1. Kendala-kendala
dalam mendidik di SD Negeri 4 Muara Batu
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran
yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil
pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang
melembaga dan independen, sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara
ojektif dan teratur. Uji banding antara mutu pendidikan suatu daerah dengan
daerah lain belum dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga
hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi unutk penyempurnaan proses dan
hasil pendidikan.
Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat
dengan beban menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik.
Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas siswa unutk
belajar secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak
mampu membawa guru dan dosen untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan
belajar menjadi lebih inovatif.
Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadi
sekolah cenderung kurang fleksibel, dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan
waktu dan masyarakat. Pada pendidikan tinggi, pelaksanaan kurikulum ditetapkan
pada penentuan cakupan materi yang ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu
dilaksanakan perubahan kearah kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih
peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh
rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi
belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang
lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki
masalah yang sangat mendasar.
Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama
antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan
kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat dilihat jika suatu
lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau industri,
maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam
bidang akademik seperti tekonologi
industri.
Guru sebagai salah satu komponen dalam
kegiatan belajar mengajar, memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan,
karena fungsi adalah merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran. Di samping itu, kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar
juga sangat strategis dan menentukan. Strategis karena guru yang akan
menentukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran, bersifat menentukan karena
guru yang memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada
peserta didik. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru ialah
kinerja di dalam merencanakan atau merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
proses belajar mengajar. Untuk menjadi guru agama yang ideal haruslah memiliki
beberapa kemampuan dan juga harus memiliki syarat-syarat tertentu. Guru agama
yang ideal adalah yang dapat menunaikan dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai
guru dan sebagai dokter jiwa yang dapat membekali anak dengan pengetahuan agama
serta dapat membina kepribadian anak menjadi seorang muslim yang dikehendaki
oleh ajaran agama.
Dalam mendidik pasti guru mengaami hambatan-hambatan yang di
hadapinya. Apakah hambatan itu terdapat pada diri murid maupun lingkungan sekitar. Hal ini
juga dapat dilihat dari hasil wawancara penulis sebagai berikut: Seperti kita
ketahui, yang namanya anak-anak pasti banyak faktor-faktor yang mempengaruhi mereka.
Dan pasti hambatan-hambatan tetap ada. maka selaku guru harus bisa mengatasi segala
permasalahan yang terjadi pada diri anak tersebut, jadi selaku guru meskipun banyak hambatan-hambatan
yang dilalui maka mereka harus tetap bersabar dan terus berusaha dan berupaya
demi kesuksesan anak mereka.[16]
Adapun kendala-kendala yang mereka
hadapi antara lain kurangnya kepedulian orang tua dirumah, sehingga pada saat
guru membina mereka, sangat susah mereka terima, karena kebiasaan mereka
dirumah berbeda sekali dengan apa yang ia dapatkan disekolah[17]
Berdasarkan hasil wawancara penulis
dengan Ibu Rosmanidar, S.Pd bahwa upaya dalam mendidik siswa dalam naungan
Islam sering mengalami kendala. Perlu disadari disini, betapa pun beratnya
kendala ini, hendaknya guru bersabar dan menjadikan kendala-kendala tersebut
sebagai tantangan dan ujian. Dalam mendidik siswa disekolah setidaknya ada dua
macam tantangan[18],
yang sifat internal dan yang satu lagi bersifat eksternal. Kedua tantangan ini
sangat mempengaruhi perkembangan siswa dalam belajar. Sumber tantangan internal
yang utama adalah orangtua itu sendiri. Ketidakcakapan orangtua dalam mendidik
anak atau ketidak harmonisan rumah tangga. Sunatullah telah menggariskan, bahwa
pengembangan kepribadian anak haruslah berimbang antara fikriyah (pikiran),
ruhiyah (ruh), dan jasadiyahnya (jasad). Tantangan eksternal pun
juga sangat berpengaruh dan lebih luas lagi cakupannya. Tantangan pertama
bersumber dari lingkungan rumah. Informasi yang yang didapat melalui interaksi
dengan teman bermain dan kawan sebayanya sedikit banyak akan terekam.
Lingkungan yang tidak islami dapat melunturkan nilai-nilai islami yang telah ditanamkan
di rumah.
Disamping itu peranan media massa
sangat pula berpengaruh. Informasi yang disebarluaskan media massa baik cetak
maupun elektronik memiliki daya tarik yang sangat kuat. Jika orang tua tidak
mengarahkan dan mengawasi dengan baik, maka si anak akan menyerap semua
informasi yang ia dapat, tidak hanya yang baik bahkan yang merusak akhlak.
Adapun solusi pemecahannya adalah sebagai berikut:
1.
Hendaknya guru harus menjadi teladan bagi siswa disekolah
2.
Hendaknya orang tua harus membantu menanamkan sifat fathanah bagi siswa
3.
Hendaknya tujuan, tingkah laku dan pola pikir guru tersebut
bersifat rabbani
4.
Hendaknya guru bersifat
jujur menyampaikan apa yang diajarkannya
5.
Hendaknya guru senantiasa
membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan kesediaan untuk membiasakan
mengajarkannya
6.
Hendaknya guru mampu
menggunakan berbagai metode mengajar secara bervariasi dan menguasainya dengan
baik serta mampu memiliki metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran
serta situasi belajar-mengajarnya
7.
Hendaknya guru mampu
mengelola siswa, tegas dalam bertindak serta meletakkan berbagai perkara secara
profesional
8.
Hendaknya guru mempelajari
kehidupan psikis para pelajar selaras dengan masa perkembangannya ketika ia
mengajar mereka sehingga guru dapat memperlakukan anak didiknya sesuai dengan
kemampuan akal dan kesiapan psikis mereka
9.
Hendaknya guru tanggap
terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwa dan
pola berpikir angkatan muda
10. Hendaknya guru bersifat adil di antara para pelajarnya, artinya guru
tidak cenderung kepada salah satu golongan di antara mereka serta tidak
mengistimewakan seseorang di antara lainnya.[19]
[16] Wawancara Penulis dengan Ibu Rosmanidar, S.Pd.
Wakil Kepala SD Negeri 4 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara Tanggal 03 September
2013.
[17] Wawancara Penulis dengan Ibu Juliana, A.Ma Guru PAI SD Negeri 4 Muara Batu
Kabupaten Aceh Utara Tanggal 03 September 2013.
[18] Wawancara Penulis dengan Ibu Rosmanidar, S.Pd.
Wakil Kepala SD Negeri 4 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara Tanggal 03 September
2013.
[19] Wawancara Penulis dengan Bapak Syukriah, A.Ma guru SD Negeri 4 Muara Batu
Kabupaten Aceh Utara Tanggal 03 September 2013.
0 Comments
Post a Comment