Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pola Pendidikan Akhlak Siswa Di MTs


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pola Pendidikan Akhlak Siswa Di MTs

Akhlak merupakan dasar yang sangat penting dalam ajaran Islam karena akhlak bertujuan untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang sangat mulia dan sempurna serta membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya. Akhlak dalam Islam tidak hanya membimbing umat manusia untuk menjalankan hubungan dengan sesama manusia semata, melainkan juga jauh lebih utama lagi hubungan dengan sang khalik yang maha agung, dan tidak bisa diabaikan pula dengan makhluk-makhluk/alam sekitarnya.  
Islam mempunyai konsep tersendiri tentang pembinaan akhlak mulia. Salah satu konsep pembinaan akhlakul karimah adalah proses pembinaan siswa di sekolah. Zakiah Daradjat mengatakan “Pendidikan yang diterima siswa dari gurunya di sekolah, baik dalam pergaulan, cara berbicara, bertindak, bersikap dan sebagainya menjadi teladan atau sangat pedoman yang akan ditiru oleh siswanya”.[1] Karena itu, peran guru di sekolah sangat strategis dalam membentuk akhlak siswa ke arah yang lebih baik. Artinya, peran guru dalam pembinaan akhlak siswa di sekolah tidak bisa diabaikan begitu saja.
Dalam sebuah Hadits, Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa tujuan diutus beliau adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia:
عن ابى هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  انما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق (رواه البيهق)    [2]

Maksudnya: Dari Abu Hurairah r.a. Berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Saya hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (H.R. Baihaqi).
Untuk membentuk akhlak mulia tentu saja harus melalui bimbingan dan pendidikan yang diberikan orang lain, sebagaimana Nabi Muhammad SAW dalam mendidik dan membimbing umatnya.[3] Karena itu, pembinaan akhlak pada sebuah lembaga pendidikan merupakan tanggung jawab guru. Dengan demikian guru agama berperan aktif dalam membentuk sikap dan akhlak siswa. Besarnya peran guru agama untuk mendidik, membimbing dan mengarahkan sikap siswa sesuai dengan normal yang berlaku. Agama dapat menanamkan pendidikan akhlak yang dapat membentuk perilaku siswa sesuai dengan norma yang berlaku.
Besarnya peranan guru agama dalam pembelajaran secara keseluruhan menuntut guru agama memiliki akhlak yang baik, sebab tanpa akhlak yang baik guru agama tidak dapat menanamkan pendidikan akhlak yang dapat membentuk perilaku anak didik sesuai norma yang berlaku.
Dewasa ini  menunjukkan bahwa perilaku siswa MTsN Bireuen pada umumnya belum mencapai akhlak yang diharapkan sesuai dengan ajaran Islam, hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa seperti: kurangnya sopan santun dalam berbicara dengan sesama siswa dan guru, sering ribut ketika jam pelajaran, suka mengganggu teman dan sebagainya. Padahal, di sekolah mereka sudah dibekali dengan bimbingan dan pendidikan yang diajarkan oleh guru. Penulis menduga bahwa merosotnya nilai akhlak di kalangan siswa saat ini dipengaruhi oleh kurangnya peran guru dalam pembinaan akhlak ke arah yang mulia kepada siswanya.
Karena itu, penulis sangat tertarik untuk mengkaji persoalan ini secara lebih mendalam sehingga akan ditemukan titik permasalahannya. Adapun judulnya yaitu: “POLA PENDIDIKAN AKHLAK SISWA DI MTSN BIREUEN”.
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian itu dapat dirumuskan, sebagai berikut:
  1. Bagaimana metode guru agama dalam pendidikan akhlak siswa pada MTsN Bireuen?
  2. Apakah ada kendala-kendala bagi guru agama dalam pendidikan akhlak siswa di MTsN Bireuen?
  3. Upaya apa yang akan dilakukan oleh guru terhadap pendidikan akhlakul siswa MTsN Bireuen ?

C.    Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:
  1. Untuk mengetahui bagaimana metode guru agama dalam pendidikan akhlak siswa pada MTsN Bireuen.
  2. Untuk mengetahui apakah ada kendala-kendala bagi guru agama dalam pendidikan akhlak siswa di MTsN Bireuen.
  3. Untuk mengetahui upaya apa yang akan dilakukan oleh guru terhadap pendidikan akhlakul siswa MTsN Bireuen.
D.    Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pola pendidikan akhlak siswa di MTsN Bireuen. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
              Secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan pola pendidikan akhlak siswa di MTsN Bireuen ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
E.    Penjelasan Istilah
Agar terhindar dari kekeliruan pembaca dalam memahami judul skripsi ini, penulis menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul. Istilah-istilah yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1.     Pola
Dalam kamu besar bahasa Indonesia pola diartikan sebagai gambaran yang dipakai untuk contoh, corak, model dan sistem cara kerja.[4] pola adalah titik pijak seorang desainer dalam menciptakan model yang akan dibuat.
Pola yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah model atau cara yang diterapkan guru dalam pendidikan akhlak siswa di MTsN Bireuen.

2.     Pendidikan
Pendidikan anak adalah usaha orang tua dalam membina, membimbing dan melatih anaknya, agar ia menjadi orang yang berguna dalam masyarakat. Ahmad D. Marimba mengatakan: “Pendidikan dapat diartikan dengan bimbingan atau pimpinan secara sadar terhadap perkembangan jasmani dan rohani sitedidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.[5]
Adapun menurut penulis, pendidikan adalah bimbingan yang diberikan orang berilmu untuk orang yang belum memiliki ilmu.
3.     Akhlak
Akhlak merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, sesama manusia, bahkan hubungan antara manusia dengan lingkungannya.[6] 
Akhlak yang dimaksudkan dalam skripsi ini adalah sikap dan perilaku siswa di MTsN Bireuen.

F.     Sistematika Penulisan
            Adapun sistematika dalam penulisan dalam proposal skripsi  ini adalah sebagai berikut :
            Pada bab satu terdapat pendahuluan meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah, dan sistematika penulisan.

































DAFTAR KEPUSTAKAAN


Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama,Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

Imam Baihaqi,  Sunan Qubra, Juz 10, Bairut: Darul Fikri, tt.

Zuhairani, Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pusaka Setia, 1997.

Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. X, Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

Ahmad D. marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung, Al-Ma’arif, 1990.

Harun Nasution, dkk., Ensiklopedi Islam Indonesi, Jakarta: Djambatan, 1972






















[1] Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hal 58
[2]Imam Baihaqi,  Sunan Qubra, Juz 10 (Bairut: Darul Fikri, tt), hal. 192.
[3] Zuhairani, Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pusaka Setia, 1997), hal. 152
[4]Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. X, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hal. 778.
[5] Ahmad D. marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung, Al-Ma’arif, 1990), hal 671.
[6] Harun Nasution, dkk., Ensiklopedi Islam Indonesi, (Jakarta: Djambatan, 1972), hal. 98