1.
Implementasi Metode Quantum Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab di MTsS
Juli
Pembelajaran merupakan sebuah falsafah
dan metodologi pembelajaran yang umum yang dapat diterapkan baik di dalam
lingkungan bisnis, lingkungan rumah, lingkungan perusahanan, maupun di dalam
lingkungan sekolah (pengajaran). Secara konseptual, falsafah dan metodologi
pembelajaran membawa angin segar bagi dunia pembelajaran di Indonesia sebab
karakteristik, prinsip-prinsip, dan pandangan-pandangannya jauh lebih
menyegarkan daripada falsafah dan metodologi pembelajaran yang sudah ada (yang
dominan watak behavioristis dan rasionalisme Cartesiannya). Meskipun
demikian, secara nyata, keterandalan dan kebaikan falsafah dan metodologi
pembelajaran ini masih perlu diuji dan dikaji lebih lanjut. Lebih-lebih
kemungkinan penerapannya dalam lingkungan Indonesia baik lingkungan rumah,
lingkungan perusahaan, lingkungan bisnis maupun lingkungan kelas/sekolah.
Khusus penerapannya di lingkungan kelas menuntut perubahan pola berpikir para
pelaksana pengajaran, budaya pengajaran dan pendidikan, dan struktur organisasi
sekolah dan struktur pembelajaran. Jika perubahan-perubahan tersebut dapat
dilakukan niscaya pembelajaran dapat dilaksanakan dengan hasil yang optimal.
Secara konseptual, falsafah dan metodologi pembelajaran membawa angin segar
bagi dunia pembelajaran di Indonesia sebab karakteristik, prinsip-prinsip, dan
pandangan-pandangannya jauh lebih menyegarkan daripada falsafah dan metodologi
pembelajaran yang sudah ada (yang dominan watak behavioristis dan
rasionalisme Cartesiannya).
Meskipun demikian, secara nyata,
kebaikan falsafah dan metodologi pembelajaran ini masih perlu diuji dan dikaji
lebih lanjut. Lebih-lebih kemungkinan penerapannya dalam lingkungan Indonesia
baik lingkungan rumah, lingkungan perusahaan, lingkungan bisnis maupun
lingkungan kelas/sekolah. Khusus penerapannya di lingkungan kelas menuntut
perubahan pola berpikir para pelaksana pengajaran, budaya pengajaran dan
pendidikan, dan struktur organisasi sekolah dan struktur pembelajaran. Jika
perubahan-perubahan tersebut dapat dilakukan niscaya pembelajaran quantum dapat
dilaksanakan dengan hasil yang optimal.
Salah satu metode pengajaran yang
diterapkan di MTs Swasta Juli Kabupaten Bireuen adalah metode quantum
learning, terutama pada pelajaran Bahasa Arab, karena menganggap metode ini
berhasil untuk diterapkan untuk memotivasi belajar siswa. Hal ini sebagaimana
yang disebutkan oleh Kepala MTs Swasta Juli Kabupaten Bireuen, dalam
wawancaranya, menyebutkan bahwa “penggunaan metode quantum learning pada
pelajaran Bahasa Arab dianggap berhasil dalam memotivasi belajar siswa.”[1]
Dengan penggunaan metode ini, siswa
tidak mudah bosan dalam belajar, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh guru
Pendidikan Agama Islam, bahwa “Dengan penerapan metode game dapat
mencegah siswa dari kebosanan dalam belajar."[2] Dengan menggunakan metode Quantum Learning memungkinkan pengajar
untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif, rileks, aman (mendukung), penjelajahan
(Exploratory), dan menggembirakan. Penggunaan fisik dalam aktivitas Quantum
Learning juga sangat bermanfaat seperti adanya gerakan-gerakan yang
dilakukan siswa dalam belajar sehingga siswa tidak merasa bosan, terobosan
dalam belajar, perubahan keadaan belajar, menggunakan permainan-permainan untuk
menghidupkan suasana belajar, adanya estafet dalam belajar (hands-on),
serta partisipasi dari para siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan Quantum
Learning mengharuskan suasana belajar yang nyaman, cukup penerangan, baik
secara visual sehingga dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar, serta
diiringi dengan alunan musik yang membuat siswa semakin rileks dan nyaman saat
belajar.
Pembelajaran bahasa arab di MTsS Juli Kabupaten
Bireuen
tentunya menggunakan metode tersendiri yang sesuai dengan materi dan
perkembangan anak didik. Berdasarkan wawancara dengan guru pengasuh bahasa arab
dikatakan bahwa pengajaran bahasa arab menggunakan berbagai macam metode
disesuaikan dengan materi, kondisi, waktu, tujuan, dan lainnya. Diantara metode
yang digunakan adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,
metode karyawisata, metode demonstrasi, metode penggabungan.[3]
Hal
ini sesuai dengan tanggapan yang diberikan oleh siswa MTsS Juli Kabupaten
Bireuen yang
tentunya mempunyai tanggapan tersendiri terhadap metode yang diterapkan guru
dalam pembelajaran bahasa arab. Dimana metode yang dipakai oleh guru adalah
seperti di atas, dan metode paling efektif bagi mereka adalah pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi.[4]
Selanjutnya
untuk tanggapan siswa apakah metode yang digunakan guru selama ini baik atau
belum dalam pembelajaran bahasa arab dapat diketahui melalui penuturan Surayya
dkk yang mengatakan bahwa metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa
arab sudah sangat baik bagi mereka dan mereka bisa memahami setiap pembelajaran
dengan metode yang digunakan oleh guru tersebut.[5]
Keberhasilan
proses belajar mengajar di sebuah Madrasah sangat tergantung dengan metode yang
diterapkan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan di Madrasah
harus menjurus kepada peningkatan kualitas siswa, sehingga nantinya siswa
tersebut mampu menerapkan ilmu yang mereka peroleh di dalam masyarakat.
Berdasarkan observasi
penulis di MTs Swasta Juli Kabupaten Bireuen bahwa implementasi metode Quantum Learning di MTs Swasta Juli Kabupaten Bireuen belum berjalan sebagaimana yang
diharapkan, karena guru Bahasa Arab masih menggunakan pola pembelajaran lama
dalam proses pembelajaran Bahasa Arab. Disamping itu pula implementasi metode Quantum Learning dalam pembelajaran Bahasa Arab di MTs Swasta Juli Kabupaten Bireuen belum
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga implementasi metode Quantum Leraning dalam pembelajaran Bahasa Arab berjalan ditempat dan belum dapat dijalankan
dengan maksimal[6].
Menurut pengakuan Bapak
Fazel Yahya salah seorang guru Bahasa Arab MTs Swasta Juli Kabupaten Bireuen bahwa implementasi metode Quantum Learning dalam pembelajaran Bahasa Arab yang sesungguhnya tidak dapat
diimplementasikan dikarenakan konsep tersebut terbentuk melalui kegiatan
mencoba dan menemukan. Karena belajar berkonotasi pada aktivitas siswa,
sedangkan aktivitas individu dapat dipengaruhi oleh kondisi emosional, maka
sepantasnya suasana pembelajaran yang kondusif dalam keadaan nyaman dan
menyenangkan, inilah tugas seorang guru sebagai pendidik. Dengan suasana yang
kondusif maka muncullah motivasi dan kreativitas, kondisi inilah cikal bakal
aktivitas belajar dengan indikator tersebut di atas[7].
Menurut Bapak Fazel Yahya salah seorang guru Bahasa Arab di sekolah tersebut,
seorang guru (subjek) haruslah menjalin komunikasi dan keakraban dengan baik
terhadap siswa (objek) karena sangat
mempengaruhi daya minat belajar dan ingin
tahu anak terhadap materi yang kita berikan. Kalaulah hubungan tersebut tidak
di jaga, siswa akan merasa jenuh terhadap kita (sang guru). Jadi dengan tegas,
guru yang berlatar belakang pendidikannya di IAIN Ar-Raniry itu menegaskan
bahwasanya kita seorang guru haruslah ulet dan bijaksana dalam mengelola anak
didik, karena yang kita didik ini manusia, dimana manusia mempunyai beragam
watak dan sifat, yang harus mampu kita (guru) menguasainya. Hal ini beliau
terapkan pada mata pelajaran yang beliau pegang yakni Pendidikan Agama, dan
beliau berharap hal ini tidak hanya berlaku di pelajaran beliau saja, akan tetapi semua guru mau menerapkan sistem yang demikian
pada pelajaran-pelajaran lain. Karena cara ini dipandang sangat efektif dalam upaya pendekan yang di lakukan
guru terhadap anak didik, dalam rangka menarik minat peserta didik untuk lebih giat belajar[8].
Berdasarkan wawancara
penulis dengan Bapak Fazel Yahya bahwa implementasi metode Quantum Learning dalam pembelajaran Bahasa Arab di
MTsS Juli Kabupaten Bireuen belum dapat terimplementasi sepenuhnya, hal ini
dikarenakan kurangnya sarana pendukung dalam proses pembelajaran disekolah.
Disamping daripada itu proses pembelajaran Bahasa Arab di MTsS Juli
Kabupaten Bireuen masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab[9].
Meningkat atau
tidaknya prestasi siswa tidak terlepas dari peran guru. Guru mempunyai tugas
untuk membimbing dan melatih siswa agar mempunyai prestasi yang baik ataupun
tinggi. Dalam membimbing siswa di MTsS Juli Kabupaten
Bireuen terlebih dahulu menegakkan kedisiplinan baik itu pada
pihak guru maupun siswa, sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana
dengan efektif dan efesien.[10]
Dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa, guru juga berperan untuk memberikan
dorongan-dorongan yang intinya mengajak siswanya supaya mereka belajar dengan
baik dan mengamalkan apa yang telah mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus
mampu membangkitkan minat belajar siswa sehingga mereka menyukai dan menyenangi
pelajaran agama,mengadakan evaluasi setiap habis
satu pokok bahasan,memberikan tingkatan/penghargaan
kepada siswa yang
memperoleh prestasi tinggi
agar ditingkatkan lagi belajarnya.[11]
Fauzul dan
Jufrizal siswa kelas IX MTsS Juli Kabupaten Bireuen menyimpulkan bahwa
penerapan metode Quantum Learning efektif terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa bila dibandingkan dengan metode ceramah. Kedua siswi ini juga
menyimpulkan, sebagian besar siswa di MTsS Juli Kabupaten Bireuen menanggapi
metode Quantum Learning sebagai salah satu bentuk pencapaian kualitas
belajar yang potensial, karena mampu menciptakan belajar menjadi nyaman dan
menyenangkan.[12]
Quantum
Learning, dalam pandangan Bapak Fazel Yahya adalah seperangkat metode dan falsafah
belajar untuk semua umur. Ini mencakup aspek‑aspek penting dalam program Neuralinguistik
(NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi.
Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan
untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Quantum Learning,
dapat pula didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Semua kehidupan adalah energi. Quantum Learning adalah gabungan yang
sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan
eksternal[13].
[2]Hasil Wawancara dengan Ibu Elia guru Bahasa Arab pada MTsS Juli Kabupaten Bireuen Tanggal 16 Juli 2011.
[3]Hasil Wawancara dengan Ibu Elia guru Bahasa Arab pada MTsS Juli Kabupaten Bireuen Tanggal 16 Juli 2011.
[4]Hasil
wawancara dengan Mursalin, dkk Siswa Kelas VII MTsS Juli Kabupaten Bireuen pada tanggal 16 Juli 2011.
[5]Hasil
wawancara dengan Surayya, dkk Siswa Kelas VII MTsS Juli Kabupaten Bireuen pada tanggal 16 Juli 2011.
[7] Hasil Wawancara dengan Bapak Fazel Yahya guru Bahasa Arab pada MTsS Juli Kabupaten
Bireuen Tanggal 15 Juli 2011.
[8] Hasil Wawancara dengan Bapak Fazel Yahya guru Bahasa Arab pada MTsS Juli Kabupaten
Bireuen Tanggal 15 Juli 2011.
[9] Hasil Wawancara dengan Ibu Elia guru Bahasa Arab pada MTsS Juli Kabupaten Bireuen Tanggal 16 Juli 2011.
[10]Hasil wawancara penulis dengan Bapak M. Fadhil Kepala MTsS Juli Kabupaten Bireuen Tanggal 16 Juli 2011.
[11]Hasil Wawancara dengan Bapak Fazel Yahya guru Bahasa Arab pada MTsS Juli Kabupaten
Bireuen Tanggal 16 Juli 2011.
[13] Hasil Wawancara dengan Bapak Fazel Yahya guru Bahasa Arab pada MTsS Juli Kabupaten Bireuen Tanggal 16 Juli 2011.
0 Comments
Post a Comment