Komponen Ketrampilan Pengelolaan Kelas
Komponen Ketrampilan Pengelolaan Kelas
Bentuk keterampilan pengelolaan kelas pada umumnya dibagi
menjadi dua bagian
yaitu
keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal (bersifat preventif), dan
keterampilan yang
berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.[1]
a.
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif).
Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam
mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran. Aktivitas- aktivitas
yang berkaitan dengan keterampilan ini adalah sebagai berikut:
1) Sikap tanggap
Komponen
ini ditunjukkan oleh tingkah laku guru, bahwa guru
hadir
bersama anak didik. Guru tahu kegiatan anak didik, apakah memperhatikan pelajaran atau tidak, dan
tahu
apa yang mereka kerjakan. Sehingga dengan demikian guru dapat menegurnya walaupun sedang menulis
di papan tulis. Sikap tanggap ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
2)
Memandang secara seksama
Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan anak didik dalam kontak pandang serta interaksi antar pribadi. Hal ini
ditampakkan dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa persahabatan.
3)
Gerak mendekati
Gerak guru dalam posisi mendekati anak didik
baik
dalam kelompok kecil atau individu menandakan
kesiagaan,
minat dan perhatian guru
terhadap tugas serta aktivitas anak didik. Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara
wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan dan hukuman.
4) Memberi pernyataan
Pernyataan guru
terhadap sesuatu yang
dikemukakan oleh anak didik sangat diperlukan, baik berupa tanggapan, komentar
ataupun yang
lain. Akan tetapi perlu dihindari hal-hal yang menunjukkan dominasi guru, misalnya dengan
komentar atau pernyataan yang mengandung ancaman.
5) Memberi reaksi terhadap gangguan dan kekacauan
Kondisi kelas tidak selamanya tenang, terkadang teradapat
gangguan. Hal ini perlu diwaspadai oleh guru. Teguran merupakan salah satu tindakan guru untuk mengembalikan kondisi
kelas agar kembali kondusif. Teguran ini
merupakan tanda bahwa guru ada bersama anak didik dan anak didik sadar akan keberadaan guru.
6) Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian
dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Visual
Guru
dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pertama, sehingga dapat melirik kegiatan kedua tanpa
kehilangan perhatian pada kegiatan
pertama. Kontak pandangan ini
dapat dilakukan terhadap
kelompok anak didik atau individu anak didik di kelas.
b)
Verbal
Guru memberi komentar, penjelasan, pertanyaan
dan sebagainya terhadap aktivitas anak didik pertama, sementara ia memimpin
dan terlibat
supervisi
pada aktivitas anak didik yang lain.
c) Gabungan visual dan verbal
Adalah guru mengubah pandangannya serta memberikan komentar terhadap aktivitas anak didik,
sementara guru tetap mengendalikan kondisi belajar agar tetap kondusif.
7) Pemusatan perhatian kelompok
Guru mengambil
inisiatif dan mempertahankan
perhatian
anak didik dan
memberi tahu (dapat dengan tanda-tanda), bahwa ia bekerja
sama
dengan kelompok atau sub
kelompok yang terdiri dari
tiga sampai empat
orang dan menunutut tanggung jawab siswa. Beberapa hal yang dilakukan agar dapat mempertahankan perhatiannya, adalah sebagai berikut:
a) Memberi tanda
Dalam memulai proses interaksi edukatif, guru memusatkan perhatian kelompok pada suatu
tugas
dengan
memberi beberapa tanda,
misalnya membuat situasi tenang
sebelum memperkenalkan suatu objek atau topik
dalam
suatu materi.
b)
Pertanggungjawaban
Guru meminta pertanggung jawaban anak didik atas kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu kegiatan kelas baik dalam
kegiatan individu maupun kegiatan kelompok, misalnya meminta kepada anak didik untuk melaporkan hasil kegiatan belajar di kelas.
c) Pengarahan dan petunjuk yang jelas
Guru harus sering kali
memberi pengarahan dan petunjuk
yang jelas
dan singkat dalam memberikan
pelajaran kepada anak didik. Pengarahan dan petunjuk dapat dilakukan kepada seluruh anggota kelas dengan bahasa dan tujuan yang jelas.
d)
Penghentian
Gangguan di dalam kelas tidak selamanya dapat dihindari. Seorang guru
dapat menghentikan gangguan tersebut
dengan cara membuat
persetujuan
mengenai prosedur
dan aturan yang merupakan
bagian dari pelaksanaan rutin
dalam proses interaksi edukatif.
e) Penguatan
Penggunaan penguatan untuk
mengubah tingkah laku merupakan strategi remedial untuk mengatasi anak didik yang terus mengganggu dalam proses belajar mengajar di
kelas atau yang tidak mengerjakan tugas-tugas kelas.
f) Kelancaran (smoothness)
Kelancaran atau kemajuan anak didik dalam proses belajar adalah indikator bahwa anak didik dapat memusatkan
perhatiannya pada pelajaran yang diberikan di kelas. Hal ini perlu didukung oleh guru agar
supaya anak didik tetap dalam kondisi tenang dalam menerima pelajaran. Beberapa hal
kesalahan
yang
harus dihindari guru
agar supaya konsentrasi anak didik tidak terganggu antara lain sebagai
berikut:
1) Campur tangan berlebihan
2) Kelenyapan
3) Penyimpangan
4) Berhenti dan memulai kegiatan yang tidak tepat
b. Keterampilan
yang
berhubungan dengan
pengembangan kondisi
belajar yang optimal.
Keterampilan ini
berkaitan dengan
tanggapan guru terhadap gangguan anak
didik yang berkelanjutan dengan
maksud
agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Beberapa strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku anak didik
yang
menimbulkan gangguan, antara lain:
1) Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku anak didik yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi
tingkah laku tersebut
dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara:
2). Memperlancar tugas-tugas, artinya mengusahakan terjadinya kerjasama yang
baik dalam pelaksanaan tugas.
3). Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, artinya memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.
4). Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat menggunakan berbagai macam cara untuk
mengendalikan tingkah laku keliru yang
muncul, dengan cara mengetahui sebab-sebab dasar yang
mengakibatkan ketidak
patuhan tingkah laku tersebut.[2]
[1] Hasibuan
dan Moedjiono,
Proses Belajar Mengajar, Cet.
15, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 83.