Langkah-langkah Mendidik dengan Sifat Ihsan Siswa
1. Langkah-langkah
Mendidik dengan Sifat Ihsan di SD Negeri 4 Muara Batu
Anak
ibarat kertas putih, yang bisa ditulis dengan tulisan apa saja. Peran orangtua
sangatlah vital. Karena melalui orangtualah, anak akan menjadi manusia yang
baik atau tidak.Rasulullah Saw, sebagai teladan paripurna, telah memberikan
tuntunan bagaimana mendidik dan mempersiapkan anak. Dan hal yang paling penting
adalah keteladanan dalam melakukan hal-hal yang utama. Inilah yang harus
dilakukan orangtua. Bukan hanya memerintah dan menyalahkan, tapi yang lebih
penting adalah memberikan contoh konkret. Secara simultan hal itu juga harus
ditopang oleh lingkungan, pergaulan, dan masyarakat.
Pendidikan
Islam benar-benar telah memfokuskan perhatian pada pengkaderan individu dan
pembentukan kepribadian secara Islami. Semua itu dilakukan dengan bantuan
lembaga-lembaga pendidikan Islam di dalam masyarakat tempat ia tinggal. Dan
lembaga pendidikan Islam paling dini adalah orangtua dan keluarga, yang
berperan sebagai madrasah pertama dalam kehidupan individu. Selain itu juga
masjid, sebagai lembaga agama yang berperan mendidik individu dalam
meningkatkan kualitas iman kepada Allah Swt dan menumbuhkan perilaku baik di
dalam dirinya. Juga sekolah, sebagai lembaga pendidikan yang berperan membekali
individu dengan keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki dalam kehidupan
ini.
Seorang
anak menjalankan seluruh kehidupannya di dalam lingkungan keluarga, maka
keluarga sangat bertanggung jawab dalam mengajari anak tentang berbagai macam
perilaku Islami. Keluarga juga bertanggung jawab untuk membekali anak dengan
nilai-nilai pendidikan sosial yang baik. Yang harus diperhatikan dan sangat
penting dalam kehidupan anak yaitu pendidikan aqidah, lalu pendidikan rukun
iman, pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlaq. Sangat penting diajarkan kepada
anak bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempunyai akhlaq yang mulia.
Dan itu juga ditopang dengan contoh yang mereka temukan di dalam keluarga dan
lingkungan.
Setiap
anak muslim hendaknya diajari untuk selalu berakhlaq baik, seperti sikap ihsan,
amanah, ikhlas, sabar, jujur, tawadhu, malu, saling menasihati, adil, membangun
silaturahim, menepati janji, mendahulukan kepentingan orang lain, suci diri,
dan pemaaf. Akhlaq yang baik merupakan fondasi dasar dalam ajaran Islam. Dan
akhlaq yang baik diperoleh dengan berjuang untuk menyucikan jiwa,
mengarahkannya untuk berbuat , dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan
maksiat. Oleh karena itu perbuatan ibadah tidak lain merupakan sarana untuk
mencapai akhlaq yang baik. Dalam hal ini Rasulullah Saw adalah contoh yang
paling baik, teladan yang paripurna, dunia akhirat.
Untuk
tercapainya tujuan pendidikan, maka guru memegang peranan penting. Oleh sebab
itu guru di sekolah tidak hanya sekedar mentransferkan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi lebih dari itu terutama dalam membina
sikap dan ketrampilan mereka. Untuk membina sikap murid di sekolah, dari sekian
banyak guru bidang studi, guru bidang studi agamalah yang sangat menentukan,
sebab pendidikan agama sangat menentukan dalam hal pembinaan sikap siswa karena
bidang studi agama banyak membahas tentang pembinaan sikap, yaitu mengenai
aqidah dan akhlakul karimah.
Tugas
guru tidak terbatas pada memberikan informasi kepada murid namun tugas guru
lebih konprehensif dari itu. Selain mengajar dan membekali murid dengan
pengetahuan, guru juga harus menyiapkan mereka agar mandiri dan memberdayakan
bakat murid di berbagai bidang, mendisiplinkan moral mereka, membimbing hasrat
dan menanamkan kebajikan dalam jiwa mereka. Guru harus menunjukkan semangat
persaudaraan kepada murid serta membimbing mereka pada jalan kebenaran agar
mereka tidak melakukan perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama.
Wujud
pendidik umat yang mampu membangun generasi islami dengan ciri yang melekat
padanya berupa pola pikir dan pola jiwa yang islami sebagaimana dicontohkan
oleh Rasulullah bisa ditinjau dari sifat seorang pendidik serta strategi
pendidikan yang dimiliki pendidik. Jika kedua hal ini dipahami dengan benar dan
diimplementasikan dengan istiqomah, niscaya generasi islami akan terwujud.
Sifat Rasulullah memang yang paling khas adalah Shiddiq, Fathanah,
Tabligh, dan Amanah. Usaha adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk
tercapainya suatu tujuan. Begitu juga halnya dalam mendidik murid. Jadi setiap guru
harus berupaya semaksimal mungkin untuk tercapai tujuannya yaitu dalam mendidik
muridnya.
Menurut pengamatan penulis, guru SD
Negeri 4 Muara Batu telah melakukan berbagai usaha dalam membina sifat ihsan kepada
anak didiknya[1]. Hal ini juga
dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan Ibu Fitrianti, A.Ma sebagai berikut: “ Pembinaan sifat ihsan yang dilakukan guru
Alhamdulillah sudah cukup baik walaupun tidak seluruh sempurna. Pembinaan Agama yang dilakukan guru berupa penanaman ketauhidan seperti mengajarkan rukun
Iman yang 6 (enam), mengajarkan rukun Islam yang 5 (lima), dan juga mengajarkan
cara shalat, membaca Alquran, dan lain sebagainya”[2]
Berdasarkan
hasil wawancara penulis dengan guru agama pada SD Negeri 4 Muara batu, dalam
rangka pembinaan sifat ihsan kepada anak didik, mereka sudah berusaha semaksimal
mungkin dengan mengarahkan segala kemampuan baik secara sprituil maupun materil[3].
Sebagai pendidik,
guru memberi tahu kepada siswa tentang akhlaq yang buruk. Diharapkan dengan
pengetahuan itu anak bisa terhindar dari hal tersebut. Akhlaq buruk tersebut
seperti ghibah, namimah, riya’, hasud, ucapan keji, sombong, pemalas,
marah, kikir, bohong dan tamak. Mereka yang berakhlaq baik biasanya hatinya
akan dicondongkan kepada ajaran agama. Mudah bagi mereka menerima nasihat, dan
selalu melakukan evaluasi diri. Anak-anak yang tumbuh di tengah keluarga yang
istiqamah mengerjakan perintah Allah Swt dan menghindari larangan-Nya, sehingga
insya Allah akan selalu dituntunNya dalam pendidikan dan kasih sayangNya. Itulah
sebagian contoh teladan Rasulullah dalam mendidik anak.[4]
[1] Hasil Observasi Penulis di SD Negeri 4 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara
Tanggal 03 September 2013.
[2] Wawancara Penulis dengan Ibu Fitrianti, A.Ma Guru PAI pada SD Negeri 4
Muara Batu Kabupaten Aceh Utara Tanggal 03 September 2013.
[3] Wawancara Penulis dengan Bapak Saifuddin, A.Ma Guru SD Negeri 4 Muara Batu
Kabupaten Aceh Utara Tanggal 03 September 2013.
[4] Wawancara Penulis dengan Ibu Fitrianti, A.Ma
Guru PAI pada SD Negeri 4 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara Tanggal 03 September
2013.