Agama di Fatih Bilingual School
Pembelajaran Pendidikan Agama di Fatih Bilingual School sama seperti halnya dengan sekolah-sekolah pada umumnya di Indonesia, yaitu 1 jam pelajaran (2x45 menit) setiap minggunya. Walaupun secara resmi jam pelajaran Pendidikan Agama sedikit, tetapi di Fatih Bilingual School mereka mengembangkan Pendidikan Agama dengan mengadakan jam tambahan. Pada jam tambahan ini mereka belajar melalui pembentukan klub-klub agama yang mempelajari tentang kendala-kendala yang dihadapi pada saat belajar agama secara jam pelajaran normal, dengan kata lain mereview kembali apa yang telah dipelajari[1]. Pembelajaran pendidikan agama Islam di Fatih Bilingual School tidak hanya belajar teori tetapi juga menerapkan sistem praktek melalui pembentukan klub-klub agama dan klub sosial[2]. Dalam klub-klub agama mereka mempraktekkan misalnya bagaimana bacaan Al-Qur’an, praktek Shalat, dll. Sedangkan dalam klub sosial mereka mempraktekkan, misalnya pada saat mempelajari materi tentang hari raya qurban mereka mempraktekkan langsung dengan berqurban dan membagikan daging kepada orang yang membutuhkan.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan sistem pengajaran yang diterapkan guru dalam pembelajaran pendidikan agama di SMP Fatih Bilingual School, penulis menyebarkan angket kepada 80 orang siswa. Tanggapan yang diberikan oleh siswa SMP Fatih Bilingual School dapat kita lihat pada tabel berikut :
Tabel 3.10 Pelaksanaan Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama di Fatih Bilingual School
No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Sangat Baik
39
48,75
b.
Kurang Baik
20
25,00
c.
Ragu-ragu
2
2,50
d.
Baik
19
23,75
Jumlah
80
100,00
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah responden mengatakan bahwa sistem pembelajaran pendidikan agama Islam di Fatih Bilingual School sangat baik yang berjumlah 39 orang (48%), yang mengatakan baik saja berjumlah 19 orang (23,75%), dan yang mengatakan kurang baik sebanyak 20 orang (25%), sedangkan yang ragu-ragu hanya 2 orang (2,50%). Sesuai dengan hasil wawancara kami dengan guru pendidikan agama Bpk. Agusri Syamsuddin yang mengatakan sistem pembelajaran pendidikan agama di Fatih Bilingual School sudah berjalan dengan baik, tidak hanya belajar pada jam pelajaran resmi di kelas tetapi juga diluar jam pelajaran resmi.[3]
Metode yang diterapkan oleh guru agama dalam pembelajaran pendidikan agama di Fatih Bilingual School menggunakan berbagai macam metode seperti ceramah, diskusi dan juga karyawisata. Seperti yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.11 Metode yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran pendidikan agama di Fatih Bilingual School
No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Ceramah
29
36,25
b.
Diskusi
19
23,75
c.
Karyawisata
0
0,00
d.
Semua Benar
32
40,00
Jumlah
80
100,00
Berdasarkan tabel diatas seluruh siswa SMP Fatih Bilingual School diajarkan dengan menggunakan berbagai macam metode. Jumlah responden memberikan jawaban bahwa guru agama menerapkan metode ceramah, diskusi dan karya wisata sebanyak 32 orang (40,00%), siswa yang menjawab guru memberikan pelajaran pendidikan agama dengan metode ceramah sebanyak 29 orang (36,25%), dan sebanyak 19 orang (23,75%) yang mengatakan guru menerapkan metode diskusi dalam pembelajaran pendidikan agama.
Untuk mengetahui apakah dengan pembelajaran pendidikan agama yang dilaksanakan di Fatih Bilingual School memberikan pengaruh yang positif terhadap pemahaman tentang agama Islam bagi siswa SMP Fatih Bilingual School dapat kita lihat melalui tabel di bawah ini:
Tabel 3.12 Pembelajaran Pendidikan Agama Islam membantu siswa memahami dengan baik tentang agama Islam.
No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Sangat Membantu
61
76,25
b.
Kurang Memahami
17
21,25
c.
Tidak Memahami
2
2,50
d.
..................................
0
0,00
Jumlah
80
100,00
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bersama bahwa dengan adanya pembelajaran pendidikan agama di Fatih Bilingual School sangat membantu siswa dalam memahami tentang agama Islam. Hal ini dapat kita lihat bahwa sebanyak 61 orang siswa (76,25%) mengatakan bahwa mereka sangat terbantu dalam memahami tentang pendidikan agama Islam. Yang kurang memahami tentang agama walaupun ada pembelajaran pendidikan agama sebanyak 17 orang (21,25%), sedangkan yang tidak memahami sama sekali sebanyak 2 orang (2,50%). Sesuai dengan hasil wawancara yang penulis lakukan ketika penelitian terhadap Bpk. Saiful M.Ag yang mengatakan bahwa setelah beliau memberikan pelajaran Pendidikan Agama Islam dan melakukan review terhadap materi yang telah diberikan diketahui bahwa ada terjadi perubahan sikap dan tingkah laku siswa kepada arah yang lebih baik[4]. Sejalan dengan hal ini untuk mengetahui apakah guru Pendidikan Agama juga berperan aktif dalam usaha meningkatkan pemahaman siswa SMP Fatih Bilingual School dapat kita ketahui melalui tabel berikut ini:
Tabel 3.13 Peran guru Pendidikan Agama dalam membimbing memahami Agama Islam
No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Sangat Baik
65
81,25
b.
Kurang Baik
7
8,75
c.
Tidak Baik
0
0,00
d.
Biasa Saja
8
10,00
Jumlah
80
100,00
Berdasarkan tabel dapat kita ketahui bahwa jumlah responden yang menjawab bahwa peran guru Pendidikan Agama dalam membimbing memahami Agama Islam sangat baik berjumlah 65 orang (81,25%), yang menjawab biasa saja sebanyak 8 orang (10,00%), sedangkan yang menjawab bahwa guru agama kurang baik dalam memberikan pemahaman agama Islam sebanyak 7 orang (8,75%).
Guru agama yang baik senantiasa akan membantu para siswanya memahami materi pembelajaran dengan berbagai cara dan upaya. Untuk mengetahui apakah yang dilakukan guru bidang studi Pendidikan Agama untuk  membantu siswa SMP di Fatih Bilingual School belajar lebih giat tentang agama Islam dapat kita lihat melalui tabel berikut ini:

Tabel 3.14 Upaya yang dilakukan guru untuk membantu siswa SMP Fatih Bilingual School  agar mempunyai prestasi belajar yang lebih baik
No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Membantu dan memberikan motivasi kepada siswa agar belajar agama Islam lebih giat
61
76,25
b.
Memberikan les dan jam tambahan belajar pendidikan agama
4
5,00
c.
Mewajibkan kepada siswa agar mempunyai buku penunjang Pendidikan Agama Islam
9
11,25
d.
Semua benar
6
7,50
Jumlah
80
100,00
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa guru pendidikan agama sangat membantu dan memberikan motivasi kepada siswa agar belajar agama Islam lebih giat berdasarkan jawaban yang diberikan oleh 61 orang (76,25%) responden, upaya lainnya yang guru lakukan adalah mewajibkan kepada siswa agar mempunyai buku penunjang Pendidikan Agama Islam ini dijawab oleh 9 orang (11,25%) responden. Guru juga memberikan les dan jam tambahan belajar Pendidikan Agama, ini dijawab oleh 4 orang (5,00%) responden. Sedangkan sebanyak 6 orang (7,50%) responden mengatakan bahwa guru melakukan segala daya dan upaya untuk membantu mereka memahami Pendidikan Agama.
Hubungan yang baik antara guru dan siswa juga perlu dijaga demi kelancaran pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara siswa SMP Fatih Bilingual School dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat kita lihat pada tabel berikut ini:



Tabel 3.15 Hubungan guru Agama dan siswa SMP Fatih Bilingual School
No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Baik
71
88,75
b.
Kurang Baik
9
11,25
c.
Tidak Baik
0
0,00
d.
..................................
0
0,00
Jumlah
80
100,00
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa hubungan antara guru Pendidikan Agama dan siswa SMP Fatih Bilingual School berjalan dengan baik bahkan mencapai 71 Orang (88%). Walaupun ada juga yang menjawab kurang  baik hubungan dengan guru Pendidikan Agama sebanyak 9 orang (11,25%).
2.     Efektivitas Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama di Fatih Bilingual School
Siswa SMP Fatih Bilingual School merasa sangat terbantu dengan adanya penyampaian materi pendidikan agama dengan menggunakan media sebagai alat bantu penyampaian (lihat tabel 3.11). Para siswa juga merasa senang ketika guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media. Untuk mengetahui keefektivan penggunaan media dalam pembelajaran pendidikan agama di Fatih Bilingual School, siswa memberikan jawaban seperti yang terlihat di tabel dibawah ini:
Tabel 3.16 Materi Pendidikan Agama diberikan dengan menggunakan media
No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Cepat Mengerti
73
91,25
b.
Kurang
7
8,75
c.
Tidak Mengerti
0
0,00
d.
..........................
0
0,00
Jumlah
80
100,00
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa efektivitas penggunaan media dalam pembelajaran pendidikan agama sangat besar. Hal ini dibuktikan dari jumlah siswa yang menjawab bahwa siswa cepat mengerti terhadap materi pendidikan agama yang disampaikan guru Pendidikan Agama dengan menggunakan media mencapai 73 orang (91,25%), sedangkan yang menjawab kurang mengerti jika guru menggunakan media untuk menyampaikan materi pelajaran hanya berjumlah 7 orang (8,75%).
Untuk mengetahui adanya perubahan dan manfaat yang siswa rasakan dalam memahami suatu materi pendidikan agama dengan menggunakan media sebagai alat bantu, dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.17 Perubahan dan manfaat yang siswa rasakan dengan adanya penggunaan media sebagai alat bantu pembelajaran pendidikan agama
No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Ada
75
93,75
b.
Tidak Ada
2
2,50
c.
Ragu-ragu
3
3,75
d.
........................................
0
0,00
Jumlah
80
100,00
Berdasarkan tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa sebanyak 75 orang (93,75%) responden menjawab bahwa ada perubahan dan manfaat yang mereka rasakan dengan adanya penggunaan media sebagai alat bantu penyampaian materi pembelajaran pendidikan agama. Jumlah siswa yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang (3,75%) responden, dan hanya 2 orang (2,50%) responden yang mengatakan bahwa mereka tidak merasakan adanya perubahan dan manfaat dengan adanya media sebagai alat bantu pembelajaran.
Untuk mengetahui adanya faktor-faktor yang membuat siswa tidak efektif dalam menerima materi pembelajaran pendidikan agama, dapat kita lihat melalui tabel berikut ini:
Tabel 3.18 Faktor-faktor yang membuat siswa tidak cepat mengerti materi Pendidikan Agama yang disampaikan guru dengan menggunakan media
No.
Alternatif Jawaban
F
%
a.
Tidak sesuai dengan materi
49
61,25
b.
Guru tidak bisa menggunakan media yang ada
6
7,50
c.
Guru tidak mengerti apa-apa tentang media
6
7,50
d.
Guru terlalu cepat dalam memberikan penjelasan
19
23,75
Jumlah
80
100,00
Berdasarkan tabel diatas, jumlah siswa yang memberikan jawaban bahwa yang membuat mereka tidak efektif menerima materi yang disampaikan guru dengan menggunakan media disebabkan karena media yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang disampaikan sebanyak 49 orang (61,25%), jumlah siswa yang mengatakan bahwa mereka tidak cepat mengerti materi yang disampaikan disebabkan karena guru tidak bisa menggunakan media yang ada sebanyak 6 orang (7,50%), dan juga jumlah siswa yang menjawab bahwa mereka tidak cepat mengerti materi yang disampaikan guru disebabkan karena guru tidak mengerti apa-apa tentang media sebanyak 6 orang (7,50%). Sedangkan jumlah siswa yang mengatakan guru terlalu cepat dalam memberikan penjelasan suatu materi pembelajaran sehingga mereka tidak efektif dalam menerima suatu materi sebanyak 19 orang (23,75%).
Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel  3.15 dan tabel 3.16 diatas dapat kita ketahui bahwa penggunaan media dalam pembelajaran pendidikan agam di Fatih Bilingual School sudah berjalan dengan efektif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mengatakan bahwa dengan digunakannya media sebagai alat bantu pembelajaran pendidikan agama membuat mereka cepat mengerti materi yang diberikan oleh guru.


[1] Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Bpk. Agusri Syamsuddin, S.Pd.I pada tanggal 12 Februari 2009
[2] Wawancara dengan kepala sekolah......
[3] Ibid.
[4] Wawancara dengan guru bidang studi agama Islam Bpk. Saiful M.Ag pada tanggal 12 Februari 2009

0 Comments